Andalkan Kearifan Lokal dalam Keterbatasan, Ini Sukses Story Nagari Tangguh Bencana di Talu Pasaman Barat

26 April 2024, 17:24 WIB
Salah satu peristiwa banjir yang menerjang Nagari Tabek Sirah Talu, salah satu nagari tangguh bencana di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat /Marawatalk/IST/

 

MARAWATALK - Tepat hari ini Jumat 26 April 2024 Indonesia memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) sebagai salah satu bentuk respon pemerintah bersama stakeholder terkait, yang kali ini dipusatkan di Kota Padang, Sumatera Barat.

Terlepas dari segala hingar bingar layaknya sebuah perayaan yang dihadiri pejabat pusat, kali ini Marawatalk Padang (Pikiran Rakyat Media Network) mencoba mengangkat profil keberhasilan atau Sukses Story sebuah Nagari atau desa adat di Kabupaten Pasaman Barat, yang sukses menangani persoalan kebencanaan meskipun dihantam gelombang masalah bencana sejak 4 tahun terakhir.

Adalah Nagari Tabek Sirah Talu di Kecamatan Talamau, salah satu Nagari Tangguh Bencana yang berada pada posisi kerawanan cukup tinggi dengan potensi kebencanaan beragam seperti banjir, gempabumi, tanah longsor.

Uniknya, dalam mengatasi masalah pemulihan kebencanaan di nagari itu justru dilakukan dengan mengandalkan kearifan lokal masyarakat setempat dan menggandeng pihak-pihak non pemerintahan dalam membiayai proses rehabilitasi dan rekonstruksi fisik infrastruktur terdampak.

Dengan kata lain, Pemerintah Nagari Tabek Sirah bersama masyarakatnya mampu menembus jaringan swasta diluar anggaran pemerintah yang terbatas untuk memulihkan kembali kehidupan masyarakatnya yang sering terdampak bencana secara bergantian.

Seperti dikatakan Pj Wali Nagari Tabek Sirah Talu, Refqi Jufri Amd, dalam sebuah wawancara eksklusif pada Jumat 26 April 2024, menyebutkan upaya yang ia lakukan bersama masyarakat itu adalah sebuah runutan kebiasaan bergotong royong dalam memecahkan sebuah masalah dengan membuka diri bagi para pihak yang peduli.

"Salah satunya kami bersama unsur Gerakan Kepalangmerahan berhasil merehabilitasi jaringan irigasi yang rusak akibat gempa dan banjir, serta melaksanakan pelatihan pengolahan pupuk organik bagi masyarakat untuk solusi keberlangsungan hidup pasca bencana," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga berhasil membentuk Kelompok Siaga Bencana (KSB) bersama masyarakat dan karang taruna, sebagai bentuk respon tingginya potensi kebencanaan yang bertujuan untuk membangun sikap kesiapsiagaan sejak lingkungan terkecil.

Alhasil, ulasnya, pihak Pemerintah Nagari Tabek Sirah Talu berhasil membentuk sebuah sistem pelaksanaan kedaruratan bencana yang dituangkan dalam dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) Kebencanaan.

Baca Juga: HKBN 2024 Simulasi Bencana Gempabumi di Pasaman Barat, SMKN 1 Pasaman: Kami Siap untuk Selamat!

Ini Upaya Pemnag Nagari Tabek Sirah Atasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal

Pj Wali Nagari Tabek Sirah Talu, Kecamatan Talamau, bersama Kepala Markas PMI Pasaman Barat, Rida Warsa STP, dalam sebuah peninjauan dampak kebencanaan di nagari itu

Baca Juga: HARI KESIAPSIAGAAN NASIONAL Diperingati Setiap 26 April, BNPB Ajak Keluarga Gelorakan 'Siap untuk Selamat'

Disinggung tentang upaya apa saja yang sudah dilakukan dalam menangani kondisi kebencanaan berbasis kearifan lokal yang dimaksud, Refqi menjelaskan bahwa selain membangun komunikasi yang baik dengan semua pihak, ia bersama masyarakat di nagari itu bisa bersepakat dalam poin sebagai berikut:

  1. Melestarikan kegiatan tahunan berupa prosesi Tolak Bala, yang menjadi wadah untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan sebagai sarana masyarakat Kelompok Siaga Bencana dalam mengambil keputusan.
  2. Mengaktifkan kegiatan 'Ganggam Piciang', sebuah kebiasaan lama masyarakat adat Minangkabau dalam membantu sesama dengan cara menyumbangkan beras genggaman yang diletakkan di wadah tabung berbahan bambu dan dijemput oleh petugas khusus dan disimpan serta dikeluarkan untuk membantu warga terdampak jika terjadi bencana.

Menurut Refqi, hal yang mendasari munculnya kearifan lokal itu untuk mengatasi hambatan dalam penanganan kebencanaan yang sangat rumit alurnya, sementara ada hal pokok berupa kebutuhan yang sangat mendesak dan harus segera diadakan bagi masyarakat yang terdampak sebuah bencana.

Selain itu, rendahnya pemahaman para pejabat stakeholder pengendali masalah kebencanaan dalam memahami sebuah regulasi dan kebijakan juga menjadi masalah tersendiri yang tumbuh menjadi dilema dalam setiap kegiatan respon bencana yang dilakukan.

"Kedepan kami berharap pihak terkait mampu menjadikan masalah kebencanaan sebagai persoalan serius yang harus disikapi dengan regulasi turunan dan kebijakan yang jelas agar penanganannya bisa terarah dan terukur manfaatnya bagi masyarakat," tutupnya.***

Dapatkan info dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasi Rakyat Minangkabau.

Editor: Rully Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler