MARAWATALK--Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Barat, Wengki Purwanto, menegaskan adanya dugaan masih berlangsungnya kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di kawasan Kecamatan Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat, yang mendapat penolakan keras dari sejumlah warga adalah bukti kegagalan negara dalam mengungkap serta menindak tegas pelaku.
Hal tersebut disampaikan secara eksklusif kepada Pikiran Rakyat Media Network (PRMN), Rabu (28/06) malam.
Baca Juga: Sikapi Demo Tolak Tambang Emas Ilegal, Ketua DPRD Pasbar Gelar Rapat Mediasi
"Kegagalan ini dipicu karena akar kejahatannya belum seutuhnya diselesaikan dan patut diduga pelakunya juga melibatkan bukan oknum sembarangan karena terus berulang meskipun sudah beberapa kali dilakukan penertiban," ungkapnya.
Ia mengatakan, Tim WALHI belum melakukan pengambilan data terakhir dilapangan tapi sudah mendapat informasi dari jaringan masyarakat sekitar lokasi tambang terkait adanya tanda-tanda praktik penambangan liar masih terus berlangsung.
Baca Juga: Terkait Tambang Emas Ilegal, Kapolres Pasbar: Sudah Sering Ditertibkan
Menurutnya, jika institusi Polri mau bekerja sedikit lebih keras bisa dimulai dari pendekatan bahwa PETI didukung oleh alat berat, pasokan Bahan Bakar Minyak dan bisa saja ada yang membekinginya.
Institusi Polri, lanjutnya, dengan kewenangannya bisa memantau peredaran alat berat dan pasokan BBM.
"Jika alur ini bisa dipotong maka aktifitas PETI akan berhenti," tegasnya.
Baca Juga: Tambang Ilegal Pasbar, Vonis Bebas dan Penindakan Setengah Hati