Harimau Sumatera Belajar Berburu di Pasaman, Mangsa Tujuh Anjing Peliharaan

- 8 Juni 2023, 10:37 WIB
Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae)
Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) /Marawatalk/ist/

 

MARAWATALK--Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar mengkonfirmasi adanya konflik dua ekor Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) pada dua titik kecamatan berbeda di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) , Ardi Andono, saat dihubungi di Padang, Rabu (08/06), mengungkapkan titik-titik konflik itu masing-masing berada di Jorong Koto Panjang Nagari Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan, yang dilaporkan warga setempat pada 30 Mei 2023.

Baca Juga: Narasumber Tingkat Nasional, Wabup Sabar AS Sampaikan Pengembangan Daya Saing Nagari Berbasis Teknologi

"Yang terbaru adalah di Jorong Salibawan Nagari Sundata Utara Kecamatan Lubuk Sikaping, yang dilaporkan pada 05 Juni 2023," ungkapnya.

Ia mengatakan, adapun kronologis kejadian untuk konflik Harimau Sumatera di Kecamatan Rao Selatan adalah pada hari Senin (29/05) salah seorang bernama Hendra melaporkan adanya konflik satwa liar ke Call Center BKSDA Sumbar.

Informasi tersebut langsung ditindaklanjuti oleh TIM WRU Seksi KW I dibantu oleh tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Sontang menuju lokasi pada tanggal 30 Mei 2023.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Sambut Baik Legislator Sumbar Asuransikan Pekerja Rentan

"Berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak pemerintah terdepan, pada titik konflik ini diketahui ada 2 (dua) lokasi laporan temuan jejak Harimau Sumatera oleh warga jorong Koto Panjang, ukuran 8 sentimeter sebanyak 5 (lima) titik di kebun karet dekat bangunan PPS (Pusat Pengolahan Sampah) Nagari Lansek Kadok di Hutan Lindung." ungkapnya.

Penemuan jejak kaki Harimau Sumatera di Jorong Salibawan, Nagari Sundata Utara Kecamatan Lubuksikaping, Kabupaten Pasaman, oleh Tim WR I BKSDA Sumbar.
Penemuan jejak kaki Harimau Sumatera di Jorong Salibawan, Nagari Sundata Utara Kecamatan Lubuksikaping, Kabupaten Pasaman, oleh Tim WR I BKSDA Sumbar.

Ia menambahkan, pada titik ini pihaknya memberikan edukasi tentang cara hidup berdampingan dengan hewan dijuluki Raja Rimba itu dan membagikan panduan agar masyarakat tetap mendukung upaya pelestarian spesies langka dan dilindungi.

Sementara untuk kronologis titik kedua di Jorong Salibawan, pihak petugas Call Center BKSDA Sumbar mendapatkan laporan kemunculan Harimau pada tanggal 5 Juni 2023.

"Dalam laporan tersebut diinformasikan bahwa pada hari Kamis tanggal 01 Juni 2023, Warga bernama Jupri (60) kehilangan enam ekor anjing peliharaannya dan disekitar pondok ditemukan jejak diduga milik harimau, " sebutnya.

Bahkan, pada hari Sabtu berikutnya sewaktu ia ke ladang, satu ekor anjing yang tersisa tidak ditemukan lagi dalam kandang dan disekitar kandang ditemukan jejak harimau kembali.

Baca Juga: Fantastis..Temuan Dana Perjalanan Dinas Fiktif DPRD Pasaman Capai 4,8 Miliar

Berdasarkan hasil pengecekan lapangan, ulasnya, ditemukan jejak Harimau Sumatera dengan ukuran 10 sentimeter dan 8 sentimeter di kebun sayur milik Jufri, tepatnya didekat pondok ladang daerah Padang Data jorong Salibawan Nagari Sundata Utara.

"Lokasi penemuan jejak tersebut berada di Hutan Lindung berdekatan dengan SM Malampah Alahan Panjang kurang lebih 11 kilometer jika ditarik garis lurus, " terangnya.

Selanjutnya, jelas Ardi, tim melakukan pemasangan dua kamera trap dan melakukan penghalauan bersama-sama warga di malam hari dan dini hari.

Pencarian jejak Harimau Sumatera oleh tim WR I BKSDA Sumbar di Jorong Salibawan Nagari Sundata Utara, Kecamatan Lubuksikaping Kabupaten Pasaman.
Pencarian jejak Harimau Sumatera oleh tim WR I BKSDA Sumbar di Jorong Salibawan Nagari Sundata Utara, Kecamatan Lubuksikaping Kabupaten Pasaman.

Berdasarkan hasil pengecekan kamera pada tanggal 6 Juni 2023 pukul 19.30 WIB belum medapatkan hasil dan tim melanjutkan pemasangan kamera trap dan penggiringan hingga dua hari kedepan.

"Dari hasil analisa tapak bahwa kedua harimau yang berada di kedua nagari tersebut masih anak hingga remaja yang kemungkinan belajar berburu, dengan demikian kondisi ini hanya bersifat sementara dan dapat diantisipasi, " tutupnya.

Sementara itu, terkait adanya potensi konflik dengan Harimau Sumatera, Wali Nagari Sundata Utara, Nofriyan S, Or, meminta warganya untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.

"Jangan beraktivitas ke ladang di malam hari, usahakan tidak berada sendiri saat diladang dan dilarang keras memasang perangkap apapun karena dapat mengenai hewan dilindungi," tutupnya.(***)

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah