MARAWATALK-Cuaca ekstrem yang merata hampir di seluruh provinsi di Indonesia bukanlah tanpa sebab, ternyata perubahan iklim terdeteksi sudah berlangsung sejak 2001 atau tepatnya pada periode awal era milenium yang sering diistilahkan dengan Y2K.
Hal itu pernah diungkapkan peneliti Pusris Iklim dan Atmosfer pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, berdasarkan model prediksi musim Decision Support System (DSS) Kamajaya yang kemudian dikembangkan untuk mendukung riset atmosfer maupun aplikasinya.
"Telah terjadi perubahan klimatologis di Indonesia selama 19 tahun, yaitu 2001--2019. Durasi musim hujan lebih panjang di beberapa wilayah selatan di Indonesia," ungkapnya dikutip dari laman Indonesia.go.id pada Jumat 6 Oktober 2023.
Baca Juga: Perubahan Iklim Global, Gen Z Suarakan Penanggulangan Harus Seimbang di Desa dan Perkotaan
Berdasarkan data hasil kajian tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), telah terjadi perubahan klimatologis di Indonesia dalam kurun 19 tahun, yaitu sejak 2001 hingga 2019.
Kondisi itu ditandai dengan durasi musim hujan lebih panjang, yakni selama 49 hari, di beberapa wilayah selatan di Indonesia, di antaranya, Sumatra Selatan dan Kalimantan dan sebagian wilayah di selatan Pulau Sulawesi.
Sementara itu, di Lampung dan bagian barat Pulau Jawa durasi musim hujan berlangsung lebih panjang 12 hari. Hari-hari kering mengalami peningkatan selama musim hujan untuk wilayah selatan Indonesia,
Erma mengatakan, perubahan iklim adalah perubahan pada salah satu parameter iklim, misalnya, temperatur pada periode waktu jangka panjang minimal 10--30 tahun. Salah satu indikasi dari perubahan iklim adalah terjadinya perubahan pada musim dan cuaca.
Baca Juga: Terkait Perubahan Iklim, Presiden Jokowi Minta TNI Miliki Kepekaan Sikapi Dinamika Global