Network
MARAWATALK - Menginang atau mengunyah buah pinang adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh jutaan orang di seluruh dunia dan telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Bagi masyarakat adat suku Minangkabau dan suku Mandailing yang berada di Pasaman dan Pasaman Barat, Sumatera Barat, mengunyah pinang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.
Jangan kaget ketika berkunjung ke rumah makan, akan ditemui potongan buah pinang kering diatas meja makan yang disajikan sebagai hidangan cuci mulut.
Baca Juga: Silat Buayo Lalok Pessel, Tradisi Minangkabau Disegani Nyaris Ditelan Bumi
Pinang merupakan biji dari pinang catechu, sejenis pohon palem. Biasanya dikunyah setelah ditumbuk atau diiris dan dibungkus dengan daun sirih piper yang telah dilapisi dengan jeruk nipis. Tembakau atau rempah-rempah yang beraroma juga bisa ditambahkan.
Mengunyah sirih dan buah pinang adalah kebiasaan yang dihormati waktu untuk 10-20 persen populasi dunia. Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperkirakan sekitar 600 juta orang menggunakan beberapa bentuk pinang.
Namun, meskipun buah pinang merupakan tradisi budaya dan sosial yang penting di banyak negara, bukti yang berkembang menunjukkan banyak manfaat buah pinang untuk kesehatan jika dikonsumsi rutin.
Baca Juga: Silat Pangean Kuansing Riau, Diminati di Minangkabau hingga Jambi dan Negeri Sembilan Malaysia
Sebelum membahas manfaat buah pinang, berikut kandungan nutrisi yang didapatkan dari 100 gram buah pinang:
