Network
MARAWATALK-Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memerintahkan pasukannya untuk mengepung dan membombardir kawasan Jalur Gaza di Palestina pasca perlawanan roket milisi Hamas, pada Sabtu 7 Oktober 2023 lalu.
Akibat ketegangan eskalasi konflik tersebut, sejumlah negara barat juga telah menyatakan diri untuk berperang membantu Israel dengan dalih yang beragam, mulai dari ingin menyelamatkan warganya yang terkepung hingga klaim untuk menyiptakan perdamaian melalui jalan kekerasan.
Sementara di pihak Hamas sendiri, kalimat tauhid dan seruan semangat untuk mempertahankan rumah-rumah mereka di Jalur Gaza, terus diserukan agar upaya pendudukan tentara Israel terhadap kawasan permukiman di kawasan konflik itu dapat terus dihalau.
Baca Juga: Penjajah Israel Ancam Rumah Sakit Kuwait dengan Pemboman di Rafah
Banyak pengamat militer menilai, serangan 'mematikan' yang dilancarkan pihak milisi Hamas terhadap penjajah Israel itu adalah yang paling berhasil sejak pendudukan melalui serangkaian teror dan pengusiran warga Palestina dilakukan oleh rezim pemerintah Israel yang berkuasa sejak 1967.
Terkait kekerasan militer yang terjadi hingga saat ini, sejumlah negara-negara di dunia termasuk Indonesia, telah menyerukan agar pemerintah Israel menghentikan segala bentuk kekejaman yang terjadi.
Seperti ditegaskan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, yang menyerukan pengakhiran siklus kekerasan, perlindungan warga sipil, dan pencegahan bencana kemanusiaan yang lebih parah sebagai prioritas yang mendesak di Jalur Gaza, Palestina.
"Mengangkat perhatian pada persoalan Palestina menjadi salah satu agenda Indonesia di keanggotaan Dewan HAM PBB, pembahasan terkait itu di Dewan HAM PBB selama ini sering dikesampingkan karena peristiwa-peristiwa terbaru," ungkapnya.
