INOVASI Gunakan Sistem Dutch Bucket, KAIC di Pariaman Kembangkan Melon Golden Apollo

- 29 Maret 2024, 00:12 WIB
Pengembangan melon golden apollo melalui sistem dutch bucket di Pariaman
Pengembangan melon golden apollo melalui sistem dutch bucket di Pariaman /media center Kominfo Pariaman/Ist

MARAWATALK- Kampung Apar Inovation Center (KAIC), yang berlokasi di Kota Pariaman, Sumatera Barat, tengah mengembangkan inovasi dalam budidaya melon varietas golden apollo melalui sistem hidroponik Dutch Bucket.

Sistem Dutch Bucket Hydroponics (DBH) merupakan metode bertanam menggunakan aliran air sebagai media nutrisi, dengan bucket atau ember sebagai tempat tumbuh bagi tanaman.

Baca Juga: GELAR PAHLAWAN Nasional Inyiak Canduang Tengah Diperjuangkan, Pemkab Agam Nyatakan Komitmen

Salah satu aspek utama yang diatur secara cermat dalam praktik hidroponik ini adalah kualitas air, khususnya dalam hal komposisi nutrisi yang diserap oleh tanaman.

"Budidaya melon golden hidroponik ini dimulai sejak tahun 2022. Sebelumnya menggunakan sistem irigasi tetes dengan media tanam cocopeat (sabut kelapa). Namun karena ingin hasil yang lebih maksimal maka muncul sistem baru sistem dutch bucket," ujar Ketua KAIC, Rasmiwati dikutip dari Media Center Kota Pariaman, Kamis 28 Maret 2024.

Baca Juga: Tekankan Komitmen OPD Tingkatkan SPIP, Sekda Agam: Sangat Kita Butuhkan

Metode DAB dinilai sangat efektif karena menggunakan kotak atau hidrotone (media batu) yang berperan penting dalam menghemat penggunaan air dan nutrisi. Sistem ini mengalirkan campuran air dan nutrisi melalui pipa yang terhubung dengan media tanam, memastikan distribusi yang optimal untuk pertumbuhan tanaman.

"Sementara, dari sistem cocopit ini memiliki kelemahan, dimana susah untuk mendapatkan bahan cocopeat, disamping itu juga tanaman melon rentan terhadap hama dan jamur," terangnya.

Baca Juga: ASN Pemkab Agam Bakal Terima THR Full 100 Persen, THL Masih Proses?

Budidaya melon golden dengan menggunakan sistem Dutch Bucket yang dikembangkan oleh Kampung Apar Inovation Center (KAIC) mencapai jumlah sebanyak 200 buah, tanpa memerlukan lahan yang luas, bahkan bisa dilakukan di pekarangan rumah atau di dalam green house.

Harapkan Jadi Contoh Bagi Petani

Sejak tahun 2022, KAIC telah menerima sponsor dari CSR Pertamina untuk pengembangan budidaya melon ini, yang terus berlanjut hingga saat ini. Harapannya, keberadaan budidaya melon ini akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat di Kampung Apar dan memberikan contoh yang inspiratif bagi petani lainnya.

Melon golden ini memiliki ciri khas dengan kulit luar berwarna kuning emas, serta daging buah berwarna putih dengan rasa yang lebih manis. Dijual dengan harga Rp. 35.000 per kilogram, melon golden hidroponik ini memiliki rata-rata berat antara 2 hingga 3 kilogram per buah.

Baca Juga: KRI Teluk Bone 511, Eks Kapal Perang Indonesia yang dijadikan Museum Bahari di Kota Pariaman

Sekretaris Daerah Kota Pariaman, Yota Balad, ketika mengunjungi langsung lokasi budidaya melon golden tersebut, menyatakan bahwa hal ini merupakan inisiatif pertama dalam budidaya Melon Golden Apollo Hidroponik di Kota Pariaman.

Beliau mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh KAIC Desa Kampung Apar ini, yang diharapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat, terutama para petani melon di Kota Pariaman.

"sebelumnya, KAIC telah berhasil mengembangkan proyek-proyek lain seperti bank sampah (rumah maggot), smart farming, serta sektor ekonomi kreatif lainnya seperti produk jahelo, kapa snack, dan hasil keterampilan masyarakat seperti sulaman peniti dan rajutan," ulasnya.***

 

Dapatkan info SUMBAR HARI INI dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasi Rakyat Minangkabau.

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x