MINANGKABAU, Bukan di Jawa Ternyata Sekolah Tinggi Islam Pertama Ada di Kota Padang

18 Desember 2023, 14:24 WIB
Masjid Raya Sumatera Barat /MARAWATALK/ Wikipedia /

MARAWATALK - Perguruan Tinggi Islam (PTI) adalah perguruan tinggi yang diprakasai dan dikelola oleh umat Islam dan keberadaannya disemangati oleh keinginan mengedepankan nilai-nilai keislaman.

Pada mulanya, STI didirikan untuk melatih ulama-ulama yang berpendidikan baik yaitu orang yang telah mempelajari Islam secara meluas dan mendalam, dan telah memperoleh standar pengetahuan umum yang memadai seperti dituntut oleh masyarakat sekarang ini.

Jika, membahas soal STI ternyata pertama kali ada di Indonesia bukan berada di Batavia, juga tidak di Jogjakarta, tetapi di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. STI ini sudah ada sebelum Negara Indonesia berdiri.

Sekolah Tinggi Islam (Islamietische Hooge School) di Padang didirikan tahun 1940. Anggapan selama ini Sekolah Tinggi Islam (STI) yang didirikan di Jakarta tahun 1945 merupakan yang pertama di Indonesia jelas keliru.

STI di Jakarta didirikan 8 Juli 1945 oleh Abdoel Kahar Moezakir, Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Abdul Wahid Hasyim, Mohamad Roem. Tetapi kemudian dipindahkan ke Jogjakarta lalu berkembang menjadi Universitas Islam Indonesia.

Baca Juga: KABAR BISNIS Majukan para pelaku UMKM, Start Up Wahyoo dan Dewa Eka bagi-bagi 4M

Perpindahan ini dilakukan sehubungan dengan pemindahan ibukota RI dari Jakarta ke Jojkakarta. Universitas Islam Indonesia (UII) di Jogjakarta sendiri dibentuk tahun 1947.

UII tidak hanya fakultas agama Islam juga memiliki fakultas lain seperti fakultas ilmu sosial dan fakultas ekonomi.

Fakultas Ilmu Agama Islam di UII ini kemudian dipisahkan dan dibentuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) menjadi cikal bakal dibentuknya Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Pada masa kini, IAIN dikembangkan kembali menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Lantas bagaimana asal-usul pembentukan Sekolah Tinggi Islam di Padang? Pertanyaan ini tentu masih menarik.

Pertanyaan ini akan dikaitkan dengan keberadaan sekolah menengah Islam di era kolonial Belanda dan perkembangan perguruan tinggi Islam sesudahnya. Untuk itu mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Baca Juga: INFO CUACA SUMBAR Awas! Ada Potensi Badai Petir di Sebagian Besar Wilayah Kabupaten Kota

Islamietische Hooge School di Padang

Gagasan pembentukan Perguruan Tinggi Islam (Islamietische Hooge School) sudah muncul pada sebuah konferensi (kongres) tahun 1940 di Jogjakarta (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 11-05-1938).

Perguruan tinggi yang akan dididirikan di Solo menampung para lulusan AMS. Disebutkan seorang terkemuka di Solo telah menjanjikan sumbangan setidaknya NLG 10.000 untuk perguruan tinggi yang akan didirikan di Solo.

Gagasan ini mengemuka kembali pada tahun 1940 ketika diadakan pertemuan publik di Solo (Algemeen Handelsblad, 11-03-1940). Disebutkan dalam pertemuan publik partai Islam ini, Dr. Satiman menyatakan bahwa menurut anggota Volksraad Wiwoho, pemerintah bersedia berkontribusi pada biaya pembelian gedung.

Salah satu gedung pemerintah disediakan sambil menunggu tersedianya bangunan yang pasti. Dimana perguruan tinggi ini didirikan belum bisa diputuskan apakah di Solo atau Salatiga.

Juga disebutkan pemerintah siap untuk mendatangkan profesor yang dikaitkan dengan perguruan tinggi yang ada Batavia. Dr. Poerbatjaraka dikatakan telah setuju untuk menyerahkan perpustakaan pribadinya ke perguruan tinggi baru.

Di Hindia Belanda, perguruan tinggi (Hoogeschool) baru terdapat di beberapa kota seperti di Batavia (Recht Hoogeschool, Geneeskundige Hoogeschhool), di Bandoeng (Technische Hoogeschool) dan di Buitenzorg (Nederlandsch Indie Veeartsen School).

Namun gagasan tetaplah gagasan. Keinginan untuk mendirikan perguruan tinggi Islam (Pesantrèn Loehoer) di Solo tidak pernah terwujud.

Baca Juga: MINANGKABAU Sebelum Pindah ke Kota Padang, Etnis Tionghoa Ternyata Dulunya Bermukim di Air Bangis Pasbar

Digagas oleh Guru-Guru Islam

Sebaliknya di Padang Persatuan Guru-Guru Agama Islam, setelah berhasil mendirikan sekolah menengah Islam (Islamietische Middlebare Scholen) kembali berinisiatif untuk mendirikan perguruan tinggi Islam ((Islamietische Hooge School). Inisiatif ini segera terlaksana (De Sumatra post, 13-12-1940).

Inisiatif ini didasarkan fakta bahwa Hindia Belanda (Indonesia) memiliki populasi Islam sebanyak 50 juta jiwa dan bagi siswa yang ingin melanjutkan studi Islam harus ke luar negeri. Disebutkan pada tahun pertama ini jumlah mahasiswa terdaftar sebanyak 15 orang.

Komite terdiri dari Roesad Datoek Perpatih Baringek (sekretaris Minangkabauraad), Abdoel Moeloek (kepala sekolah HIS), Mahmoed Joenoes (mantan Normaal Islam School), Aboe Bakaar Djaar (advocaat), Sjech Ibrahim Moesa (guru agama), Mochtar Jahja (mantan direktur Islamic College) dan Husein Jahja (direktur Normaal Islam School). Komite ini diketuai oleh Abdoel Madjid Sidi Soetan. Untuk staf dosen antara lain Mahmoed Joenoes, Sjech Ibrahim Moesa, Salih Djafaar dan SM Latief.

Apa yang menyebabkan rencana pendirian perguruan tinggi Islam di Solo tidak terwujud tidak diketahui secara jelas.

Kemudian, apa yang menyebabkan inisiatif pendirian perguruan tinggi Islam di Padang segera terwujud? Boleh jadi inisiatif di Padang muncul karena melihat rencana di Solo tidak jalan.

Inisiatif di Padang ini boleh jadi karena sudah ada sekolah-sekolah Islam di West Sumatra seperti Normaal Islam School (sekolah guru agama Islam) Islamic College dan sebagainya.

Namun tidak itu saja. Sekolah-sekolah agama di Sumatra, khususnya di West Sumatra (Sumatera Barat) diketahui sudah sejak lama terhubung dengan alumni-alumni Al-Azhar di Cairo, Mesir.

Pada saat pendudukan Jepang tidak terdeteksi adanya perguruan tinggi Islam. Boleh jadi Perguruan Tinggi Islam di Padang telah ditutup.

Demikian juga pasca proklamsi Kemerdekaan Indonesia tidak terdeteksi perguruan tinggi Islam. Baru pada tahun 1948 diberitakan bahwa Universitas Islam Indonesia telah dibuka.

Disebutkan bahwa hari Senin sore (17 Mei 1948) Universitas Islam Indonesia secara resmi dibuka di Djokjakarta (pembukaan versi website UII sendiri tanggal 5 Juni 1948).***

Dapatkan info menarik dan terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasi Rakyat Minangkabau.

Editor: Irfansyah Pasaribu

Tags

Terkini

Terpopuler