"Ketika ibu-ibu rumah tangga bekerja dari rumahnya dan membantu kepala keluarga untuk menambah pemasukan keluarga demi keberlanjutan roda ekonomi. Insyaa Allah akan mengalir juga pahala- pahala untuk yang membuka usaha," katanya.
Sesuai falsafah Minangkabau, hidup ini tak ada rotan akarpun jadi. "Kemanapun terbuang tetap bisa hidup dengan izin Allah," tambahnya.
Baca Juga: Kelezatan Kuliner Minangkabau: Eksplorasi Makanan Tradisional yang Memikat
Bahan baku berkualitas jadi Kunci Sukses Utama
Dilanjutkan Rita, saat ini ada sekitar 5 orang IRT yang dilibatkan untuk membuat kerupuk jengkol miliknya. Dan untuk pengadaan bahan baku dibeli dipasar.
Namun, agar mendapatkan bahan baku yang bagus untuk diolah membuat kerupuk jengkol ditemui beberapa relasi yang berprofesi sebagai penjual jengkol.
"Kita lakukan kerjasama untuk pengadaan jengkol. Kadang ada juga jengkolnya beli sendiri ke pasar," katanya.
Kemudian, imbuhnya, setelah jengkol tersedia beru diolah oleh IRT itu untuk membuat kerupuk. Setelah jadi kerupuk yang sudah kering baru dipasarkan.
"Pemasaran selain dilokasi warung kerupuk jengkol di Lundang Jaya Kecamatan Sungai Pagu," sebutnya.
Terkait hasil produksi, pihaknya mengaku tergantung ketersediaan bahan baku yang telah dipesan.
Baca Juga: Alami Kelangkaan! Hijaunya Telur Itik Diburu Pelaku UMKM Layaknya Pecahan 50 Ribu