Network
MARAWATALK-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, telah merencanakan untuk mengambil langkah progresif dalam pengelolaan sampah organik dengan merubahnya menjadi maggot dan kompos.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) serta mendukung prakarsa pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
"Langkah ini merupakan upaya meningkatkan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan mengolah sampah organik menjadi kompos dan budidaya maggot, kami berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat," ujar Kepala DLH, Afniwirman, Sabtu 17 Februari 2024.
Maggot, merupakan pengurai sampah organik dan memiliki potensi besar sebagai pakan ternak berkualitas tinggi. Dengan mengolah sampah organik dari maggot, mengurangi dampak negatif lingkungan dari pembuangan sampah organik ke TPA, ditengah efektif memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
"Beternak magot dan kompos ini adalah salah satu cara yang cukup mudah dan gampang dalam pengolahan sampah organik, karena selain mudah, juga memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan,"
Selain itu, kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan sampah organik juga memiliki manfaat besar bagi pertanian dan tanah. Kompos tersebut dapat digunakan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan, meningkatkan kesuburan tanah, serta mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia yang bersifat merusak lingkungan.
Baca Juga: SUMBAR HARI INI 270.179 Warga Agam Masuk DTKS, Dinsos: Data Fluktuatif
Libatkan Parisipasi Aktif Masyarakat
