Lintasan Tol Payakumbuh - Pangkalan Lalui Sesar Aktif

31 Oktober 2021, 12:28 WIB
Ilustrasi jalan Tol /

RANAHPADANG.COM - Masyarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Terdampak (Format-red) pembangunan tol di Kabupaten Limapuluh Kota mengungkap fakta baru dalam Lintasan pembangunan Jalan Tol Payakumbuh - Pangkalan. Dibawah trase 1 dan 2 yang sudah di rancang, jalan Tol akan melintasi sesar aktif. Jika pemerintah tetap memaksakan pembangunan, ditakutkan bisa mengundang bencana alam.

 

"Ya, ada sesar aktif di trade 1 dan 2. Fakta ini terungkap setelah konsultan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) melakukan penelitian bulan Agustus 2021 silam. Sayangnya tidak dipublish oleh pemerintah," sebut Sekretaris Format, Ezy Fitriana kepada Ranahpadang.com, Minggu (31/10/2021). 

 

Sesar aktif tersebut diketahui saat konsultan dan peneliti dari JICA melakukan potret satelit. Terlihat sesar tersebut membentang panjang dari kecamatan bukit Barisan hingga Harau. Seluruh nagari yang dilintasi jalan tol yakni Koto Baru Simalanggang, Koto Tongah Simalanggang, Taeh Baruah, Lubuak Batingkok dan Gurun di bentangi sesar aktif tersebut.

 

"Sesar aktifnya panjang. Membentang dari Kecamatan Bukit Barisan hingga Harau. Dibawah tanah seluruh nagari yang akan di lintasi pembangunan jalan tol, terdapat sesar aktif tersebut," ucap Ezy. 

 

Kemudian, Ezy menyarankan kepada pemerintah agar memindahkan pembangunan jalan tol ke trase 3 yakni (Situjuah Limo Nagari - Pilubang - Ketinggian-red). Jalur tersebut dianggap lebih aman dan efisien. 

 

"Trase 3 lebih aman. Tidak ada sesar aktif. Jika dipaksakan di trase 1 dan 2, selain rawan mengundang bencana, juga memakan biaya lebih besar. Karena desain tol harus dirancang untuk menyesuaikan titik-titik sesar aktif berada," sebutnya.

 

Selain itu, Lintasan trase 1 dan 2 juga dipastikan akan mengganggu lokasi Geopark Harau. Beberapa titik lokasi Geopark Harau akan digunakan untuk jalan tol.

 

Mengenai hal ini, Ezy mengaku Format sudah menyurati JICA untuk mendorong pemerintah memindahkan lokasi pembangunan Tol ke daerah lain. 

 

"Kami sudah surati JICA agar mendorong pemerintah untuk memindahkan lokasi tol sekitar dua bulan yang lalu. Ini karena respon dari pemerintah sangat lambat dan terkesan menutupi fakta sesar aktif ini," ucapnya.

 

Ia menjelaskan bahwa JICA berperan dalam membiayai dan mendesain konstruksi terowongan pada jalan tol seksi Payakumbuh-Pangkalan.

 

Dalam hearing dengan TPSM pada Agustus 2021, Format menyampaikan hasil diskusi dengan JICA terkait adanya sesar aktif di trase pembangunan tol.

 

“Kita pernah hearing dengan pemprov pada Februari 2021 dengan Gubernur Mahyeldi, dilanjutkan pada akhir Maret 2021 dan Agustus 2021 dengan TPSM. Format menyampaikan alasan meminta trase tol seksi Payakumbuh-Pangkalan untuk dialihkan serta hasil diskusi dengan JICA terkait keberadaan sesar aktif,” ujar Ezi.

 

Menurutnya, pemprov mengakui memahami permintaan tersebut serta berkomitmen untuk mengusahakan pengalihan trase tol.

 

Ia melanjutkan bahwa Pemprov sudah berkomunikasi dengan Pemda Kabupaten 50 kota dan meminta adanya pendekatan ke masyarakat dengan jangka waktu sampai November tahun ini.

 

“Perkembangannya masih mentok di Pemerintah Kabupaten,” Ezi menambahkan.

 

Terpisah, Ezi menyampaikan, pihak Format juga telah menyampaikan surat permintaan hearing kepada Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten 50 Kota.

 

“Kami ingin melibatkan ninik mamak untuk bisa berperan dalam kondisi saat ini, dijadwalkan akan hearing dengan LKAAM pada 6 November besok,” ujarnya. (rnp/ra)

Editor: Hajravif Angga

Tags

Terkini

Terpopuler