MARAWATALK-Eskalasi perang di jalur gaza, Palestina, semakin menunjukkan peningkatan ketegangan dengan semakin merajalelanya penindasan yang dilakukan penjajah Israel terhadap warga muslim di sana.
Dikutip dari data yang dihimpun oleh United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza dan keterangan resmi pemerintah Israel, selama periode 7-30 Oktober 2023 perang antara Israel dan kelompok militan Hamas telah menewaskan lebih dari 8.400 warga Palestina.
Perang tak seimbang dengan mengorbankan ribuan warga sipil di jalur gaza itu, telah mengundang reaksi keras penduduk dunia yang memiliki kepedulian akan nilai kemanusiaan serta tegaknya keadilan dan kemerdekaan bagi warga negara Palestina yang masih terjajah sikap keangkuhan rezim Benyamin Netanyahu dan penjajah Israel.
Baca Juga: Solidaritas Muslim Jalur Gaza, Emak-emak di Pasbar Milih Gunakan Produk Dalam Negeri
Reaksi yang terjadi adalah mulai dari sikap mengutuk keras, memberikan bantuan kemanusiaan dan yang terbaru telah mulai ikut campurnya kekuatan militer dari negara Yaman turut menyerang Israel demi membela rakyat Palestina yang tertindas.
Diluar itu, banyak masyarakat negara-negara di dunia juga kembali memberlakukan aksi boikot produk Israel dan sekutunya, yang dahulu pernah digalang oleh Palestina melalui gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi atau lebih dikenal dengan sebutan BDS.
Apa itu Gerakan BDS?
Baca Juga: Organisasi HAM Serukan Jaksa ICC Keluarkan Surat Penangkapan ke Pejabat Israel