“Balai KSDA Sumbar telah melakukan kajian lokasi pelepasliaran bersama COP dan Yayasan SINTAS INDONESIA. Tahapan kajian tersebut meliputi: Rapid assestment lokasi pelepasliaran, ground check kesesuaian habitat asal, inventarisasi ketersediaan pakan, survey daya dukung dan daya tampung populasi HS, serta potensi ancaman dan gangguan melalui operasi sapu jerat. Rekomendasi dari kajian tersebut menetapkan bahwa landscape Rimbang Baling memenuhi kriteria sebagai lokasi pelepasliaran,” ungkap Lugi.
Selanjutnya Tim gabungan Balai KSDA Sumbar, COP dan Sintas akan melakukan monitoring pasca pelepasliaran selama satu bulan kedepan.
Baca Juga: Memahami Pola Hidup Harimau Sumatera, Sang Raja Rimba yang Terancam Punah
Puti Malabin Dibawa Pakai Helikopter TNI AU
![Tim pelepasliaran Harimau Sumatera, Putri Malabin, pada evakuasi spesies langka itu kali ini menggunakan unit helikopter milik TNI AU karena akses tidak bisa ditempuh via jalur darat](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/06/29/786863245.jpeg)
Selanjutnya, proses pelepasliaran dilaksanakan menggunakan transportasi udara dengan pertimbangan bahwa lokasi pelapasliaran tidak dapat ditempuh jalur darat.
Sarana udara yang didukung oleh TNI AU Riau dan TNI AU Sumatera Barat beserta para pihak, berupa 1 helicopter NAS-332 Super Puma dengan nomor H-3216, dibawah kendali Komando Operasi Udara I Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru dapat dilaksanakan dengan lancar.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menbantu kelancaran proses pelepasliaran Harimau Sumatera Puti Malabin ke habitat alaminya. Kita berharap Puti Malabin dapat bertahan dan berkembang biak di alam,” tutup Lugi.***
Dapatkan info dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com dan Ikuti Whatsapp Channel Marawatalk Padang, sumber informasi Rakyat Minangkabau