IN FOKUS HKBN 2024 di Padang Sumatera Barat, Menko PMK: Jadikan Penanganan Bencana Masalah Super Prioritas

27 April 2024, 12:17 WIB
Ilustrasi simulasi gempa pada peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2024, yang pada perayaan kali ini menunjuk Kota Padang, Sumatera Barat, sebagai tuan rumah pelaksana kegiatan tingkat nasional /Antara/

 

MARAWATALK - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyampaikan kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2024 harus dijadikan sebagai peringatan keras kepada seluruh warga Sumatera Barat untuk menjadikan penanggulangan bencana menjadi program super prioritas.

Hal tersebut disampaikannya saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan Puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tahun 2024, di Youth Center Bagindo Aziz Chan, Kota Padang Sumbar, pada Jumat 26 April 2024.

"Karena itu seluruh kekuatan harus betul-betul difokuskan untuk pencegahan resiko bencana di Sumbar," kata Menko Muhadjir, dikutip dari laman Info Publik, Sabtu 27 April 2024.

Ia menegaskan, fokus tersebut mulai dari anggaran Provinsi Kabupaten/Kota dan kurikulum pendidikan untuk meningkatkan sadar bencana di tengah masyarakat demi meningkatkan rasa kewaspadaan tinggi terhadap bencana, termasuk dengan menyediakan shelter bencana yang saat ini menurutnya masih jauh dari cukup.

Untuk itu, Menko Muhadjir meminta Pemprov Sumbar bisa merancang langkah-langkah untuk melakukan pencegahan bencana semaksimal mungkin.

Baca Juga: Lahir dari Kondisi Kerentanan terhadap Bencana di Indonesia, Ini Perjalanan Peringatan HKBN hingga 2023

Muhadjir Effendy Menilai Provinsi Sumbar Paling Berbencana setelah Jawa Barat

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berdialog dengan warga yang terdampak bencana

Baca Juga: Andalkan Kearifan Lokal dalam Keterbatasan, Ini Sukses Story Nagari Tangguh Bencana di Talu Pasaman Barat

Menko Muhadjir mengatakan bahwa Provinsi Sumbar layak dinobatkan sebagai provinsi paling berbencana nasional, nomor dua setelah Jawa Barat.

"Pemilihan tersebut dilatarbelakangi kondisi geografis Sumbar yang berada di pesisir pantai dan diapit barisan gunung berapi. Sehingga memiliki potensi bencana alam yang tinggi," kata Menko Muhadjir.

Dengan fenomena itu, tidak ada pilihan lain bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, unsur TNI POLRI, dan semua kekuatan masyarakat untuk lebih serius dalam penanganan dan pencegahan bencana.

"Kita harus menyikapi bencana di negara kita dengan energi positif, segala kegigihan ketekunan dan kesungguhan kita untuk menyiapkan seluruh perangkat, piranti kita agar bisa menjadi bangsa besar yang tangguh," kata Menko Muhadjir.

Baca Juga: HKBN 2024 Simulasi Bencana Gempabumi di Pasaman Barat, SMKN 1 Pasaman: Kami Siap untuk Selamat!

Termasuk Paling Berisiko Bencana, Pemkab Pasaman Barat Tidak Siap untuk Selamat?

Salah satu peristiwa banjir yang menerjang Nagari Tabek Sirah Talu, salah satu nagari tangguh bencana di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat

Baca Juga: HARI KESIAPSIAGAAN NASIONAL Diperingati Setiap 26 April, BNPB Ajak Keluarga Gelorakan 'Siap untuk Selamat'

Sementara itu, dari pantauan Marawatalk Padang di Kabupaten Pasaman Barat yang merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat kerawanan terhadap bencana sangat tinggi jika dilihat dari kondisi geografis yang diapit pegunungan dengan sungai berdebit air tinggi dan lautan Samudera Indonesia, agaknya belum menerapkan gerakan Siap untuk Selamat sebagai prioritas.

Hal itu terlihat pada saat puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2024 kemarin, terpantau tidak satupun dinas dan instansi termasuk pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, melaksanakan giat simulasi penanganan bencana baik simulasi gempabumi ataupun simulasi bencana banjir dan tanah longsor yang sering melanda daerah itu.

Kondisi ini tentu mengundang keprihatinan sebagian besar masyarakat di daerah itu yang dalam kurun waktu 4 tahun terakhir telah merasakan dampak bencana cukup besar, termasuk dampak peristiwa gempabumi 6,2 SR yang mengguncang kabupaten itu pada 25 Februari 2022 silam.

"Mungkin gempanya masih kurang besar dan banjirnya masih kurang banyak sehingga pemerintah belum merasa perlu untuk memberikan edukasi kebencanaan yang simultan dan berkelanjutan di daerah kita," kata salah seorang masyarakat setempat kepada Marawatalk Padang.***

Dapatkan info dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasi Rakyat Minangkabau.

Editor: Rully Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler