ISRAEL PENJAJAH Cegat Warga Palestina Salat Jumat di Al-Aqsa : Tetap Harus Pergi Jika Harus Mati

- 16 Maret 2024, 17:38 WIB
ilustrasi warga Palestina saat berada di komplek Masjid Al-Aqsa
ilustrasi warga Palestina saat berada di komplek Masjid Al-Aqsa /pexels/

MARAWATALK- Israel penjajah mencegat warga Palestina di Tepi Barat untuk masuk ke Masjid Al-Aqsa saat hendak melaksanakan salat Jumat Pertama pada Bulan Ramadan 2024. Warga Palestina yang bermaksud menjalankan ibadah justru dihadang oleh Israel penjajah, termasuk jemaah rentan seperti orang tua atau lansia dan perempuan.

Secara rutin, puluhan ribu umat Muslim melakukan perjalanan dari berbagai wilayah Tepi Barat menuju Masjid Al-Aqsa pada Jumat pertama Ramadan. Namun, pasukan Israel penjajah telah menghalangi akses sejak dini hari, bahkan menghalangi upaya tim medis untuk mencapai lokasi tersebut.

Baca Juga: RAMADAN MIRIS! Begini Kondisi Penduduk Palestina Jalani Ibadah Tarawih Pascaserangan Israel Penjajah

"Pasukan Israel mencegah semua ambulans dan anggota kru, serta semua tim medis, memasuki Masjid Al Aqsa," ujar Bulan Sabit Merah Palestina, dikutip dari PikiranRakyat, Sabtu 16 Maret 2024.

Beberapa pos pemeriksaan militer telah didirikan di jalur antara Tepi Barat dan Yerusalem. Menurut saksi mata, pasukan pendudukan Israel sangat berjumlah di sekitar pos pemeriksaan Qalandiya yang menghubungkan Ramallah dan Yerusalem, serta di pos lain seperti Zaytouna dan Betlehem.

Baca Juga: Usulan Kontroversial Menteri Israel Penjajah : Hapus Ramadhan dan Luncurkan Bom Nuklir di Gaza

Ribuan jemaah dipaksa untuk kembali setelah ditolak masuk melalui pos pemeriksaan tersebut. Meskipun pada awalnya Israel menyatakan bahwa para lansia akan diizinkan untuk melewati pos pemeriksaan, banyak warga Palestina mengalami penolakan saat mencoba masuk serta banyak dari mereka diusir dengan alasan tidak memiliki 'izin salat'.

"Mereka menyuruh saya kembali. Saya berusia 90 tahun, apa masalah Anda (Israel penjajah) dengan saya?" kata seorang pria dipenuhi kesedihan saat ditolak di Betlehem.

Puluhan Kilometer Tinggalkan Desa, Namun Diusir

Seperti halnya Hanan, seorang wanita berusia 50 tahun, menceritakan bahwa dia meninggalkan desanya di Arab Al-Rashayda, yang berjarak sekitar 80 km dari Betlehem, tepat setelah sahur. Namun, dengan kesedihan, dia diberitahu bahwa dia memerlukan izin untuk melanjutkan perjalanan tersebut.

"Kami dulu masuk secara normal, tahun ini mereka telah memperketat (pembatasan mereka)," ujarnya.

Halaman:

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x