GAZA HARI INI Penjajah Israel Lanjutkan Genosida di Rafah, Serangan Brutal Tewaskan 67 Warga

- 12 Februari 2024, 21:32 WIB
Warga Palestina membawa barang-barang setelah diserang Israel, di Rafah di bagian selatan Jalur Gaza, 9 Februari 2024. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
Warga Palestina membawa barang-barang setelah diserang Israel, di Rafah di bagian selatan Jalur Gaza, 9 Februari 2024. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa /

MARAWATALK - Penjajah Israel melanjutkan genosida dengan melancarkan serangan secara brutal di Kota Raffah, Gaza Selatan, Senin 12 Februari 2024. Peristiwa tersebut menewaskan 67 warga setempat.

Aksi genosida itu terus dilancarkan penjajah Israel meski tengah diawasi Mahkamah Internasional (ICJ). Penjajah Israel menyasar sejumlah tempat ibadah (Masjid) dan rumah sakit di Rafah sebagai upaya genosida.

Menurut laporan, Zionis melancarkan serangan ke tempat ibadah diantaranya, Masjid ar-Rahma milik Shaboura dan Masjid Al-Huda di kamp Yabna yang digunakan puluhan warga Gaza untuk mencari perlindungan

Sementara, Rumah Sakit Kuwait di Rafah juga terjadi penembakan besar-besaran. Israel, sebagai penjajah, mengklaim bahwa serangan di Rafah pada Senin, 12 Februari 2204 sekitar pukul 1.00 waktu setempat, dilakukan untuk menyelamatkan dua tawanan di wilayah Shaboura.

Baca Juga: SUMBAR HARI INI Drainase Rusak di Jalan Lintas, Warga Pasbar Keluhkan Bau Busuk dan Penyakit

Serangkaian serangan berulang oleh Israel Penjajah di Rafah telah membuat wilayah tersebut menjadi tidak aman bagi warga Palestina yang mencari perlindungan.

Upaya pembersihan etnis yang dilakukan oleh Israel Penjajah terlihat jelas, meskipun mereka selalu mengklaim melakukan perlawanan.

Nebal Farsakh, juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), menyatakan bahwa tidak ada tempat lagi di Gaza yang aman untuk mencari perlindungan.

Lanjut dia, seluruh penduduk telah beralih ke Rafah, namun mereka masih dipaksa untuk meninggalkan tempat tersebut dengan kekejaman yang tak terbayangkan.

"Rafah sudah menampung hampir separuh penduduk Gaza. Sejak awal perang di Gaza, orang-orang telah mengungsi ke Rafah mengikuti perintah evakuasi Israel. Keluarga sudah mengungsi hingga 10 kali," kata Nebal Farsakh dikutip dari PikiranRakyat.

Baca Juga: PEMILU 2024 Tekankan Pentingnya Persiapan Tahapan Pemilu, Bupati Agam: Jaga Kondusifitas Keamanan Politik

Nebal Farsakh juga menyebut, sejumlah transportasi dan infrastruktur di wilayah setempat mengalami rusak berat, sehingga warga tak mempunyai tempat untuk mencari perlindungan.

"Pertanyaannya adalah, kemana orang harus pergi? Tidak ada tempat aman sama sekali dan tidak ada acara untuk mengungsi," sebut dia.

"Selain itu, infrastruktur yang rusak total, dan kurangnya transportasi juga membuat masyarakat tidak bisa pergi ke mana pun," sambung dia menambahkan.

Wilayah Rafah Padat

Sejak Penjajah Israel mengarahkan penduduk Gaza ke Rafah, wilayah yang berbatasan dengan Mesir itu sekarang padat. Masyarakat terpaksa tinggal di masjid atau tempat usaha sebagai tempat tinggal sementara.

Namun, serangan udara yang dilakukan oleh Zionis Penjajah di Rafah telah menyebabkan kerusakan parah pada sejumlah rumah warga, tempat usaha, dan masjid.

Hal tersebut menjadi sangat mengkhawatirkan, karena gedung-gedung ini menampung 1,4 juta warga Palestina.

Penduduk Gaza yang kini berada di Rafah bergantung pada kamp-kamp pengungsian yang tersedia. Dalam kondisi wilayah yang terbatas, warga Gaza terpaksa hidup berdesakan menunggu serangan lanjutan dari Israel Penjajah.

Menurut Nebal, sekitar 16.000 orang tinggal per kilometer persegi di Rafah. Wilayah yang berbatasan dengan Mesir ini telah menjadi satu-satunya tempat perlindungan bagi mereka.***

Dapatkan info Palestina dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasi Rakyat Minangkabau.

Editor: Irfansyah Pasaribu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah