Dilatari Konflik di Pasaman Barat, Jejak Harimau Sumatera Kini Berbadan Hukum

- 19 Juli 2023, 14:49 WIB
Penyerahan akta pendirian dan sk menteri Hukum dan Hak asasi Manusia RI Tentang pengesahan pendirian Badan Hukum Yayasan Jejak Harimau Sumatera di Kantor Dr. Beatrix Benni beberapa waktu lalu
Penyerahan akta pendirian dan sk menteri Hukum dan Hak asasi Manusia RI Tentang pengesahan pendirian Badan Hukum Yayasan Jejak Harimau Sumatera di Kantor Dr. Beatrix Benni beberapa waktu lalu /Marawatalk/Yayasan Jejak Harimau Sumatera/

MARAWATALK-Komunitas peduli satwa liar Harimau Sumatera, Jejak Harimau, kini resmi memiliki badan hukum yang sah setelah diberikan pengesahan oleh pihak Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI).

Kemenkumham RI mengesahkan dan menetapkan Jejak Harimau Sumatera sebagai yayasan yang fokus terhadap isu-isu konservasi satwa Harimau Sumatera.

Baca Juga: BKSDA Sumbar Kembali Deteksi Kemunculan Harimau Sumatera di Solok Selatan

Surat Keputusan itu, ditandatangani oleh Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum, Cahyo Rahadian Muzhar, pada 7 Juli 2023.

Pendiri Yayasan Jejak Harimau Sumatera, Andri Mardiansyah menyebut, ide mendirikan Yayasan Jejak Harimau Sumatera menjadi sebuah lembaga non profit yang gelisah terhadap isu-isu konservasi Harimau Sumatera.

Ide itu muncul dari pemikiran dua Fotografer Jurnalistik yang berdomisili di Sumatera Barat, Andri Mardiansyah dan Adi Prima.

Baca Juga: World Tiger Day, BKSDA Sumbar: Jaga Spesies Harimau Terakhir Indonesia

"Mulanya kami kasih nama Jejak Harimau. Namun menurut regulasi terbaru, usulan pendirian sebuah yayasan harus tiga kata. Kita sepakati nama yayasannya, Jejak Harimau Sumatera,"kata Andri Mardiansyah, Rabu 19 Juli 2023.

Menurutnya, peran dari Almarhum Nasrul Abit, Wakil Gubernur Sumatera Barat periode 2016-2021 dalam perjalanan sejarah Yayasan Jejak Harimau Sumatera hingga berada di titik sekarang, cukup besar.

Ketiga orang inisiator Jejak Harimau ini, punya mimpi besar. Mimpi yang harus diwujudkan meski satu diantaranya sudah berpulang ke pangkuan Ilahi.

Baca Juga: BKSDA Sumbar Bekali 20 Orang Dokter Hewan Dalam Penyelamatan Harimau Sumatera

Andri mengatakan, interaksi negatif Harimau Sumatera dan pekerja kebun kelapa sawit di wilayah Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, pada Senin 19 Juli 2021 menjadi titik awal yayasan ini berdiri.

"Upaya kampanye dan edukasi tentang pentingnya menjaga keberlangsungan habitat satwa pemuncak yang kini sudah diambang kepunahan itu, pertama kali dilakukan Jejak Harimau melalui flatform media sosial pada 21 Juli 2021," ungkpanya.

Pada flatform media sosial, lanjutnya, mereka bermain dengan visual fotografi dan narasi pendukung dan menyuguhkan visual eksklusif terkait dengan Harimau Sumatera ini.

Baca Juga: Harimau Sumatera Belajar Berburu di Pasaman, Mangsa Tujuh Anjing Peliharaan

Respon publik cukup baik. Bahkan, banyak yang menyarankan untuk segera punya badan hukum,"ujar Andri

Menggunakan medium fotografi kata Andri, Yayasan Jejak Harimau Sumatera turut ambil peran menjaga populasi harimau sumatera yang kini kian mengkhawatirkan bahkan diambang kepunahan.

Menurutnya, Fotografi memegang peranan penting sebagai media kampanye karena mampu manyajikan fakta kondisi di lapangan yang lebih menggugah.

Sementara itu, ketua yayasan Jejak Harimau Sumatera, Adi Prima mengatakan butuh peran dan sinergi yang kuat seluruh elemen dalam upaya-upaya penyelematan subspesies terakhir harimau Indonesia yang kian hari tantangannya semakin berat.

Baca Juga: Dicakar Harimau Bukan Dimangsa, Eee... Sapi Warga Pasaman Malah Melahirkan

"Tantangan menjaga subspesies terkahir harimau Indonesia kini kian berat. Untuk itu, Yayasan Jejak Harimau Sumatera hadir. Bagi kami, satwa pemuncak ini tak hanya merupakan satwa yang menempati posisi puncak predator, tapi juga merupakan bagian dari jati diri bangsa ini,"kata Adi Prima.

Adi Prima melanjutkan, tujuan utama Yayasan Jejak Harimau Sumatera tak lain menularkan virus positif pentingnya menjaga, melindungi dan melestarikan habitat Harimau Sumatera untuk keseimbangan ekosistem.

Selain itu kata Adi, pihaknya ingin menjadikan yayasan ini sebagai media pengarusutamaan kampanye dan edukasi tentang pelestarian Harimau Sumatera melalui medium fotografi, videografi dan narasi-narasi yang mampu membangkitkan kesadaran publik.

"Tak cuma itu saja, kami punya mimpi Yayasan Jejak Harimau Sumatera bisa menjadi pusat studi, data dan informasi Harimau Sumatera dan ikut serta memperkuat upaya mitigasi konflik dengan melakukan pendekatan melalui aspek kultural dan aspek ekologis demi terwujudnya harmonisasi kehidupan manusia dan Harimau Sumatra. Semoga,"tutup Adi Prima.(***)

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah