MARAWATALK- Mentari enggan menampakkan wujudnya pada Kamis, 30 November 2023 padahal sudah pukul 08.30 WIB di Pasar Tradisional Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan.
Langit nan kelam menjadi pertanda 'buruk' bagi penjual sayuran dan pedagang kaki lima yang menggelar lapak dipinggir kios-kios. Terutama lapak yang tidak pakai terpal.
Ternyata benar, hujan deras mulai mengguyur pagi itu. Pedagang mulai gelisah. Menepi-nepi mencari tempat teduh. Tak jarang dagangan yang telah digelar dibiarkan dibasuhnya.
Baca Juga: Kejari Solok Selatan Memeriksa Secara Maraton Saksi Korupsi Proyek SPAM DAK 2022 Rp7,1 Miliar
Hujan pertanda rahmat dari langit, ketika tumbuhan kering tidak mendapatkan air. Namun, situasi berbeda ketika berada di pasar tradisional. Seakan menjadi pertanda buruk.
Nelangsa merasuki dada emak-emak nan menjual sayur dari hasil kebun mereka. Berharap hujan segera reda, agar pembeli berbondong-bondong masuk pasar.
"Capek lah taduah. Tauncang galeh kok lamo hujan (Cepat reda hujan. Tidak balik modal bila hujan berlangsung lama)," kata seorang penjual sayur diemperan kios pasar.