Lahan HGU Perkebunan Kelapa Sawit di Pasaman Barat Diduga Tidak Transparan? Ini Dampak Dibalik Keuntungannya

- 2 Juli 2024, 16:16 WIB
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit milik perusahaan pemilik HGU
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit milik perusahaan pemilik HGU /MARAWATALK/ istimewa/ iStock /

 

MARAWATALK - Pasaman Barat, salah satu daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Sumatera Barat, mengalami dampak signifikan dengan diterbitkannya Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit sejak medio 80-an.

Di satu sisi, sejauh ini penerbitan HGU tersebut memberikan keuntungan ekonomi, seperti meningkatnya pendapatan daerah dari pajak dan retribusi, terciptanya lapangan pekerjaan, dan meningkatnya taraf hidup masyarakat.

Di sisi lain, HGU juga menimbulkan kontroversi dan dampak negatif, seperti konflik lahan, kerusakan lingkungan, dan ketergantungan berlebihan pada sektor perkebunan kelapa sawit.

Tercatat, hingga saat ini banyak problema sengketa lahan perkebunan plasma dan konflik tanah ulayat seakan tidak kunjung habisnya dirasakan oleh masyarakat adat setempat. Tak jarang, konflik tersebut berujung pada penangkapan dan biasanya rakyat kecil lah yang jadi korbannya.

Lantas apa saja dampak penerbitan HGU Perkebunan Kelapa Sawit tersebut di Pasaman Barat? Yuk simak ulasannya!.

Dampak Positif

  1. Meningkatnya pendapatan daerah: HGU perkebunan kelapa sawit meningkatkan pendapatan daerah dari pajak dan retribusi. Hal ini dapat digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  2. Terciptanya lapangan pekerjaan: HGU perkebunan kelapa sawit menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Hal ini dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan pendapatan keluarga.
  3. Meningkatnya taraf hidup masyarakat: Meningkatnya pendapatan daerah dan terciptanya lapangan pekerjaan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya angka harapan hidup, tingkat pendidikan, dan akses terhadap layanan kesehatan.

Dampak Negatif

  • Konflik lahan: HGU perkebunan kelapa sawit seringkali menimbulkan konflik lahan antara masyarakat adat dan perusahaan perkebunan. Hal ini disebabkan oleh ketidakjelasan kepemilikan lahan dan proses pemberian HGU yang tidak transparan.
  • Kerusakan lingkungan: HGU perkebunan kelapa sawit dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti deforestasi, pencemaran air, dan pencemaran udara. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan masyarakat dan ekosistem.
  • Ketergantungan berlebihan pada sektor perkebunan kelapa sawit: HGU perkebunan kelapa sawit dapat menyebabkan ketergantungan berlebihan pada sektor perkebunan kelapa sawit. Hal ini dapat membahayakan ketahanan pangan dan membuat ekonomi daerah menjadi rapuh.

Masing-masing dampak yang ditimbulkan itu tentu akan memiliki konsekuensi ikutan yang akan mempengaruhi perkembangan program budidaya kelapa sawit yang berkesinambungan dan mampu memberi keuntungan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat lokal Pasaman Barat.

Baca Juga: Konflik Kebun Plasma Belum Tuntas di Pasaman Barat! Ini Regulasi tentang Peranan dan Kewajiban Pemerintah

Ini Jenis Sanksi dan Pelanggaran HGU Berdasarkan Peraturan yang Berlaku

Kuasa hukum saat menjelaskan persoalan sertifikat kliennya yang diduga lahannya berada di areal HGU PT PHP II (Wilmar Group)
Kuasa hukum saat menjelaskan persoalan sertifikat kliennya yang diduga lahannya berada di areal HGU PT PHP II (Wilmar Group)

Halaman:

Editor: Rully Firmansyah

Sumber: ATRBPN Kementerian Pertanian KLHK


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah