MARAWATALK- Ali Akbar Navis atau publik lebih mengenalnya dengan AA Navis, adalah seorang budayawan besar asal Padang Panjang Provinsi Sumatera Barat, yang hari kelahirannya ditetapkan oleh UNESCO menjadi Hari Perayaan Internasional, bersama tokoh asal Sumatera lainnya, yakni pejuang perempuan asal Aceh, Keumalahayati.
Penetapan Hari Perayaan Internasional untuk AA Navis yang lahir 17 November 1924 dan meninggal pada 22 Maret 2003 di Padang setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, diumumkan oleh Direktur Jenderal UNESCO pada sesi sidang Plenary Report dari rangkaian Sidang Umum UNESCO ke-42 di Paris, Perancis, pada 22 November 2023.
Dikutip dari laman Ensiklopedia Sastra Indonesia, AA Navis lahir di Kampung Jawa, Padang Panjang, Sumatera Barat dan menikah dengan Aksari Yasin tahun 1957 hingga dikaruniai tujuh orang anak, yaitu Dini Akbari, Lusi Bebasari, Dedi Andika, Lenggogini, Gemala Ranti, Rinto Amanda, dan Rika Anggraini.
AA Navis Dikenal sebagai 'Pencemooh Nomor Wahid' dalam Dunia Sastra
Baca Juga: 'Baju Kuruang Basiba', Ini 5 Makna Pakaian Tradisi Simbol Kekuatan Wanita Minangkabau
Julukan yang diberikan pada Navis adalah 'pencemooh nomor wahid' dan 'sastrawan satiris ulung'. Julukan itu muncul dalam berbagai tulisan tentang Navis, antara lain sebagaimana yang muncul dalam majalah Sastra, Volume I, Edisi 3 Juli 2002.
Gelar sebagai "pencemooh nomor wahid" atau "satiris ulung" itu tentu saja berkorelasi dengan gaya penulisan dan penggambaran karakter tokoh-tokoh yang kritis terhadap berbagai persoalan kehidupan dalam karya-karyanya.