'Baju Kuruang Basiba', Ini 5 Makna Pakaian Tradisi Simbol Kekuatan Wanita Minangkabau

- 22 Oktober 2023, 16:38 WIB
ilustrasi Baju Kuruang Basiba
ilustrasi Baju Kuruang Basiba /Marawatalk/ist/

 

MARAWATALK-Masyarakat adat suku Minangkabau terkenal dengan falsafahnya yakni “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”. Ungkapan itu bermakna bahwa adat Minangkabau berpedoman pada ajaran Islam yang selalu dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

Falsafah ini tersebut salah satunya tercermin dalam pakaian adat tradisi kaum Bundo Kanduang (perempuan-red), yakni Baju Kuruang Basiba.

Baju Kuruang Basiba memiliki ciri khas pada bagian samping baju terdapat "Siba" dengan panjang baju sebatas lutut, leher bulat tanpa kerah dan sedikit diberi belahan.

Baca Juga: Seni Randai dari Sumatera Barat: Penggabungan Berbagai Keindahan Tradisi Warisan Budaya Minangkabau

Adapun pada bagian-bagian dari kekhasan baju kurung basiba, terdapat 4 makna sebagai berikut:

  1. Pada Bagian Siba, Siba Batanti Baliak Balah Disisiak Makau
    Kaamasan.
    Secara fisik siba menyambung dua kubu dan belakang. Menggambarkan kemampuan perempuan Minangkabau untuk menyambung dua kubu yang bertolak belakang. Perempuan Minangkabau harus mampu menjadi mediator, penengah, fasilitator, penyambung lidah dua kaum yang bertolak belakang.
  2. Kikiek
    Atau disebut juga daun budi merupakan pelindung ketiak agar tidak terlihat. Kikiek mencerminkan bagaimana seorang perempuan Minangkabau memiliki fungsi menutupi malu. Mamakai raso jo pareso, manaruah malu jo sopan. Yang juga bermakna adat mamakai, dipakai siang jo malam yang berarti dimanapun berada perempuan Minangkabau tetap berpedoman pada adat basandi syara’, syara’ basandi  kitabullah.
  3. Baju Berbentuk Kurung
    Selanjutnya, baju berbentuk kurung, yakni baju yang longgar mengandung makna sebagai Kain Pandindiang Miang, Ameh Pandindiang Malu. Artinya pakaian bagi orang minang adalah sebagai pelindung tubuh. Pakaian juga sebagai penutup malu. Perempuan Minangkabau menutup malu dengan  memakai pakaian yang bersifat mengurung tidak menampakkan lekuk tubuh.
  4. Lengan Lapang
    Lengan Lapang mengandung pepatah Tagak Baapuang jo Aturan, Baukua Jangko jo Jangka. Artinya segala tindak tanduk perempuan Minangkabau harus sesuai dengan aturan, pandai membawa diri dalam kondisi apapun, menjaga sopan santun.
    Adapun bentuk lengannya dibiarkan lepas sampai pergelangan tangan agar memudahkan perempuan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.
  5. Leher tanpa kerah, mengandung makna Lihianyo Lapeh Tak Bakatuak, Babalah Sainggo Dado. Leher berfungsi untuk menempatkan aksesoris. Bagi perempuan Minangkabau, memakai aksesoris dalam menghadiri acara-acara tertentu akan mencerminkan bagaimana kondisi keluarga dan kaumnya.

Baca Juga: Mengenal 5 Pepatah Minangkabau, Nilai Hikmah Kekayaan Budaya Tetap Lestari oleh Masyarakat Adat

Perwujudan salah satu nilai Adat basandi Sarak Sarak Basandi Kitabullah

Minang Castle in Bukit Tinggi, Padang Indonesia
Minang Castle in Bukit Tinggi, Padang Indonesia Shutterstock

Halaman:

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah