Usulan Kontroversial Menteri Israel Penjajah : Hapus Ramadhan dan Luncurkan Bom Nuklir di Gaza

- 5 Maret 2024, 12:37 WIB
Kondisi Gaza bak kota mati.
Kondisi Gaza bak kota mati. //x.com @UNRWA
 

MARAWATALK-Menteri Kebudayaan Penjajah Israel yang dikenal sebagai tokoh ekstremis, Amichai Eliyahu, telah mengajukan permintaan sangat kontroversial untuk menghapuskan bulan Ramadhan.

Pernyataan provokatif ini muncul di tengah situasi ketegangan yang masih berlangsung di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem.

Dengan menghapuskan bulan Ramadhan, Eliyahu bermaksud untuk mengurangi potensi reaksi keras dan kecaman terhadap tindakan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Langkah ini juga dapat dipandang sebagai upaya untuk memperkuat dominasi Israel Penjajah atas wilayah tersebut secara politis dan kultural.

"Apa yang disebut sebagai bulan Ramadhan harus dihilangkan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihilangkan," katanya, dikutip dari Anadolu pada Selasa, 5 Maret 2024. 
 
 
Amichai Eliyahu telah menjadi pusat kontroversi sebelumnya dengan pernyataan kontroversialnya yang menggegerkan.
 
Pada November 2023, sebagai politisi sayap kanan dari Partai Otzma Yehudit, dia membuat pernyataan yang sangat kontroversial dengan mengusulkan kemungkinan penggunaan bom nuklir oleh Israel di Jalur Gaza. 
 
Pernyataan tersebut menciptakan kehebohan besar dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional serta polemik di dalam negeri Israel sendiri.
 
"Salah satu pilihan Israel dalam perang di Gaza adalah menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza," ujarnya.
 
 
Amichai Eliyahu telah mengekspresikan keberatannya terhadap bantuan yang masuk ke Gaza.
 
Selain itu, dia juga membuat pernyataan kontroversial dengan menyatakan bahwa siapa pun yang mengibarkan bendera Palestina dan Hamas tidak layak untuk terus hidup di muka bumi ini.
 
"Kami tidak akan menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada Nazi. Tidak ada warga sipil yang tidak terlibat di Gaza. (Penduduk Palestina) bisa pergi ke Irlandia atau pergi ke gurun pasir,” ucapnya.

Serangan Israel Penjajah Telah Menelan Korban Jiwa 30.534

Akibat blokade Israel, akibatkan 15 anak di Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara meninggal gegara dehidrasi dan malnutrisi.
Akibat blokade Israel, akibatkan 15 anak di Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara meninggal gegara dehidrasi dan malnutrisi.
 
 
Dikutip dari PikiranRakyat, serangan yang dilancarkan oleh Israel penjajah sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan dampak kemanusiaan yang menghancurkan, dengan setidaknya 30.534 warga Jalur Gaza dilaporkan tewas pada Senin, 4 Maret 2024.
 
Korbannya sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, mewakili tragisnya konflik yang terus berlanjut di wilayah tersebut.
 
Menurut otoritas kesehatan di wilayah Gaza, masih banyak jasad yang terjebak di dalam reruntuhan bangunan sebagai akibat dari serangan Israel penjajah yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
 
Selain menimbulkan korban jiwa yang cukup besar, serangan tersebut juga menyebabkan 71.920 warga mengalami luka-luka, meninggalkan jejak luka yang dalam di komunitas Gaza.
 
 
Meskipun putusan awal Mahkamah Internasional (ICJ) pada 26 Januari 2024 telah memerintahkan Israel penjajah untuk menghentikan tindakan genosida dan memperbaiki kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut, negara Zoinis itu belum menghentikan serangannya. 
 
Situasi ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza, di mana menurut PBB, 85 persen penduduknya telah terusir dari tempat tinggal mereka dan 60 persen infrastruktur telah hancur.
 
Keadaan ini juga mengakibatkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan, meningkatkan penderitaan yang dialami oleh warga Gaza yang tidak bersalah.***
 

Dapatkan info SUMBAR HARI INI dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasi Rakyat Minangkabau.

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x