INFO FILM Serial Joko Anwar 'Nightmares and Daydreams' tayang di Netflix, Format Anthology yang Membingungkan?

- 29 Juni 2024, 08:57 WIB
Keren! Series Nightmares and Daydreams Karya Joko Anwar Tayang di Netflix
Keren! Series Nightmares and Daydreams Karya Joko Anwar Tayang di Netflix /Netflix/

 

MARAWATALK - Serial terbaru Joko Anwar, "Nightmares and Daydreams", menuai berbagai reaksi dan komentar sejak perilisannya di Netflix pada 14 Juni 2024. Serial ini menghadirkan tujuh cerita berbeda dengan genre horor dan fiksi ilmiah yang dikemas dalam format anthology.

Berikut beberapa kontroversi yang muncul seputar serial ini:

1. Penggambaran Agama

Beberapa penonton mengkritik serial ini karena dianggap mengeksploitasi unsur agama demi kepentingan komersial. Hal ini terlihat dalam beberapa episode, seperti penggunaan ayat suci dan simbol agama dalam adegan horor.

Joko Anwar menanggapi kritik ini dengan menyatakan bahwa dia tidak bermaksud mengeksploitasi agama, melainkan ingin menunjukkan bagaimana agama bisa ditafsirkan dan digunakan dengan berbagai cara dalam kehidupan masyarakat.

2. Kekerasan dan Gore

Serial ini menampilkan adegan kekerasan dan gore yang cukup brutal, sehingga menuai kritik dari beberapa penonton yang menganggapnya berlebihan dan tidak perlu.

Namun, Joko Anwar menjelaskan bahwa adegan-adegan tersebut dibuat untuk memperkuat efek horor dan menyampaikan pesan tertentu dalam cerita. Dia juga menambahkan bahwa penonton memiliki pilihan untuk menonton atau tidak menonton adegan-adegan tersebut.

3. Kurangnya Kohesi Antar Cerita

Format anthology dalam serial ini membuat beberapa penonton merasa ceritanya tidak terhubung satu sama lain dan tidak memiliki benang merah yang jelas.

Namun, Joko Anwar menjelaskan bahwa dia sengaja membuat cerita-cerita yang tidak terhubung agar penonton dapat merasakan sensasi kejutan dan misteri dalam setiap episode.

4. Alur Cerita yang Kurang Jelas

Beberapa penonton juga mengkritik beberapa episode yang memiliki alur cerita yang kurang jelas dan membingungkan.

Hal ini mungkin karena format anthology yang membuat setiap episode memiliki durasi yang pendek dan fokus pada satu cerita tertentu.

5. Pujian dan Apresiasi

Di sisi lain, banyak juga yang memberikan pujian terhadap serial ini. Akting para pemain, sinematografi, dan efek visualnya diapresiasi oleh banyak penonton.

Beberapa kritikus film juga memuji keberanian Joko Anwar dalam mengeksplorasi genre baru dan mengangkat isu-isu sosial dalam karyanya.

Baca Juga: INFO FILM Pemandi Jenazah: Kisah Mencekam Penuh Misteri Paling Teratas Sudah Tayang di Netflix

Joko Anwar Series Disajikan dalam Format Anthology, Apa Maksudnya?

Waduh! Joko Anwar pamit dari film horor? Ini alasannya
Waduh! Joko Anwar pamit dari film horor? Ini alasannya Moviezy

Baca Juga: Jangan Lewatkan! Azzamine: Film Romansa Religi Segera Hadir di Studio Cinema 21 Transmart Padang

Format anthology adalah format karya yang terdiri dari kumpulan karya-karya individu yang ditulis oleh berbagai penulis, biasanya dengan tema atau genre yang sama. Karya-karya ini dapat berupa cerita pendek, puisi, esai, atau jenis tulisan lainnya.

Ciri-ciri format anthology

  1. Kumpulan karya individu: Karya-karya dalam anthology ditulis oleh berbagai penulis yang berbeda.
  2. Tema atau genre sama: Karya-karya dalam anthology biasanya memiliki tema atau genre yang sama, meskipun tidak harus selalu demikian.
  3. Disusun oleh editor: Anthology biasanya disusun oleh seorang editor yang memilih karya-karya yang akan dimuat dalam anthology.
  4. Memiliki judul dan penerbit: Anthology memiliki judul dan diterbitkan oleh penerbit tertentu.

Contoh format anthology

  1. Kumpulan cerita pendek: Contoh anthology cerita pendek yang terkenal adalah "The Sandman" karya Neil Gaiman dan "The Things We Lost in the Fire" karya Mariana Enriquez.
  2. Kumpulan puisi: Contoh anthology puisi yang terkenal adalah "The Norton Anthology of American Poetry" dan "The Pushcart Prize Anthology of Poetry."
  3. Kumpulan esai: Contoh anthology esai yang terkenal adalah "The Best American Essays" dan "The New Yorker Book of Essays."

Kelebihan format anthology

  1. Menawarkan berbagai perspektif: Anthology menawarkan berbagai perspektif dan sudut pandang yang berbeda dari berbagai penulis.
  2. Memperkenalkan penulis baru: Anthology dapat memperkenalkan penulis baru kepada pembaca yang mungkin belum pernah mendengar mereka sebelumnya.
  3. Memberikan gambaran umum tentang tema atau genre: Anthology dapat memberikan gambaran umum tentang tema atau genre tertentu.

Kekurangan format anthology

  1. Kualitas karya dapat bervariasi: Kualitas karya dalam anthology dapat bervariasi, dan beberapa karya mungkin lebih baik daripada yang lain.
  2. Kurangnya koherensi: Anthology mungkin tidak memiliki koherensi yang sama seperti novel atau cerita panjang lainnya.
  3. Mungkin sulit untuk menemukan anthology yang sesuai dengan minat: Ada banyak anthology yang berbeda di luar sana, dan mungkin sulit untuk menemukan anthology yang sesuai dengan minat Anda.

Baca Juga: Tayang di Netflix! ini Sinopsis Film 47 Ronin Kisah Samurai yang Penuh Aksi dan Emosi

Secara keseluruhan, format anthology adalah cara yang bagus untuk membaca berbagai karya dari berbagai penulis. Format ini dapat menawarkan wawasan dan perspektif baru tentang berbagai tema dan genre.

Seperti serial "Nightmares and Daydreams", yang menghadirkan pengalaman menonton unik dan berbeda bagi para penontonnya. Kontroversi yang muncul menunjukkan bahwa serial ini berani mengambil risiko dan mengangkat tema-tema yang sensitif.

Meskipun demikian, serial ini juga memiliki banyak kelebihan yang patut diapresiasi. Ultimately, whether or not you enjoy the series will depend on your personal taste and preferences.***

Dapatkan info dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com dan Ikuti Whatsapp Channel Marawatalk Padang, sumber informasi Rakyat Minangkabau

Editor: Rully Firmansyah

Sumber: Netflix Entertainment


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah