INFO SAWIT Periset BRIN Kembangkan Green Black Carbon Manfaatkan Potensi Biomassa dari Limbah Kelapa Sawit

- 12 Januari 2024, 17:06 WIB
Ilustrasi Kelapa Sawit. HARGA SAWIT 2024: Cek Harga TBS Sawit Periode 1 2 3 Januari 2024 di Kabupaten Bangka
Ilustrasi Kelapa Sawit. HARGA SAWIT 2024: Cek Harga TBS Sawit Periode 1 2 3 Januari 2024 di Kabupaten Bangka /https://pixabay.com/

 

MARAWATALK-Periset Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Agus Kismanto, mengembangkan green carbon black sebagai bahan baku carbon black.

Seperti diketahui, carbon black tersebut dimanfaatkan sebagai pewarna dan penguat pada ban mobil dan belt, hoses, dan barang-barang bukan ban yang mengandung karet.

“Tandan kosong bisa 59 juta ton per tahun, jika diolah menjadi carbon black dapat menghasilkan sekitar 3 juta ton carbon black. Riset teknologi produksi carbon black dari biomassa kelapa sawit merupakan hal yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan ekspor Indonesia,” jelas Agus dalam keterangannya dikutip dari laman Info Publik, Jumat 12 Januari 2024.

Gagasan tersebut, disampaikan Agus Kismanto pada Monitoring dan Evaluasi Grant Riset Sawit sebagai Program Dukungan Dana Penelitian dan Pengembangan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), baru-baru ini.

Baca Juga: DBH SAWIT SUMBAR Peningkatan Jalan Abai-Sungai Dareh Kecipratan Rp14 M! Sungkai-Log Batu Sandi Masih Proses

Menurut Agus, latar belakang penelitian ini karena perkebunan sawit adalah sumber biomassa yang luar biasa karena beberapa bahan sisa produksi seperti pelepah sawit, tandan kosong dan batang-batang sawit sisa replanting atau peremajaan belum termanfaatkan dengan baik.

Lebih lanjut Agus menyampaikan, tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan teknologi produksi carbon black dari biomassa. Didahului dengan proses pirolisis biomassa, sehingga keekonomian proses produksi ini dapat tercapai.

“Carbon black dari biomassa merupakan pasar baru dari pemanfaatan kelapa sawit, mengingat selama ini hanya dari bahan bakar fosil. Tren ini akan cerah karena mendukung net zero emission yang merupakan prioritas saat ini,” papar Agus Kismanto.

Halaman:

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah