MARAWATALK - Pembangunan stone crusher di Nagari Muaro Kiawai Hilir, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar, mulai mendapatkan sikap penolakan dari sejumlah warga.
Penelusuran wartawan, sikap tersebut muncul lantaran kekhawatiran rusaknya jembatan yang membentang di atas Sungai Muara Kiawai dekat lokasi pendirian instalasi pemecah batu itu.
Sebagaimana diungkapkan salah seorang tokoh masyarakat setempat, Nopit, menilai jembatan itu hanya memiliki kapasitas beban maksimum 10 ton yang juga satu-satunya akses penghubung antara kawasan peladangan masyarakat dengan permukiman.
"Bangunan stone crusher yang berdiri dipastikan akan berdampak pada kerusakan jembatan penghubung itu, jika beban angkut dari dan menuju lokasi pengolahan batu tidak dibatasi, " ungkapnya.
Dengan kata lain, ia bersama warga lainnya tidak mempermasalahkan perusahaan itu membangun instalasi dan beraktivitas produksi.
Baca juga: Belum Berizin Lengkap, Bangunan Stone Crusher di Gunung Tuleh Menuai Sorotan
"Namun, jangan lewat diatas jembatan yang ada, cari jalan lain atau buat jembatan sendiri,” tegasnya.
Menurutnya jika hal itu dibiarkan akan berdampak besar terhadap masyarakat. Karena biasanya unit dump truk besar milik perusahaan akan keluar masuk melalui jembatan yang ada.
“Kami tidak tahu, dan kami heran tiba-tiba saja sudah berdiri perusahaan pemecah batu di seberang sungai. Sosialisasi saja tidak pernah ada ke masyarakat, izinnya dari mana,” tanya Nopit.