Museum Goedang Ransum menempati sebuah kompleks bangunan bekas dapur umum para pekerja tambang batu bara dan pasien Rumah Sakit Umum Daerah Sawahlunto yang ketika itu berjumlah ribuan.
Gedung Museum Goedang Ransum sendiri dibangun pada 1918 sewaktu penjajahan Belanda. Dapur umum ini dilengkapi dua buah gudang besar dan mampu memasak 3.900 kilogram beras setiap hari bagi para pekerja tambang batubara.
Kota Sawahlunto dulunya dikenal sebagai penghasil batu bara terbesar di Nusantara. Dari kota inilah pemerintah Hindia Belanda meraup keuntungan amat besar dari batu bara tersebut.
Tempat ini memiliki dua buah gudang besar dan tungku pembakaran. Bahan bakar memasaknya saat itu sudah menggunakan sistem uap dan itu terlihat karena tepat di bawah ruang masak terdapat ruang bawah tanah dengan pipa cerobong yang mengalirkan uap panas untuk 20 tungku.
Uap panas ini berasal dari air panas yang direbus dengan menggunakan boiler di atas perbukitan yang dialirkan uapnya ke dapur.*** Syukri SSn
Dapatkan info menarik dan terupdate lainnya seputar SUMATERA BARAT hanya di padang.pikiran-rakyat.com, Sumber Informasi Rakyat Minangkabau.