Peringatan Hari Lahir Pancasila, Ini Tanggapan Caleg Milenial DPR-RI asal PAN

- 1 Juni 2023, 16:48 WIB
Caleg DPR-RI Wilayah Sumbar 2, HD Dianovri Harpama
Caleg DPR-RI Wilayah Sumbar 2, HD Dianovri Harpama /MARAWATALK/

MARAWATALK - Tepat hari ini 1 Juni 2023 segenap warga negara Indonesia merayakannya sebagai hari besar nasional lahirnya dasar negara Republik Indonesia, Pancasila yang lahir pada 1 Juni 1945.

Dalam sidang kedua BPUPKI, Presiden Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk "Lahirnya Pancasila" menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.

Disamping melaksanakan kegiatan upacara, pada hari ini seluruh kantor milik pemerintah diliburkan secara nasional sebagai salah satu penanda tentang rasa syukur atas tetap terjaganya dasar negara kita itu hingga saat ini.

Ungkapan rasa syukur tersebut salah satunya datang dari salah seorang milenial asal Pasaman Barat, yang saat diusung sebagai salah seorang Calon Anggota Legislatif (Caleg) oleh Partai Amanat Nasional (PAN) untuk DPR RI asal daerah pemilihan Sumatera Barat 2, HD Dianovri Harpama.

Menurutnya, momentum peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 1945 itu patut dijadikan sebagai keteladanan tentang bagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia mampu bersepakat menetapkan satu dasar negara yang menjadi simbol persatuan sekaligus penyatuan berbagai perbedaan sebagai bangsa yang besar dan terdiri dari berbagai adat istiadat.

“Pesan moral ini sangat jelas untuk kami para generasi muda yang kelak akan menjadi penerus cita-cita Bangsa Indonesia, sehingga harus dihayati sebagai falsafah hidup dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Ia menegaskan, sebagai salah anak muda yang mulai meniti karir di bidang politik maka nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara Pancasila wajib menjadi salah satu tolok ukur dalam menggerakkan perjuangan dalam meneruskan cita-cita bangsa.

Bahkan, lanjut HD, sebagai salah satu caleg yang akan berkontestasi pada ajang Pemilu Serentak 2024, ia pun mengaku telah menyelaraskan langkahnya sesuai urutan sila yang termaktub dalam Pancasila.

“Sila Pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, secara individu saya sebelum memutuskan untuk bersedia dicalonkan sebagai Caleg DPR RI terlebih dahulu telah membulatkan niat tulus sebagai anak bangsa untuk tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama yang saya anut,” sebutnya.

Setelah itu, ia pun berusaha menyandarkan diri pada nilai-nilai kemanusiaan dan mencoba membangun semangat sosial kemasyarakatan sesuai yang dijabarkan pada pengamalan sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Dengan kata lain, mampu berbuat adil dan beradab adalah sebuah keharusan yang menjadi misi terberat baik sebagai individu bagian dari masyarakat atau pada saat dipercaya menjadi pejabat publik.

Jika sila kedua itu sudah mampu dihayati dengan baik, ulas HD, maka seluruh komponen sosial kemasyarakatan itu akan dapat disatukan dalam sebuah tekad untuk saling hormat menghormati dan harga menghargai satu sama lain, sehingga akan menjadi penguat dalam mewujudkan sila ketiga, Persatuan Indonesia.

Jika tiga sila sebelumnya itu dapat dilaksanakan secara bersama-sama maka baru lah sosok calon pemimpin yang memiliki nilai luhur atau hikmah atau kebijaksanaan dapat dilahirkan.

Untuk memunculkan sosok terbaik itu sebagai pemimpin, semua sudah diatur dalam turunan pasal-pasal pada regulasi berdasarkan Sila Keempat, yakni Kedaulatan yang dipimpin oleh hikmat atau kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan.

“Disitulah menurut saya alasan dilaksanakannya Pemilihan Umum yang korelasinya adalah mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” tegasnya.

Ia menyebutkan, sebagai salah seorang politisi muda tentu kiat-kiat dan kaidah-kaidah menjadi seorang pemimpin yang ideal cukup menjadi perhatian utamanya untuk diwujudkan.

Meskipun demikian, memberikan pendidikan politik kepada masyarakat agar juga memiliki pemahaman yang sama sebagai anak bangsa, juga menjadi tugas berat lainnya terutama bagi seluruh partai politik peserta seperti Partai Amanat Nasional.

“Kami sebagai anak muda generasi penerus bangsa Indonesia, menuntut adanya upaya tersebut dan tentu saja harus siap menjadi bagian dari memperjuangkan kedaulatan rakyat melalui tata cara yang sudah diatur sedemikian rupa dalam sejumlah aturan dan regulasi yang ada,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, Hari Lahir Pancasila merujuk pada momen sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar negara Republik Indonesia.

Badan ini menggelar sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar Indonesia merdeka.

Dalam sidang kedua  BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk “Lahirnya Pancasila” berkesempatan menyampaikan gagasannya terkait dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”.

Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo. ***

Editor: Irfansyah Pasaribu


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x