Ekonomi vs Ekologi: Sisi Gelap Sawit di Balik Peluang Ekonomi dan Sosial yang Menjanjikan di Sumatera Barat

14 Juni 2024, 11:16 WIB
Ilustrasi Perkebunan Kelapa Sawit di Pasaman Barat, Sumatera Barat /Istimewa /

 

MARAWATALK - Budidaya kelapa sawit menjadi sebuah primadona usaha yang dinilai menjanjikan di Sumatera Barat, sejak dibukanya perkebunan besar budidaya kelapa sawit oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di Kabupaten Pasaman Barat sejak era 80-an.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan setempat, puluhan perusahaan besar milik swasta seperti Wilmar Group, Bakrie Group, Musimas Group, Incasi Raya Group dan lain sebagainya, mengikuti langkah tersebut hingga menguasai lahan masyarakat yang diserahkan kepada negara hingga ratusan ribu hektare dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU).

Belum lagi luasan lahan kebun kelapa sawit milik masyarakat yang saat ini sudah mencapai angka 136 ribu hektare lebih dan tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Pasaman Barat.

Di balik keuntungan ekonomi yang melimpah, budidaya kelapa sawit menyimpan sisi gelap yang menghadirkan berbagai kerugian.

Berikut beberapa kerugian yang ditimbulkan:

Dampak Lingkungan

Sawit membusuk di Solsel

Baca Juga: INFO SAWIT Banyak Kebun Dalam Kawasan Hutan, Ini 8 Kendala Pertumbuhan Produksi Kelapa Sawit di Pasaman Barat

  • Deforestasi dan Kehilangan Keanekaragaman Hayati

Pembukaan lahan untuk perkebunan sawit marak menyebabkan deforestasi hutan, habitat alami flora dan fauna. Hal ini berakibat pada hilangnya keanekaragaman hayati, termasuk spesies langka dan endemik.

Wakil Bupati Pasaman Barat, H Risnawanto SE, dalam sebuah kesempatan menyebutkan saat ini dampak perubahan iklim sudah nyata dirasakan dampaknya oleh masyarakat dan diduga hal itu terpicu oleh banyaknya kawasan konservasi yang rusak akibat aktivitas pembukaan lahan.

  • Kerusakan Lahan Gambut

Lahan gambut yang kaya karbon dibabat dan dikeringkan untuk ditanami sawit, memicu emisi gas rumah kaca dan memperparah pemanasan global. Kebakaran lahan gambut juga menjadi bencana asap yang berdampak pada kesehatan dan ekonomi.

Kepala UPTD KPHL Pasaman Raya, Terra Dharma, S.Hut, M.Si, dalam bincang-bincang eksklusif bersama Marawatalk Padang, mengungkapkan bahwa banyak lahan gambut di sepanjang kawasan pesisir pantai di Pasaman Barat, sudah beralih fungsi menjadi kebun sawit.

Tak hanya itu, banyak kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan hutan kawasan lindung serta konservasi sudah rusak karena aktivitas serupa terutama di lahan-lahan HGU milik beberapa perusahaan.

  • Pencemaran Air dan Tanah

Penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan dalam budidaya sawit mencemari air dan tanah. Hal ini berdampak pada kualitas air minum, kesehatan ekosistem air, dan kesuburan tanah.

Dampak Sosial

Konflik Agraria antara Masyarakat Pemilik Sertifikat dengan pihak Wilmar Group di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat

Baca Juga: INFO SAWIT Terkait Pembangunan Kebun, Ini Langkah Kementerian ATR BPN Atasi Konflik Lahan Plasma Kelapa Sawit

  • Konflik Lahan

Perebutan lahan antara perusahaan sawit dan masyarakat adat atau lokal kerap terjadi, memicu konflik sosial dan pelanggaran hak asasi manusia.

  • Eksploitasi Tenaga Kerja

Buruh di perkebunan sawit rentan terhadap eksploitasi, seperti jam kerja panjang, upah rendah, dan kondisi kerja yang tidak aman.

  • Kesenjangan Sosial

Keuntungan dari budidaya sawit tidak selalu dinikmati masyarakat secara merata, memperparah kesenjangan sosial dan ekonomi di daerah perkebunan.

Dampak Ekonomi

Ilustrasi mobil angkutan sawit di Pasaman Barat

Baca Juga: Aparat Tidak Mau Terlibat, Siapa 'Beking' Yayasan Sumadi Penguasa 500 Hektare Kebun Sawit di Pesisir Selatan?

  • Ketergantungan Ekonomi

Ketergantungan berlebihan pada kelapa sawit dapat membuat ekonomi rentan terhadap fluktuasi harga global dan krisis ekonomi.

  • Konversi Lahan Pangan

Alih fungsi lahan dari tanaman pangan ke kelapa sawit dapat mengancam ketahanan pangan, terutama di daerah yang sudah kekurangan pasokan makanan.

  • Monopoli Pasar

Perusahaan besar sawit memiliki pengaruh besar dalam menentukan harga dan kebijakan, sehingga merugikan petani kecil dan pelaku usaha lokal.

Dampak Kesehatan

  • Paparan Pestisida

Buruh dan masyarakat di sekitar perkebunan sawit berisiko terpapar pestisida yang berbahaya bagi kesehatan, seperti kanker, gangguan reproduksi, dan masalah pernapasan.

  • Pencemaran Udara

Kebakaran lahan dan emisi dari pabrik pengolahan sawit dapat mencemari udara, menyebabkan kabut asap dan penyakit pernapasan.

Dari pemaparan fakta tersebut diatas, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk memastikan budidaya kelapa sawit yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, sehingga meminimalkan kerugian dan membawa manfaat bagi semua pihak.

Merusak Ekosistem, Ini Deretan Dampak Positif Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Barat

Ruas jalan Simpang Pasar Hilalang - Saso Baki yang akan dibangun dengan anggaran DBH Perkebunan Sawit / marawatalk / ist

Baca Juga: DIGITALISASI DESA Perjalanan Membangun Desa Digital dalam Industri Kelapa Sawit

Seperti sudah dibahas sebelumnya, kelapa sawit dikenal sebagai "pohon emas" di Indonesia, merupakan salah satu komoditas perkebunan terfavorit karena menawarkan berbagai keuntungan ekonomi dan sosial yang signifikan. Berikut beberapa poin pentingnya:

Potensi Ekonomi Tinggi

  • Keuntungan Finansial

Kelapa sawit menghasilkan panen berkelanjutan dengan nilai jual tinggi. Harga Tanda Buah Segar (TBS) relatif stabil dan menguntungkan, dengan potensi keuntungan mencapai tiga kali lipat biaya produksi.

  • Sumber Devisa Negara

Industri kelapa sawit menjadi salah satu penyumbang devisa negara terbesar, menghasilkan lebih dari $18 miliar per tahun. Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Peluang Kerja Luas

  • Penciptaan Lapangan Kerja

Budidaya kelapa sawit membuka lapangan kerja bagi jutaan orang, baik di sektor hulu (perkebunan) maupun hilir (pengolahan). Hal ini membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengurangi angka pengangguran.

  • Pengembangan Ekonomi Lokal

Perkebunan kelapa sawit umumnya berada di daerah pedesaan, sehingga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar, seperti usaha jasa, perdagangan, dan industri pendukung lainnya.

Manfaat Beragam

  • Produk Bernilai Tambah

Minyak kelapa sawit diolah menjadi berbagai produk turunan bernilai tinggi, seperti minyak goreng, biodiesel, bahan baku kosmetik, farmasi, dan industri lainnya.

  • Ketahanan Pangan

Minyak kelapa sawit merupakan sumber lemak nabati penting untuk memenuhi kebutuhan pangan global.

  • Potensi Bioenergi

Kelapa sawit dapat diolah menjadi biodiesel, sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil.

Infografis kandungan zat Biomassa pada tumbuhan komoditi Kelapa Sawit

Baca Juga: INFO SAWIT Periset BRIN Kembangkan Green Black Carbon Manfaatkan Potensi Biomassa dari Limbah Kelapa Sawit

Ketahanan Pangan

  • Sumber Lemak Nabati

Minyak kelapa sawit merupakan sumber lemak nabati penting untuk memenuhi kebutuhan pangan global, terutama di negara-negara berkembang.

  • Pangan Alternatif

Kelapa sawit juga menghasilkan inti sawit, bahan baku minyak goreng dan sabun, yang dapat menjadi alternatif pangan di masa krisis.

Peluang Berkelanjutan

  • Penelitian dan Pengembangan

Industri kelapa sawit terus berinovasi melalui penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan.

  • Praktik Ramah Lingkungan

Petani kelapa sawit didorong untuk menerapkan praktik budidaya ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik dan pengendalian hama terpadu, untuk menjaga kelestarian alam.

Budidaya Kelapa Sawit, Baik atau Burukkah untuk Dikembangkan?

grafik harga rata-rata TBS kelapa sawit Kabupaten Bangka periode tanggal 1-10 Juni 2024. Facebook Dinpanpertan Kabupaten Bangka

 

Ternyata, selain membawa dampak negatif yang begitu besar terhadap lingkungan, budidaya kelapa sawit menawarkan segudang keuntungan ekonomi dan sosial, menjadikannya komoditas strategis bagi Indonesia.

Dengan pengelolaan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, kelapa sawit dapat terus berkontribusi pada kemajuan bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Meskipun kelapa sawit memiliki banyak keuntungan, budidayanya juga perlu memperhatikan aspek lingkungan dan sosial.

Perlu adanya komitmen dari semua pihak untuk memastikan keberlanjutan industri kelapa sawit, seperti penerapan praktik budidaya ramah lingkungan, penanggulangan deforestasi, dan peningkatan kesejahteraan pekerja.***

Dapatkan info dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com dan Ikuti Whatsapp Channel Marawatalk Padang, sumber informasi Rakyat Minangkabau

Editor: Rully Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler