MARAWATALK - Budidaya kelapa sawit menjadi sebuah primadona usaha yang dinilai menjanjikan di Sumatera Barat, sejak dibukanya perkebunan besar budidaya kelapa sawit oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di Kabupaten Pasaman Barat sejak era 80-an.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan setempat, puluhan perusahaan besar milik swasta seperti Wilmar Group, Bakrie Group, Musimas Group, Incasi Raya Group dan lain sebagainya, mengikuti langkah tersebut hingga menguasai lahan masyarakat yang diserahkan kepada negara hingga ratusan ribu hektare dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU).
Belum lagi luasan lahan kebun kelapa sawit milik masyarakat yang saat ini sudah mencapai angka 136 ribu hektare lebih dan tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Pasaman Barat.
Di balik keuntungan ekonomi yang melimpah, budidaya kelapa sawit menyimpan sisi gelap yang menghadirkan berbagai kerugian.
Berikut beberapa kerugian yang ditimbulkan:
Dampak Lingkungan
- Deforestasi dan Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Pembukaan lahan untuk perkebunan sawit marak menyebabkan deforestasi hutan, habitat alami flora dan fauna. Hal ini berakibat pada hilangnya keanekaragaman hayati, termasuk spesies langka dan endemik.
Wakil Bupati Pasaman Barat, H Risnawanto SE, dalam sebuah kesempatan menyebutkan saat ini dampak perubahan iklim sudah nyata dirasakan dampaknya oleh masyarakat dan diduga hal itu terpicu oleh banyaknya kawasan konservasi yang rusak akibat aktivitas pembukaan lahan.
- Kerusakan Lahan Gambut
Lahan gambut yang kaya karbon dibabat dan dikeringkan untuk ditanami sawit, memicu emisi gas rumah kaca dan memperparah pemanasan global. Kebakaran lahan gambut juga menjadi bencana asap yang berdampak pada kesehatan dan ekonomi.
Kepala UPTD KPHL Pasaman Raya, Terra Dharma, S.Hut, M.Si, dalam bincang-bincang eksklusif bersama Marawatalk Padang, mengungkapkan bahwa banyak lahan gambut di sepanjang kawasan pesisir pantai di Pasaman Barat, sudah beralih fungsi menjadi kebun sawit.
Tak hanya itu, banyak kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan hutan kawasan lindung serta konservasi sudah rusak karena aktivitas serupa terutama di lahan-lahan HGU milik beberapa perusahaan.
- Pencemaran Air dan Tanah
Penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan dalam budidaya sawit mencemari air dan tanah. Hal ini berdampak pada kualitas air minum, kesehatan ekosistem air, dan kesuburan tanah.
Dampak Sosial
- Konflik Lahan
Perebutan lahan antara perusahaan sawit dan masyarakat adat atau lokal kerap terjadi, memicu konflik sosial dan pelanggaran hak asasi manusia.
- Eksploitasi Tenaga Kerja
Buruh di perkebunan sawit rentan terhadap eksploitasi, seperti jam kerja panjang, upah rendah, dan kondisi kerja yang tidak aman.
- Kesenjangan Sosial
Keuntungan dari budidaya sawit tidak selalu dinikmati masyarakat secara merata, memperparah kesenjangan sosial dan ekonomi di daerah perkebunan.
Dampak Ekonomi
- Ketergantungan Ekonomi
Ketergantungan berlebihan pada kelapa sawit dapat membuat ekonomi rentan terhadap fluktuasi harga global dan krisis ekonomi.
- Konversi Lahan Pangan
Alih fungsi lahan dari tanaman pangan ke kelapa sawit dapat mengancam ketahanan pangan, terutama di daerah yang sudah kekurangan pasokan makanan.
- Monopoli Pasar
Perusahaan besar sawit memiliki pengaruh besar dalam menentukan harga dan kebijakan, sehingga merugikan petani kecil dan pelaku usaha lokal.
Dampak Kesehatan
- Paparan Pestisida
Buruh dan masyarakat di sekitar perkebunan sawit berisiko terpapar pestisida yang berbahaya bagi kesehatan, seperti kanker, gangguan reproduksi, dan masalah pernapasan.
- Pencemaran Udara
Kebakaran lahan dan emisi dari pabrik pengolahan sawit dapat mencemari udara, menyebabkan kabut asap dan penyakit pernapasan.
Dari pemaparan fakta tersebut diatas, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk memastikan budidaya kelapa sawit yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, sehingga meminimalkan kerugian dan membawa manfaat bagi semua pihak.
Merusak Ekosistem, Ini Deretan Dampak Positif Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Barat
Baca Juga: DIGITALISASI DESA Perjalanan Membangun Desa Digital dalam Industri Kelapa Sawit
Seperti sudah dibahas sebelumnya, kelapa sawit dikenal sebagai "pohon emas" di Indonesia, merupakan salah satu komoditas perkebunan terfavorit karena menawarkan berbagai keuntungan ekonomi dan sosial yang signifikan. Berikut beberapa poin pentingnya:
Potensi Ekonomi Tinggi
- Keuntungan Finansial
Kelapa sawit menghasilkan panen berkelanjutan dengan nilai jual tinggi. Harga Tanda Buah Segar (TBS) relatif stabil dan menguntungkan, dengan potensi keuntungan mencapai tiga kali lipat biaya produksi.
- Sumber Devisa Negara
Industri kelapa sawit menjadi salah satu penyumbang devisa negara terbesar, menghasilkan lebih dari $18 miliar per tahun. Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peluang Kerja Luas
- Penciptaan Lapangan Kerja
Budidaya kelapa sawit membuka lapangan kerja bagi jutaan orang, baik di sektor hulu (perkebunan) maupun hilir (pengolahan). Hal ini membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengurangi angka pengangguran.
- Pengembangan Ekonomi Lokal
Perkebunan kelapa sawit umumnya berada di daerah pedesaan, sehingga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar, seperti usaha jasa, perdagangan, dan industri pendukung lainnya.
Manfaat Beragam
- Produk Bernilai Tambah
Minyak kelapa sawit diolah menjadi berbagai produk turunan bernilai tinggi, seperti minyak goreng, biodiesel, bahan baku kosmetik, farmasi, dan industri lainnya.
- Ketahanan Pangan
Minyak kelapa sawit merupakan sumber lemak nabati penting untuk memenuhi kebutuhan pangan global.
- Potensi Bioenergi
Kelapa sawit dapat diolah menjadi biodiesel, sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil.
Infografis kandungan zat Biomassa pada tumbuhan komoditi Kelapa Sawit
Ketahanan Pangan
- Sumber Lemak Nabati
Minyak kelapa sawit merupakan sumber lemak nabati penting untuk memenuhi kebutuhan pangan global, terutama di negara-negara berkembang.
- Pangan Alternatif
Kelapa sawit juga menghasilkan inti sawit, bahan baku minyak goreng dan sabun, yang dapat menjadi alternatif pangan di masa krisis.
Peluang Berkelanjutan
- Penelitian dan Pengembangan
Industri kelapa sawit terus berinovasi melalui penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan.
- Praktik Ramah Lingkungan
Petani kelapa sawit didorong untuk menerapkan praktik budidaya ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik dan pengendalian hama terpadu, untuk menjaga kelestarian alam.
Budidaya Kelapa Sawit, Baik atau Burukkah untuk Dikembangkan?
Ternyata, selain membawa dampak negatif yang begitu besar terhadap lingkungan, budidaya kelapa sawit menawarkan segudang keuntungan ekonomi dan sosial, menjadikannya komoditas strategis bagi Indonesia.
Dengan pengelolaan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, kelapa sawit dapat terus berkontribusi pada kemajuan bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun kelapa sawit memiliki banyak keuntungan, budidayanya juga perlu memperhatikan aspek lingkungan dan sosial.
Perlu adanya komitmen dari semua pihak untuk memastikan keberlanjutan industri kelapa sawit, seperti penerapan praktik budidaya ramah lingkungan, penanggulangan deforestasi, dan peningkatan kesejahteraan pekerja.***
Dapatkan info dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com dan Ikuti Whatsapp Channel Marawatalk Padang, sumber informasi Rakyat Minangkabau