"Kematian warga sipil sangat disesalkan, namun menekankan bahwa dalam perang kesalahan tidak dapat dihindari," ucap dia dengan nada tanpa berdosa.
Levy menegaskan kembali bahwa perang Israel melawan Hamas akan terus berlanjut sampai rezim tersebut menyerah dan melepaskan sisa sandera yang disandera oleh militannya selama serangan pada tanggal 7 Oktober.
"Jika Hamas menyerah, perang bisa berakhir besok. IDF akan mempelajari pelajaran dari salah satu serangan perang paling berdarah ini." ujar dia.
Serangan terhadap kamp Maghazi adalah salah satu konflik paling berdarah sejauh ini. Setelah kejadian tersebut menunjukkan kehancuran besar-besaran, mayat-mayat terseret dari bawah reruntuhan dan wajah anak-anak yang terluka akibat pecahan peluru di rumah sakit.
Banyak korban tewas termasuk perempuan dan anak-anak
Dia menuduh, jumlah total orang yang tewas dilaporkan oleh PBB lebih menyorot ke warga sipil di benteng Hamas daripada wilayah yang ditetapkan Penjajah Israel sebagai wilayah aman.
Kemudian dia juga menyebut (menuduh) Hamas menggunakan sekolah dan rumah sakit untuk bersembunyi di belakang warga sipil sehingga membahayakan mereka.
Namun serangan Maghazi, yang mana IDF berjanji akan mengambil pelajaran darinya, telah menambah kritik terhadap tindakan Penjajah Israel.
PBB dan kelompok hak asasi manusia mengatakan warga sipil tidak mendapat perlindungan yang memadai, dan pejabat kesehatan Hamas mengklaim lebih dari 21.100 orang telah terbunuh di Gaza sejak perang dimulai.