Nagari Kapa Baralek Gadang, Muhammad Yusuf Resmi Sandang Gelar Datuak Mudo

MARAWATALK - Masyarakat Minangkabau memang sangat kental memegang adat sekaligus menjunjung tinggi syariat Islam. Hal ini didasari oleh sebuah pepatah lama yang mengatakan ‘adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah’.

Karenanya, sosok datuak sebagai pemangku adat adalah suatu keharusan. Pemangku adat adalah orang yang mengayomi warga atau mengurusi adat istiadat di wilayah tugas masing-masing.

Pemangku adat juga dapat menjadi hakim jika dalam suatu komunitas terjadi suatu pelanggaran adat. Tak heran, datuak juga dijadikan simbol hukum adat masyarakat masing-masing suku.

Ketentuan itu juga berlaku terhadap Suku Melayu yang mendiami Kampung Lubuk Sianok di sebuah perkampungan kaum beradat di Pasaman Barat (Pasbar), Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).

Baca Juga: Silat Pangean Kuansing Riau, Diminati di Minangkabau hingga Jambi dan Negeri Sembilan Malaysia

Namun, tiga bulan terakhir ini, masyarakat Suku Melayu di bawah payung panji ‘Datuk Mudo’ tak lagi memiliki seorang pemangku gelar datuk itu di Luhak Saparampek Kapa, Nagari Kapa, Kecamatan Luhak Nan Duo, Pasaman Barat.

Hal itu dikarenakan pemangku gelar adat di pasukuan tersebut telah meninggal dunia, maka suatu keharusan dilakukan prosesi pengganti atau penerus pemangku gelar tersebut.

Atas kondisi itu, para sesepuh di kaum Datuak Mudo berkumpul, lalu menggelar rapat adat kaum untuk menunjuk penerus pemangku gelar adat itu di rumah gadang mereka.

“Alhamdulillah, pelaksanakan prosesi pelewaan sudah selesai hari ini kita laksanakan. Namanya Muhammad Yusuf yang memangku gelar adat ‘Datuk Mudo’ ini,” ungkap Pucuk Adat Luhak Saparampek Kapa, Alman Gampo Alam, Sabtu (8/7/2023) di Kapa.