Sempat Meroket, Suara PSI Alami Stagnan di Angka 3,13 persen

- 5 Maret 2024, 13:52 WIB
PSI disebut 'Partai Salah Input' sebab suaranya naik drastis dengan begitu cepat.
PSI disebut 'Partai Salah Input' sebab suaranya naik drastis dengan begitu cepat. /psi.id
 
 
MARAWATALK-Suara yang masuk dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) telah mencapai stagnasi dalam beberapa hari terakhir.
 
Partai yang dipimpin oleh putra Joko Widodo tersebut terhenti pada angka 3,13 persen, menurut data resmi yang diambil dari rekapitulasi penghitungan real count suara pemilu legislatif (pileg) DPR RI pada hari Selasa, 5 Maret 2024.
 
Persentase suara PSI yang mencapai 3,13 persen berasal dari 542.241 Tempat Pemungutan Suara (TPS), setara dengan 65,89 persen dari keseluruhan TPS yang ada.
 
Fenomena ini telah berlangsung sejak Minggu, 3 Maret 2024, di mana suara dari Partai PSI terhenti pada angka tersebut.
 
Meski demikian, sebelumnya suara dari PSI telah mengalami anomali yang mencolok.
 
Jumlah suara yang masuk untuk partai PSI mengalami lonjakan yang signifikan, memenuhi syarat untuk masuk ke parlemen yang ditetapkan sebesar 4 persen.
 
 
Menurut penilaian Titi Anggraini, seorang pakar kepemiluan dari Universitas Indonesia (UI), terdapat pergeseran suara tidak sah yang terjadi dalam perolehan suara partai di beberapa TPS.
 
Kasus semacam ini terjadi di beberapa TPS, di mana suara untuk partai yang semula 24, setelah dipindai dokumen C Hasil, berubah menjadi 32 atau mengalami penambahan delapan suara.
 
"Ternyata setelah dikroscek, itu penambahan suara diambil dari suara tidak sah yang semula ada sepuluh berkurang delapan masuk ke suara partai. Suara tidak sah tercatat hanya dua," sebut Titi dikutip dari PikiranRakyat.
 
 
Dengan demikian, modus yang digunakan untuk penggelembungan tersebut adalah dengan memanfaatkan suara yang tidak sah. Selain itu, Titi juga menilai bahwa sistem Sirekap tidak sepenuhnya akurat.
 
"Jadi mau tidak mau, kita harus mengkroscek atau membandingkan antara dokumen hasil pindai C Hasil dengan konvensi angka oleh Sirekap," ujarnya.
 
Tidak hanya disebabkan oleh kesalahan dalam sistem Sirekap, potensi penggelembungan suara untuk PSI juga bisa terjadi pada tahap rekapitulasi di tingkat kecamatan.
 
Pada tahap ini, potensi kecurangan cukup besar karena proses rekapitulasi dilakukan di ruang tertutup.
 
 
Saksi-saksi dari partai politik tidak selalu hadir dan memantau proses rekapitulasi. Selain itu, petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) mungkin tidak selalu teliti karena banyaknya formulir C Hasil yang harus mereka baca dan periksa.

Grace Natalie Sebut Penambahan Suara PSI Hal Wajar

Tanggapi Jumlah Suara PSI, Grace Natalie Ungkap Penambahan Jumlah Suara saat Rekapitulasi adalah Hal Wajar
Tanggapi Jumlah Suara PSI, Grace Natalie Ungkap Penambahan Jumlah Suara saat Rekapitulasi adalah Hal Wajar
 
 
Sementara, Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie, tidak tinggal diam. Grace Natalie mengungkapkan bahwa penambahan suara merupakan hal yang wajar dalam proses Pemilu.
 
Selain itu, mantan reporter TV itu juga mempertanyakan sikap tendensius dari pihak yang tidak menerima perolehan suara PSI.
 
"Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace.
 
Meskipun menghadapi banyak penolakan dan keraguan, Grace Natalie yakin bahwa PSI memiliki potensi untuk mencapai ambang batas parlemen dan memperoleh kursi di Senayan.
 
"Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat," ulasnya.***

Dapatkan info SUMBAR HARI INI dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasi Rakyat Minangkabau.

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah