Network
MARAWATALK - Pada Jumat 25 Februari 2022 lalu, sekira pukul 08.39 WIB, gempa bumi berkekuatan 6,1 Skala Richter secara mengejutkan mengguncang Kabupaten Pasaman Barat (pasbar), Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Bencana alam dahsyat itu dilaporkan telah merenggut 10 orang nyawa warga di daerah itu. Kemudian, telah memporak-porandakan ribuan bangunan rumah tinggal, toko, perkantoran, sarana ibadah, pendidikan, jaringan listrik, dan jaringan pertanian.
Pusat gempa ini, berlokasi di darat lereng Gunung Talamau pada kedalaman 10 km. Ini merupakan jenis gempa bumi kerak dangkal yang dipicu aktivitas patahan aktif Sesar Semangko, tepatnya pada segmen Talamau yang belum terpetakan.
Baca Juga: Berlibur ke Sumbar, ini 6 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Suku Minangkabau
Lalu, seperti apa kondisi dilapangan saat ini setelah 18 bulan pasca gempa terjadi. Berikut pantauan dilapangan dan rangkuman beberapa pengakuan korban gempa kepada Pikiran Rakyat Media Network (PRMN).
Hingga kini, sejumlah persoalan masih belum terselesaikan pasca gempa terjadi, seperti penyaluran bantuan gempa terhadap rehab berat, sedang dan ringan.
Bahkan, kekecewaan wargapun ditumpahkan melalui aksi demontrasi seperti menonton sinetron per episode yang tak kunjung selesai terjadi di halaman kantor bupati setempat. Lambannya penyaluran bantuan oleh pemerintah, juga seolah tidak berujung pada titik terang.
Baca Juga: Panglima TNI Usulkan Tunjangan Prajurit di Papua dan Perbatasan Dinaikkan
Tentunya ini akan menjadi pertanyaan yang besar bagi masyarakat luar, isu miringpun mulai berhembus terkait dana-dana bantuan gempa yang sudah stanby belum terserap maksimal.
