Tim Shelter PMI Pasbar Tinjau Pembangunan Rumah Janda Miskin yang Diusir

- 4 Juni 2023, 12:04 WIB
Tim Shelter atau Hunian Palang Merah Indonesia (PMI) Pasaman Barat, saat meninjau pembangunan kembali rumah janda miskin di Wonosari Nagari Bancah Kariang, Kecamatan Kinali, Minggu (04/06).
Tim Shelter atau Hunian Palang Merah Indonesia (PMI) Pasaman Barat, saat meninjau pembangunan kembali rumah janda miskin di Wonosari Nagari Bancah Kariang, Kecamatan Kinali, Minggu (04/06). /Rully Firmansyah/Marawatalk/

MARAWATALK--Tim Shelter atau hunian Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, meninjau pelaksanaan kegiatan pembangunan kembali bangunan rumah janda miskin, Si Is (57) , warga Wonosari Nagari Bancah Kariang Kecamatan Kinali, Minggu (04/06). 

Ketua PMI yang juga Wakil Bupati Pasaman Barat, H Risnawanto SE, saat dihubungi wartawan mengungkapkan sebagai organisasi kemanusiaan pihaknya juga juga memiliki tim hunian yang bertugas untuk memastikan kelayakan sebuah hunian dari sisi kemanusiaan. 

"Biasanya tim ini diterjunkan pada masa tanggap darurat bencana yang terdiri dari relawan gabungan yang akan bekerjasama dengan masyarakat, " ungkapnya. 

Selain membantu pelaksanaan kegiatan, lanjutnya, tim tersebut akan memastikan bahwa hunian yang dibangun sudah sesuai dengan standar terpenuhinya nilai manusiawi bagi penghuninya. 

"Standar tersebut antara antara lain jenis bahan yang digunakan serta lokasinya yang layak serta kelengkapan dasar sebuah hunian dengan memperhatikan sisi privasi bagi perempuan dan anak, " ulasnya.

Pada kesempatan itu, ia mengapresiasi sikap kepedulian yang ditunjukkan masyarakat setempat yang bersedia mengorbankan waktu dan tenaga untuk membantu warga yang kesulitan. 

"Semoga dicatatkan sebagai amal ibadah kelak serta mampu menjadi teladan yang baik bagi kita semua, "sebutnya.

Sementara itu, Koordinator Tim Shelter PMI Pasaman Barat, Eko Supriyono SE, mengatakan hingga hari ketiga pelaksanaan kegiatan pemindahan dan renovasi rumah itu baru terlaksana sekitar 70 persen. 

"Bagian-bagian rumah terpaksa digotong terlebih dahulu ke lokasi yang baru untuk kemudian disesuaikan kondisinya termasuk memanfaatkan barang bekas layak pakai, " ulasnya. 

Ia menyebutkan, standar minimal yang menjadi target masyarakat bersama PMI adalah bagaimana keluarga janda miskin itu bisa memiliki hunian yang manusiawi dan layak. 

Pihaknya mewakili keluarga pemilik rumah berharap adanya kepedulian semua pihak agar kedepan tidak ada lagi peristiwa serupa terulang kembali. 

"Bukan hanya tentang hunian tapi bagaimana rumah yang dibangun itu memiliki berada di lokasi yang aman dan jelas secara kepemilikan apakah itu milik sendiri atau pinjam pakai seperti rumah Si Is ini, " tutupnya. 

Sebelumnya, seorang janda miskin, Si Is(57), warga Wonosari Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, nyaris tidak punya rumah lagi karena diusir tanpa alasan oleh pemilik tanah tempat tapak gubuk reotnya berdiri dan menjadi satu-satunya tempat berteduh sejak tiga tahun belakangan ini. 

Sebagaimana diungkapkan Si Is, saat dihubungi wartawan, Jum'at (03/06) malam, mengatakan ia memang selama ini diberikan tumpangan oleh pemilik tanah agar ia bisa membangun rumah tanpa adanya perjanjian batas waktu peminjaman. 

"Beruntung saya mendapatkan pertolongan dari salah seorang tokoh masyarakat setempat yang mau meminjamkan lahannya, hingga akhirnya ia pun juga membantu mengumpulkan warga untuk menggotong rumah saya ke lokasi baru, " ungkapnya penuh haru.(***)

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x