Sejarah dan Filosofi Rendang Padang yang Perlu Diketahui, Yuk Simak!

- 31 Juli 2023, 18:55 WIB
Ilustrasi Rendang yang merupakan makanan khas tradisional Sumatera Barat
Ilustrasi Rendang yang merupakan makanan khas tradisional Sumatera Barat /MARAWATALK/ Istimewa/ iStock/



MARAWATALK – orang Minangkabau (Sumatera Barat) terkenal dengan budaya merantau, meninggalkan tanah kelahiran Sumatera Barat dan siap tempur mengadu nasib di tanah kelahiran orang lain agar mencapai kesuksesan.

Kesuksesan orang minang di rantau itu menandakan kesuksesan juga di tanah kelahirannya. Sebab, keberhasilannya di rantau membawa keberkahan di kampung halamannya dengan cara ikut membangun kampung halaman melalui ide, gagasan maupun ekonomi.

Maka tak heran bahwa di perkampungan di minang banyak terdapat masjid-masjid yang dibangun megah oleh perantau minang yang sudah sukses.

Baca Juga: Kenali 10 Manfaat Air Hujan Bagi Manusia

Cara merantau orang dulu tidak semudah merantau orang zaman sekarang. Dulu orang minang merantau menggunakan kapal berhari-hari sehingga mereka harus menyediakan bekal yang tahan lama. Rendang adalah masakan yang tahan lama, jika dibawa bepergian akan aman dan bisa dimakan kembali walaupun sudah berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Sejarah Rendang

Menurut Sejarawan dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof. Dr. Gustian Adnan berpendapat bahwa rendang telah menjadi hidangan yang populer semenjak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang ada awal abad ke-16.

Pada saat itu, perjalanan yang melewati sungai memakan waktu yang sangat lama. Oleh karenanya, rendang disinyalir merupakan makanan yang tepat sebagai bekal perjalan. Karena, rendang dengan cara memasaknya yang lama 4 sampai 8 jam akan membuat ketahanan rendang awet.

Sehingga bisa digunakan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Hal ini menjadikannya makanan yang ideal untuk dibawa merantau dan berniaga ke tempat yang jauh.

Bahan, rendang juga disebut dalam karya kesusastraan Melayu Klasik seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang telah dikenal dalam seni memasak Melayu sejak pertengahan abad ke-16, tepatnya pada tahun 1550-an.

Baca Juga: Diduga Hina Jokowi, Rocky Gerung Dilaporkan ke Polisi

Namun, kelahiran rendang tidak terlepas dari pengaruh dari beberapa negara lain. Salah satunya adalah negara India yang memberikan sumbangan bumbu-bumbu yang kaya kepada rendang melalui para pedagang Gujarat, India.

Dikutip dari Sari Bundo Masakan Padang, mengatakan bahwa ada dugaan masakan kari yang sudah menjadi masakan khas India dan diperkenalkan pada abad ke-15 di daerah minang merupakan dasar dari rendang itu sendiri.

Hal ini sangat mungkin, mengingat adanya kontrak perdagangan dengan India pada masa itu. Ahli waris tahta kerajaan Pagaruyung juga membuka adanya kemungkinan bahwa rendang merupakan kari yang diproses lebih lanjut, dan yang membuatnya berbeda adalah rendang memiliki sifat yang lebih kering sehingga bisa jauh lebih awet dibandingkan kari.

Filosofi Rendang

Rendang di Minangkabau memiliki posisi terhormat dalam kehidupan masyarakat di Minangkabau. Hal ini dikarenakan bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam membuat rendang memiliki makna tersendiri.

Bahan pertama dagiang (daging) sapi, merupakan bahan utama dalam membuat rendang melambangkan niniak mamak dan bundo kanduang. Dimana mereka akan memberikan kemakmuran pada anak pisang dan anak kemenakan.

Baca Juga: Bersiap, Satlantas Polres Pasbar Tertibkan Mobil Angkutan Sawit Mangkir Pajak

Bahan kedua adalah karambia (kelapa), melambangkan kaum intelektual atau dalam bahasa minang disebut cadiak Pandai, dimana mereka merekatkan kebersamaan dalam berkelompok maupun individu.

Bahan ketiga adalah lado atau sambal sebagai lambang alim ulama yang tegas dan pedas dalam mengajarkan ilmu agama Islam.

Halaman:

Editor: Irfansyah Pasaribu


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x