MARAWATALK-Dinilai sebagai buah kesabaran dan kematangan menahan bullyan, pasangan capres cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mendapatkan limpahan suara tambahan pasca pelaksanaan debat calon presiden (capres) sesi ketiga yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu 7 Januari 2024
Dirilis oleh lembaga Survey Jakarta Resource Center (JRC), kenaikan elektabilitas tersebut dipicu adanya pergeseran minat dari kalangan nasionalis yang cenderung lebih memilih pasangan nomor urut 2 karena trauma politik polarisasi pada Pilpres sebelumnya.
Direktur Eksekutif Survey Jakarta Resource Center (JRC), Alfian, menyebutkan kebanyakan pemilih nasionalis moderat memberikan dukungan mereka pada paslon dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu. Hal ini terjadi pasca debat ketiga, mengalahkan elektabilitas Ganjar-Mahfud yang merupakan pasangan calon (paslon) dari partai nasionalis.
Baca Juga: PILPRES 2024 Dikeroyok Saat Debat Sesi 3, Prabowo Sindir Manusia Bermuka Tebal, pada Anies?
"Sebagian besar pemilih dari segmen nasionalis cenderung memilih pasangan Prabowo-Gibran, terbukti dari tingginya elektabilitas yang mencapai 50,3 persen, jauh di atas Ganjar-Mahfud," sebut Alfian.
Menurut Alfian, pasangan Ganjar-Mahfud hanya mendapatkan ceruk pemilih dari partai pendukungnya yang notabene meruapakan partai nasionalis utama, yaitu Partai Demokorasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sebagai informasi, Ganjar-Mahfud hanya mendapatkan skor total elektabilitas sebesar 18,4 persen dalam survei ini.
Sementara itu, para pemilih yang beraliran Islam modernis yang didukung kalangan tradisional dan nasionalis lainnya lebih condong pada paslon capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Keberpihakan pemilih nasionalis moderat pada Prabowo-Gibran, ulas Alfian, terjadi karena mempertimbangkan kemenangan yang besar dari pasangan tersebut.
JRC: Trauma Polarisasi dan Sinyal Dukungan Jokowi Ciptakan Kekuatan Besar
Selain itu, adanya trauma akibat polarisasi politik yang terjadi setelah Pemilihan umum (Pemilu) berakhir. Ini menimbulkan pilihan para pemilih nasionalis moderat berakhir pada Prabowo-Gibran yang dianggap dapat mencegah terjadinya polarisasi.
"Trauma yang cukup mendalam terhadap politik identitas, terutama pada momentum Pilkada DKI Jakarta 2017 silam, membuat segmen pemilih nasionalis berbondong-bondong mendukung Prabowo-Gibran yang peluangnya lebih besar untuk menang pada Pilpres 2024," katanya.
Para pemilih nasional moderat ini melihat adanya keberpihakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo dengan majunya Gibran sebagai wakil Prabowo.
Hal ini menghasilkan dukungan yang kuat untuk kubu Prabowo-Gibran hingga diprediksi dapat memenangkan Pemilihan presiden (Pilpres) pada 14 Februari mendatang.***
Dapatkan info PILPRES 2024 dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasi Rakyat Minangkabau.