Duka Korban Banjir Lubuk Sikaping 'Kami Butuh Solusi, Bukan Berselfie'

- 10 Desember 2023, 11:22 WIB
Hari pertama pasca banjir yang memporak-porandakan isi rumah warga akibat dihantam air bah Sungai Panapa Lubuk Sikaping
Hari pertama pasca banjir yang memporak-porandakan isi rumah warga akibat dihantam air bah Sungai Panapa Lubuk Sikaping /MARAWATALK/ Irfan/

MARAWATALK - Seorang pria paruh baya duduk jongkok bertopang dagu dengan tatapan kosong melihat rumahnya terendam banjir. Seisi rumahnya porak poranda dihantam air bah Sungai Panapa Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumbar, Sabtu malam.

Ya, banjir yang melanda sebagian kota kecil itu merupakan banjir terbesar yang pernah ada. Duka mendalam dirasakan warga yang tinggal di Panapa, Tampang dan Rimbo Aro.

Bagaimana tidak, ratusan rumah warga terendam banjir. Perabot rumah tangga porak poranda, kendaraan roda dua dan roda empat terendam banjir, fasilitas pendidikan, lahan pertanian dan ternak warga habis dihantam air bercampur lumpur dan kayu gelondongan.

Mereka tak menyangka banjir begitu dahsyat menghantam rumah mereka dikala hendak beristirahat pada Sabtu 2 Desember 2023 malam sekira pukul 21.30 WIB.

Malam itu adalah malam yang kelam begitu mencekam bagi mereka. Kepanikan melanda. Air bercampur lumpur dan kayu begitu deras mengaliri halaman rumah dan menghantam apa yang ada.

Baca Juga: 13 BOM DI JAKARTA Bubuk Mesiu, Squib, Hingga Ribuan Butir Peluru Bantu Para Pemain Respons Adegan Secara Nyata

Jeritan anak-anak, emak-emak terdengar jelas tak kala melihat genangan air dan bunyi hantaman kayu gelondongan yang terbawa air.

"Suasana malam itu begitu mencekam diliputi rasa cemas karena secara tiba-tiba air meluap. Gemuruh air begitu jelas terdengar diiringi bunyi hantaman kayu dan jeritan warga," kata salah seorang korban banjir Altas yang menyaksikan langsung saat itu.

Menurutnya betapa paniknya warga malam minggu itu. Satu sisi menyelamatkan anak, sisi lain berupaya menahan gempuran air yang masuk melalui pintu rumah.

"Kami hanya pasrah, kepungan air ada disekeliling rumah. Luapan air yang dipicu oleh hujan lebat sejak sorenya membawa puluhan kubik kayu gelondongan," ujar dia.

Potongan kayu menutupi jembatan

Upaya pembersihan Jembatan Panapa yang dipenuhi gelondongan kayu
Upaya pembersihan Jembatan Panapa yang dipenuhi gelondongan kayu

Akibatnya aliran air di bawah jembatan Panapa itu tersumbat oleh potongan-potongan kayu. Air meledak ke darat mencari jalannya dan menghantam rumah warga.

Tak ayal rumah yang ada di lokasi itu terendam banjir. Ketinggian air mencapai sepinggang sampai sedada orang dewasa diluar rumah. Daratan dalam sekejap berubah jadi danau.

Beruntung tidak ada korban jiwa. Tetapi korban materil sangat di rasakan warga. Kendaraan, perabot rumah tangga, pakaian dan isi rumah terendam air bercampur lumpur.

Sejumlah warga ada yang memaksakan menyelamatkan diri ke tempat aman usai air mulai susut karen khawatir banjir susulan kembali datang.

Sebagian warga tetap bertahan dalam rumah. Pasrah apa yang terjadi terutama warga yang tinggal di dekat jembatan Panapa itu.

"Saya sendiripun tidak tidur hingga Minggu (3/12) pagi karena takut banjir susulan," ucap Altas.

Baca Juga: PROFIL CALEG: Dedy Ihram, Caleg DPRD Dapil Pasaman Barat I dari PAN di Pemilu 2024

Minggu siang penanganan banjir baru di mulai

Penangan pascabanjir
Penangan pascabanjir

Minggu paginya air di luar rumah masih mengalir daras setinggi paha orang dewasa. Kami mulai berani keluar rumah melihat kondisi yang ada.

Jalanan dipenuhi lumpur, sungai penuh dengan kayu. Kolong jembatan Panapa tertutup kayu gelondongan, akar kayu dan sampah.

Alhamdulillah sekitar pukul 10.00 WIB alat berat jenis ekskavator baru datang meskipun kejadian banjir sudah sejak Sabtu malam pukul 21.30 WIB. Alat mulai membersihkan material kayu yang menyumbat jembatan.

Sementara warga mulai membersihkan rumahnya masing-masing dari genangan air dan lumpur.

Baca Juga: Hujan Deras Sebabkan Longsor Timbun Badan Jalan Nasional di Solok Selatan

Hari Pertama Pasca Banjir

Lubuk Sikaping porak poranda dihantam air bah Sungai Panapa
Lubuk Sikaping porak poranda dihantam air bah Sungai Panapa

Hari pertama pascabanjir jalanan belum bisa ditempuh menggunakan kendaraan karena genangan air dan tumpukan lumpur mencapai betis orang dewasa.

Sejumlah pejabat mulai berdatangan menyapa warga. Melihat dan mengambil dokumentasi.

Dilain pihak warga masih dirundung duka dan dihantui ketakutan banjir susulan datang karena cuaca saat itu masih hujan. Sumbatan kayu di jembatan tak kunjung terbuka.

Hari berikutnya baru ada tambahan alat berat jenis backhoe loader. Beruntung, Dandim 0305/Pasaman Letkol. Inf. Putra Negara turun langsung memimpin anggotanya membantu masyarakat dan mengarahkan alat berat untuk segera membuka sumbatan kayu di jembatan bersama sejumlah anggota Polri dan pihak Nagari Durian Tinggi.

Kemudian juga mengarahkan operator backhoe loader membuka genangan lumpur di sepanjang jalan. Disisi lain, sejumlah pejabat berdatangan mengambil foto dan mendata warga.

Warga Butuh Solusi Bukan (Ber) Selfie

Salah seorang warga korban banjir tengah berupaya membersihkan rumahnya dari lumpur
Salah seorang warga korban banjir tengah berupaya membersihkan rumahnya dari lumpur

Pada Selasa 5 Desember sumbatan kayu di jembatan jembatan sudah terbuka. Lumpur di jalanan sudah mulai diangkat. Kebanyakan warga mulai membersihkan rumahnya. Sebagian ada yang dibantu oleh petugas dan aparat pemerintah.

Sementara tumpukan kayu masih berjejer di sepanjang sungai dekat jembatan Panapa itu.

Pembersihan mulai dilakukan secara mandiri. Banyak pula yang datang berfoto dengan alasan dokumentasi.

Warga sekitar mengharapkan adanya solusi dari pemerintah menyikapi banjir yang terjadi. Solusi yang penting, bukan selfie.

Baca Juga: UAS ke Solok Selatan Malam Minggu Pekan Depan

Dugaan Illegal Logging

Kayu glondongan yang diduga bekas penebangan aktivitas Illegal Loging di hulu Sungai
Kayu glondongan yang diduga bekas penebangan aktivitas Illegal Loging di hulu Sungai

Menurut Altas ada sejumlah persoalan yang harus ditindak lanjuti pemerintah secepatnya.

Pertama, jembatan Panapa yang sudah berusia puluhan tahun itu tidak layak lagi menampung debet air karena sudah terjadi penyempitan.

Tipe jembatan lama yang masih pakai tunggak di bawah akan begitu mudah tersangkut kayu, ranting kayu dan sampah.

Jembatan itu harus dibangun kembali. Jika tidak diambil langkah bijak dan cepat, persoalan yang sama akan kembali terulang.

Kedua, normalisasi sungai Panapa sampai ke jembatan jodoh. Badan sungai sudah menyempit dan pendangkalan terjadi. Pihak balai sungai harus menormalisasi secara rutin bukan ketika banjir datang saja.

Ketiga, usut dugaan penebangan liar (illegal logging) di hulu sungai itu. Fakta yang terjadi saat banjir begitu jelas kayu gelondongan memenuhi aliran sungai. Jangan biarkan hutan habis dikikis para pembalak liar. Usut dan tindak.

Kepala BPBD Pasaman Alim Bazar dalam pemberitaan di salah satu media online juga telah mengakui adanya dugaan illegal logging yang terjadi melihat puluhan kubik kayu saat banjir itu.

"Tunggu apa lagi. Warga menunggu aksi nyata petugas untuk mengusut dan menindak illegal logging itu. Jika tidak maka tunggu saja kota kecil yang tidak begitu jauh dari bukit barisan itu dihantam galodo dan banjir bandang," jelas dia.

Selain itu mari edukasi dan dekati masyarakat. Kasih paham bahaya sembarang tebang. Kasih bantuan bibit, gerakan kembali menanam atau reboisasi.***

Dapatkan info menarik dan terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasi Rakyat Minangkabau.

Editor: Irfansyah Pasaribu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah