Kerajinan Tokat Sulam Benang Emas asal Pasaman Barat, Punya 9 Motif Kearifan Lokal Diwariskan Turun Temurun

- 26 Oktober 2023, 10:02 WIB
Seni Kriya Sulam Benang Emas asal Air Bangis, Pasaman Barat, Sumatera Barat
Seni Kriya Sulam Benang Emas asal Air Bangis, Pasaman Barat, Sumatera Barat /Marawatalk//Rully Firmansyah

 

MARAWATALK-Kerajinan seni kriya Sulam Benang Emas di Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, sudah menjadi seni tradisi kearifan lokal yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat adat setempat.

Kelentikan dan kecakapan jari jemari tangan pewaris kerajinan tersebut dalam merangkai benang menjadi sebuah ornamen yang indah dengan beragam motif, seakan menjadi penanda semangat para pelaku usaha kerajinan ini dalam meraih kesuksesan dengan melahirkan karya-karya yang memiliki selera seni yang agung warisan leluhur.

Seperti diungkapkan salah seorang perajin seni kriya tersebut, Riska Evera, bahwa ia bersama pelaku usaha kerajinan lainnya mempelajari teknik penyulaman tersebut dari orang tua mereka masing-masing.

Baca Juga: Pulau Pigago di Air Bangis, Kepingan Surga Kota Pelabuhan Tua Pasaman Barat

"Berdasarkan kisah- kisah orang tua kami, kerajinan ini dibuat sebagai bentuk upaya mengisi kekosongan waktu semata, saat ditinggal melaut oleh para kepala keluarga dan itu pun masih berlangsung sampai sekarang," ungkapnya.

Dengan kata lain, lanjutnya, seni menyulam menggunakan benang emas itu tetap lestari hingga saat ini dan terus dijaga serta dikembangkan oleh kelompok perajin sulam benang emas, mengikuti perkembangan peradaban dari masa ke masa.

Kolaborasi 2 Teknik Menyulam jadi Pembeda Kerajinan Sulam Benang Emas Air Bangis

Tokat dan Sulam, penggabungan 2 teknik yang menjadikan kerajinan seni kriya asal Air Bangis ini lebih unggul dari daerah lainnya di Sumatera Barat
Tokat dan Sulam, penggabungan 2 teknik yang menjadikan kerajinan seni kriya asal Air Bangis ini lebih unggul dari daerah lainnya di Sumatera Barat Rully Firmansyah

Baca Juga: Nyaris Punah, Talempong Batuang Silungkang Menjadi Warisan Tak Benda Indonesia, Ini Sejarah Singkatnya!

Riska menjelaskan, dalam kerajinan tersebut setiap perajin setidaknya mengenal 2 jenis teknik, yakni:

1. Tokat, Menokat atau Menakat Benang
Teknik ini menjadi ciri khas kerajinan sulam di Air Bangis karena pembuatan motif pada kain tak hanya dilakukan dengan cara menyulam benang emas semata, melainkan juga memberikan isian pada sulaman dengan cara menakat atau masyarakat setempat mengenalnya dengan istilah 'menokat' atau 'tokat'.
Teknik ini menjadi pembeda dari produk kerajinan serupa, seperti yang terdapat di beberapa kawasan pesisir lainnya di Sumatera Barat.

2. Menyulam Benang Emas
Teknik menyulam benang emas ini, merupakan teknik paling umum yang wajib dikuasai oleh para perajin sulam benang emas ini. Biasanya, untuk mempertahankan tingkat presisi dan kesesuain sebuah motif yang akan dibuat, para perajin menggambar terlebih dahulu di selembar kertas untuk kemudian digunting dan ditempelkan pada kain, lalu langkah penyulaman benang dimulai dengan mengikuti garis pola pada kertas tersebut.

Riska menyebutkan, penggabungan 2 teknik ini dalam satu objek produksi seperti seledang atau bentuk kerajinan lainnya, menjadikan hasil karya mereka terlihat lebih indah dan hidup, serta menjadi salah satu titik unggul karena teknik serupa tidak ada pada kerajinan lainnya yang sejenis dari daerah manapun.

"Biasanya teknik 'manokat' itu lebih diarahkan kepada isian dari sulaman benang emas itu sendiri, agar dalam sebuah motif sulaman dapat terlihat alur berbeda sehingga menambah keindahan hasil sulaman perajin di Air Bangis," jelas Riska.

Berikut 9 Motif Unggulan Turun Temurun dari Kerajinan Sulam Benang Emas Air Bangis Pasbar:

1. Bungo Labu
2. Saik Galame
3. Siku Katuang
4. Sisiak Lambio
5. Itiak Pulang Potang
6. Buluah-buluah
7. Ayam Titumbu
8. Leriang
9. Saik Kue Talam

Riska mengatakan, 9 motif itu dijadikan 'isian' pada beberapa motif sulam emas, diantaranya:

1. Dewa Babuai
2. Burung Merak
3. Ombak Badabu dan
4. Jagung

Sulam Tokat Benang Emas Air Bangis Hasilkan Berbagai Produk Unggulan

Kerajinan Tokat Sulam Benang asal Air Bangis, Pasaman Barat, Sumatera Barat
Kerajinan Tokat Sulam Benang asal Air Bangis, Pasaman Barat, Sumatera Barat Rully Firmansyah

Baca Juga: Ada Aston Hotel Batam, 'Job Seeker' Ikuti JobFair 2023 SMKN 1 Pasaman, Libatkan 5 Hotel Ternama

Disinggung tentang dalam bentuk apa saja produksi mereka, Riska mengulas bahwa hasil produksi mereka pada dasarnya masih diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen lokal, yang biasanya akan dipakai untuk keperluan aksesoris adat istiadat yang juga berasal dari kearifan lokal masyarakat setempat.

Sesuai perkembangan zaman, Riska bersama perajin lainnya juga sudah mulai mengembangkan produk kerajinan mereka ke dalam bentuk yang bisa dipakai sehari-hari seperti baju kurung, selendang dan tas bermotifkan benang sulam emas berbagai bentuk motif yang indah dan bisa disesuaikan dengan selera pemesan.

"Kami juga mulai mengembangkan produk dalam bentuk manfaat yang lebih luas seperti hiasan dinding yang mengandalkan keindahan motif disamping pemenuhan perlengkapan pesta yang biasa dipakai oleh pengusaha jasa sewa pelaminan," ulasnya.

Menurutnya, perlengkapan pelaminan itulah yang mendasari terus berkembangnya seni kriya tersebut dan biasanya digunakan untuk membuat beberapa barang kebutuhan pesta perkawinan masyarakat adat setempat, seperti:

1. Kain Pintu atau Pancuang Pintu, lengkap dengan pengikat dan angkin atau covernya.
2. Tampuak Lansie atau Hiasan Kelambu Penganten dan,
3. Muko Kalambu atau Cover Kelambu Penganten beserta Lombo Godang, Lombo Kociak dan Lombo Putiah sebagai pelengkapnya.

"Peralatan terebut wajib ada pada setiap perhelatan dan biasanya kami masyarakat adat menggunakan kain sulam emas sebagai hiasannya, dan bisa dikatakan sudah menjadi tradisi yang akan menunjukkan tingkat derajat sosial seseorang di tengah-tengah masyarakat," tutur Riska.

Sesuai Kualitas, Harga Jual Produk Tokat Sulaman Benang Emas Air Bangis mencapai Angka 5 Jutaan

Baca Juga: Simponi Rangmudo Festival Gali Potensi Seni Generasi Muda Pasaman Barat

Disinggung tentang harga jual untuk masing-masing produk yang mereka hasilkan, Riska menjawab barang-barang tersebut berkisar antara 1 juta sampai 5 juta rupiah untuk masing-masing item produk.

Riska mengatakan, penetapan harga jual tersebut lebih didasarkan pada tingkat kesulitan dalam pembuatannya yang kadang membutuhkan waktu hingga 2 minggu bahkan lebih, tergantung kerumitan motif yang dipesan konsumen.

"Sejauh ini harga-harga tersebut masih bisa menutupi biaya produksi dengan bagian terbesar adalah upah kerja, untuk mendapatkan bahan baku sejauh ini tidak ada masalah," ujarnya.

Namun, lanjut Riska, kendala permodalan dan upaya menembus pasar seni kriya dengan cakupan lebih luas dan besar, masih menjadi kendala utama mereka untuk bisa menjadikan kerajinan ini dapat berkembang hingga menjadi sandaran untuk menggerakkan perekonomian keluarga.

Riksa mengulas, meskipun suami-suami mereka tetap berjuang menaklukkan ombak samudera untuk mencari nafkah, akan tetapi dukungan teknologi tangkap ikan masih jauh dari kata maju.

"Sebagian besar nelayan disini hanyalah berstatus sebagai anak buah kapal milik juragannya, tentu penghasilan yang didapat hanyalah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang selalu kami syukuri sebagai nikmat Allah," sebutnya.

Dengan mengembangkan seni kerajinan sulam benang emas itu, lanjut Riska, mereka berharap akan mampu memberikan penghasilan tambahan dan berharap akan bisa menjadi salah satu harapan untuk bisa meningkatkan kualitas hidup mereka bersama anak-anaknya di masa yang akan datang.***

Dapatkan info menarik dan terupdate lainnya hanya di laman Google News kami, klik padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasinya Rakyat Minangkabau.

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah