MINANGKABAU 10 Tarian asal Sumatera Barat Warisan Budaya Ranah Minang

- 18 Februari 2024, 16:00 WIB
Ilustrasi Seni Tradisi Minangkabau Sumatera Barat
Ilustrasi Seni Tradisi Minangkabau Sumatera Barat /Instagram @rdjphotography1/
  1. Tari Piring
    Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Tari Piring merupakan salah satu jenis kebudayaan yang sangat terkenal dari Ranah Minang. Tepatnya berasal dari Kota Solok, Sumatera Barat.
    Tak hanya gerakannya yang elok, namun filosofi di baliknya juga cukup menarik. Tarian yang sudah ada sejak abad ke-12 ini awalnya digunakan untuk menyembah dewa-dewa seperti Dewa Padi. Seiring berjalannya waktu, tarian ini sekarang digunakan untuk hiburan.
    Seperti namanya, tarian ini memanfaatkan piring sebagai salah satu atributnya. Biasanya, jumlah penarinya ganjil, mulai dari 3, 5, sampai dengan tujuh orang.
  2. Tari Lilin
    Selain Tari Piring, Tari Lilin juga sudah terkenal sampai berbagai pelosok negeri. Dahulu kala, tarian ini banyak dilakukan pada malam hari dan hanya di lingkungan istana saja. Atribut yang digunakan adalah lilin, tidak jarang dilengkapi dengan piring kecil.
    Fungsi awalnya, sebagai rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas berkah yang didapat. Namun sekarang bisa dinikmati masyarakat luas guna memeriahkan upacara adat. Selain itu, jadi tarian untuk menyambut tamu penting.
    Tarian ini cukup unik dan atraktif karena sang penari akan mengusahakan nyala lilinnya supaya tidak pdam. Ditambah pula dengan musik khas Minangkabau yang bikin makin terpukau.
  3. Tari Payung
    Selanjutnya ada Tari Payung yang dilakukan secara berpasangan. Sang pria menggunakan payung, sementara wanita menari dengan selendangnya. Tari payung ini muncul sekitar tahun 1600 Masehi dan belum diketahui siapa pencetusnya.
    Filosofi dari tarian ini sebagai gambaran kasih sayang atau perlindungan kepada pasangan. Payung melambangkan perlindungan sementara selendang sebagai ikatan suci. Tarian ini juga pernah sangat populer di tahun 1960-an.
    Sekarang, tari payung banyak digunakan sebagai pembuka acara atau jadi hiburan saat upacara-upacara adat. Biasanya, pertunjukan Tari Payung ini akan diiringi dengan lagu Minangkabau berjudul “Babenda-bendi ke Sungai Tanang”.
  4. Tari Indang
    Tari Indang atau yang disebut juga dengan Tari Dindin Badindin juga jadi bagian tarian populer dari Sumatera Barat, tepatnya Pariaman. Dahulunya digunakan untuk menunjang penyebaran agama Islam di bumi Minangkabau.
    Sampai sekarang, Tarian Indang ini juga masih banyak digunakan untuk berbagai acara keagamaan umat Islam. Contohnya saja Upacara Tabuik, pengajian, atau lainnya. Biasanya, tarian ini diiringi oleh sholawat Nabi atau syair dengan nilai ajaran Islam.
    Jumlah penarinya ganjil, biasanya 7, 9, 11, sampai 25 orang. Jika dilihat sekilas, tariannya mirip dengan Tari Saman, namun lebih dinamis.
  5. Tari Baralek Gadang
    Ada juga namanya Tari Baralek Gadang yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Sumatera Barat. Mulai dari kegiatan di rumah sampai dengan bercocok tanam ke sawah. Jadi gerakannya cukup variatif.
    Dalam bahasa Minang, tarian yang memiliki arti “Pesta Besar” ini biasanya dipertunjukkan untuk hiburan di berbagai acara besar seperti pesta pernikahan atau lainnya. Tidak jarang pula sebagai penyambut tamu istimewa yang bertandang ke Ranah Minang.
  6. Tari Rantak
    Tari Rantak juga masuk jajaran tarian asli dari Minangkabau. Gerakannya terinspirasi dari pencak silat masyarakat Minangkabau. Karena itulah, gerakannya cukup tajam dan dinamis. Jadi sangat menarik untuk disaksikan dan tidak jarang buat penonton terpukau.
    Dahulu, tarian ini digelar untuk merayakan hasil panen beras dan juga meminta hujan ke Yang Maha Kuasa. Namun sekarang sudah menjadi hiburan di berbagai acara budaya, adat, sampai dengan pernikahan.
    Selain jadi ajang hiburan, Tari Rantak ini juga menjadi ajang pelestari pencak silat Minangkabau supaya tidak terkikis zaman. Jadi jika menyaksikan tarian ini, siap-siap terpukau dengan berbagai gerakan dan kelincahan para penarinya.
  7. Tari Pasambahan
    Kemudian ada Tari Pasambahan yang difungsikan untuk sambutan atau bisa juga pembukaan sebuah acara. Tujuannya, untuk menghormati tamu-tamu yang sudah datang dengan tulus dan merupakan simbol dari tuan rumah.
    Tarian ini dilakukan secara berkelompok, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Biasanya, jumlahnya ganjil. Paling umum, Tari Pasambahan dilakukan oleh 17 penari yang terdiri dari 11 penari pria dan 6 pria.
    Atribut yang digunakan, biasanya adalah carano atau sebuah wadah kuningan logam yang memang banyak digunakan pada berbagai acara adat Minang. Di dalam carano, biasanya ada berbagai perlengkapan menginang seperti sirih, tembakau, kapur, gambir, dan lain-lain.
  8. Tari Alang Babega
    Tarian dari Sumatera Barat lainnya adalah Alang Babega yang terinspirasi dari burung elang. Baik itu saat elang hendak terbang atau kala akan menyambar mangsanya. Karena itulah, bisa dibilang gerakannya sederhana dan mudah untuk dipelajari.
    Gerakan tariannya yang terinspirasi dari elang juga merupakan wujud apresiasi yang tinggi terhadap alam. Karena itulah, juga banyak dipentaskan di berbagai acara budaya, adat, sampai pertunjukan di luar negeri.
    Jumlah penari dari Tari Alang Babega ini genap, mulai dari 2, 4, 6, atau lainnya. Tergantung juga besar kecilnya acara. Kostum yang digunakan untuk menari adalah pakaian khas Sumatera Barat dengan warna cerah. Sehingga mempercantik pertunjukan.
  9. Tari Tempurung
    Jika di berbagai tarian sebelumnya aksesoris yang digunakan adalah, piring, lilin, sampai dengan payung, kesenian satu ini memanfaatkan tempurung kelapa. Tarian ini pertama kali dibawakan pada 1952 di Nagari Batu Manjalur.
    Filosofi dari tarian ini adalah supaya manusia senantiasa berbuat baik, jangan sampai menjadi pemberontak, dan bisa meminimalisir perbuatan buruk. Sekarang, sudah menjadi hiburan di berbagai acara pernikahan sampai kenegaraan.
    Kostum yang dikenakan oleh para penari merupakan pakaian khas Minang yang bernama Baju Taluak Balango. Warnanya, biasanya adalah hitam yang dihiasi dengan rendah berwarna kuning emas. Namun tidak jarang juga warna yang lebih cerah.
  10. Tari Randai
    Fungsi utama Tari Randai sekarang ini dimanfaatkan untuk menyambut tamu, pertemuan pengantin, dan lain sebagainya. Bentuknya cukup kompleks karena memadukan pencak silat ala Minang, musik, lagu, drama, sampai dengan tarian.
    Awalnya, tarian ini digunakan untuk menyampaikan berbagai nasihat baik di berbagai cerita rakyat. Sekarang sudah menjadi hiburan masyarakat banyak.

Dapatkan info menarik dan terupdate lainnya seputar SUMATERA BARAT hanya di padang.pikiran-rakyat.com, Sumber Informasi Rakyat Minangkabau.***

Halaman:

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah