Sengketa Lahan Di OKI Berujung Dugaan Penembakan dan Penangkapan Belasan Warga Oleh Polisi

- 18 Desember 2021, 06:28 WIB
ilustrasi
ilustrasi /

Ranah Padang - Masyarakat di Desa Sukmukti, Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan terlibat kericuhan dengan pihak kepolisian, Kamis (16/12/2021) malam. Kericuhan tersebut diduga terkait sengketa lahan. Kejadian ini mengakibatkan dua warga terluka terkena tembakan pihak kepolisian dan belasan warga lainnya ditangkap.

Salah satu perwakilan warga, Pius Situmorang langsung mendatangi Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) pasca kericuhan pada Jumat (17/12/2021). Disini Pius membeberkan adanya kericuhan antara masyarakat Desa Sukmukti dengan pihak kepolisian.

Diceritakannya, sekitar seratus orang aparat kepolisian mendatangi lokasi sengketa yang ditempati oleh warga sekitar pukul 19.30 malam. Setelahnya, pihak kepolisian mengumpulkan seluruh KTP dan menyita ponsel warga.

"Ratusan aparat kepolisian secara bersamaan mendatangi warga, mengusir paksa, membongkar tenda-tenda yang berdiri sebagai tempat tinggal, menahan paksa dan memeriksa telepon genggam yang diduga untuk menghalangi dokumentasi warga, hingga menyita data pribadi masyarakat yakni KTP warga tanpa memberitahukan alasan yang jelas," ujar Pius dalam konferensi pers bersama Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI), Jumat (17/12) yang dilansir dari cnnindonesia.com.

Berdasar catatan PBHI, sekitar 30 orang warga Desa Sukamukti yang mendirikan tenda di area sengketa, diminta untuk segera membongkar tenda dan keluar dari area tersebut.

Tak berapa lama, datang empat mobil milik warga yang menuju lokasi warga ditembaki oleh pihak kepolisian secara tiba-tiba hingga seluruhnya rusak parah. Bahkan, satu mobil tidak dapat dikendarai lagi. Sedangkan, satu mobil dibawa polisi, dan dua lainnya dibawa pemiliknya.

Setelah penembakan tersebut, aparat membawa lebih dari sepuluh orang ke Polda Sumatera Selatan. Penembakan tersebut juga mengakibatkan dua orang warga luka-luka.

Kepala Divisi Advokasi PBHI, Chikita Edrini mengungkapkan perilaku aparat kepolisian sebagai tindakan penggunaan kekuatan secara berlebihan. Ia menduga tindakan represif dari aparat merupakan respons atas surat yang dikirimkan Anggota DPR RI Komisi IX Sihar Sitorus sebagai investor PT Treekreasi Margamulia (TMM) kepada Kapolri Listyo Sigit.

Selain itu, kasus sengketa lahan tersebut masih dalam proses penyelesaian. Atas peristiwa yang terjadi, pihaknya menganggap kepolisian menunjukkan keberpihakan pada PT TMM.

Halaman:

Editor: Hajravif Angga


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah