Riska menjelaskan, dalam kerajinan tersebut setiap perajin setidaknya mengenal 2 jenis teknik, yakni:
1. Tokat, Menokat atau Menakat Benang
Teknik ini menjadi ciri khas kerajinan sulam di Air Bangis karena pembuatan motif pada kain tak hanya dilakukan dengan cara menyulam benang emas semata, melainkan juga memberikan isian pada sulaman dengan cara menakat atau masyarakat setempat mengenalnya dengan istilah 'menokat' atau 'tokat'.
Teknik ini menjadi pembeda dari produk kerajinan serupa, seperti yang terdapat di beberapa kawasan pesisir lainnya di Sumatera Barat.
2. Menyulam Benang Emas
Teknik menyulam benang emas ini, merupakan teknik paling umum yang wajib dikuasai oleh para perajin sulam benang emas ini. Biasanya, untuk mempertahankan tingkat presisi dan kesesuain sebuah motif yang akan dibuat, para perajin menggambar terlebih dahulu di selembar kertas untuk kemudian digunting dan ditempelkan pada kain, lalu langkah penyulaman benang dimulai dengan mengikuti garis pola pada kertas tersebut.
Riska menyebutkan, penggabungan 2 teknik ini dalam satu objek produksi seperti seledang atau bentuk kerajinan lainnya, menjadikan hasil karya mereka terlihat lebih indah dan hidup, serta menjadi salah satu titik unggul karena teknik serupa tidak ada pada kerajinan lainnya yang sejenis dari daerah manapun.
"Biasanya teknik 'manokat' itu lebih diarahkan kepada isian dari sulaman benang emas itu sendiri, agar dalam sebuah motif sulaman dapat terlihat alur berbeda sehingga menambah keindahan hasil sulaman perajin di Air Bangis," jelas Riska.
Berikut 9 Motif Unggulan Turun Temurun dari Kerajinan Sulam Benang Emas Air Bangis Pasbar:
1. Bungo Labu
2. Saik Galame
3. Siku Katuang
4. Sisiak Lambio
5. Itiak Pulang Potang
6. Buluah-buluah
7. Ayam Titumbu
8. Leriang
9. Saik Kue Talam
Riska mengatakan, 9 motif itu dijadikan 'isian' pada beberapa motif sulam emas, diantaranya:
1. Dewa Babuai
2. Burung Merak
3. Ombak Badabu dan
4. Jagung
Sulam Tokat Benang Emas Air Bangis Hasilkan Berbagai Produk Unggulan