Network
MARAWATALK - Tim penyelamat menemukan 160 jenazah dalam 24 jam terakhir dari bawah reruntuhan dan jalanan di Jalur Gaza.
Hal ini menjadikan jumlah korban tewas sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober menjadi lebih dari 15.000 orang, termasuk lebih dari 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan.
Menurut koresponden WAFA di Gaza melaporkan pada Selasa 28 November 2023, bahwa tim penyelamat sejauh ini mengandalkan metode manual dan primitif untuk menggali jenazah, mengingat kurangnya mesin dan peralatan untuk menghilangkan puing-puing.
Data non-final menunjukkan bahwa sekitar 6.500 orang hilang masih berada di bawah reruntuhan, atau nasib mereka masih belum diketahui, termasuk lebih dari 4.700 anak-anak dan perempuan.
Baca Juga: Jelang Nataru, Mendag Pastikan Harga Kebutuhan Pokok Stabil
Penjajah Israel tembaki warga
Sejak dimulainya gencatan senjata kemanusiaan sementara pada hari Jumat, kru penyelamat dan ambulans serta warga, telah berusaha untuk mengevakuasi sebanyak mungkin jenazah dengan kemampuan apa pun yang mereka miliki.
Lima hari terakhir mengungkap kengerian bencana kemanusiaan yang menimpa Jalur Gaza, dengan 300.000 unit rumah rusak akibat bom udara, darat, dan laut Israel, termasuk 50.000 unit rumah yang hancur total.
Baca Juga: Jengkel, Megawati Sebut ada yang Baru Berkuasa Bertindak seperti Zaman Orba
Meskipun ada gencatan senjata, Penjajah Israel mencegah warga yang mengungsi di selatan Jalur Gaza untuk kembali ke kota-kota mereka di Utara.
