EKONOMI BISNIS Berkah Inflasi Cabai Keriting, Petani di Agam Raup Omzet hingga Puluhan Juta

- 4 Maret 2024, 15:02 WIB
Seorang petani di Lubuk Basung, Kabupaten Agam tengah memanen cabai keriting
Seorang petani di Lubuk Basung, Kabupaten Agam tengah memanen cabai keriting /Ist/
 

 

MARAWATALK- Harga cabai keriting di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terus mengalami kenaikan hingga mencapai Rp100 ribu perkilogram. Inflasi kebutuhan pokok tersebut menjadi berkah bagi sejumlah petani di daerah setempat.

Seperti halnya Mardiyance, warga Bandar Baru Lubuk Basung tersebut mengaku dapat merogoh omzet puluhan juta rupiah dalam sekali panen, dampak dari harga cabai keriting saat ini yang terbilang tinggi.
 
Menurutnya, kondisi kenaikan harga cabai merah keriting di pasaran mendatangkan untung baginya. Harga pasar yang tinggi dapat menutupi biaya pengolahan. 
 
"Saat ini harga dari kebun saya patok Rp70 ribu perkilogram. Selisih Rp10 ribu dari harga di pasar. Biaya pengolahan cukup tinggi, tapi alhamdulillah tertutupi," ungkap Mardiyance saat ditemui di kebunnya, Senin 4 Februari 2024.
 
 
Dia menyebut bahwa biaya pengolahan untuk lahan seluas sekitar setengah hektar mencapai Rp20 juta. Biaya tersebut mencakup persiapan lahan, pembelian bibit, perawatan tanaman, hingga proses panen.
 
Saat ini, ia mengatakan di lahan tersebut terdapat sekitar 3.000 rumpun cabai merah keriting. Dia juga mengungkapkan bahwa telah melakukan beberapa kali panen, dan saat ini tanaman-tanamannya sudah memasuki fase produksi buah kedua.
 
"Fase buah pertama, panen perdana mulai dari 10, 20, 35, 40, 50, 60 sampai 140 kilo. Sekarang sudah masuh masa panen fase buah kedua," terangnya.
 
 
Diutarakan bahwa dia mulai memanen cabai saat harga di pasaran mencapai kisaran Rp50 hingga 70 ribu. Dari panen fase pertama, dia mengklaim telah menghasilkan pendapatan sebesar Rp44 juta.
 
"Di angka Rp40 hingga Rp50 ribu harga di kebun sudah sangat kami syukuri. Tapi, jika harga cabai di bawah itu, hanya cukup pulang modal saja," ujarnya.
 
Mardiyance berharap bahwa tanaman cabainya akan terus tumbuh subur, memastikan pasokan yang cukup hingga lebaran mendatang. Dia mengungkapkan keprihatinannya karena banyak rekan petani yang mengalami gagal panen saat ini.
 
"Alhamdulillah cabai saya selamat dan bisa dipanen. Cabai banyak kena, seperti di Maninjau, Silayang, Dama Gadang dan Padang Lariang," sebutnya.

Harga Cabai Keriting di Pasaran Berkisar Rp90 hingga 100 ribu 

Ilustrasi- Komoditas cabai merah dan cabai rawit hijau yang ada di pasar tradisional di Kota Bandar Lampung./ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.
Ilustrasi- Komoditas cabai merah dan cabai rawit hijau yang ada di pasar tradisional di Kota Bandar Lampung./ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.
 
 
Sementara, Di beberapa pasar tradisional di Lubuk Basung, Kabupaten Agam, harga cabai terus meningkat. Pedagang eceran menetapkan harga sekitar Rp90 hingga 100 ribu untuk satu kilogram cabai merah keriting.
 
"Harga masih terbilang tinggi, kalau saya menjual Rp90 perkilo. Kalau untuk dijual kembali Rp80 perkilo. Seperempat Rp25 ribu," ujar salah seorang pedagang sayuran di Pasar Serikat Lubuk Basung-Garagahan, Murni (42).
 
Hal serupa juga dialami pedagang lainnya. Anto (32) misalnya, dia mengaku harga cabai merah keriting kemungkinan akan tetap stabil untuk beberapa minggu ke depan. Bahkan, dia memprediksi adanya potensi kenaikan harga dari level saat ini.
 
"Cabai susah, petani setahu saya banyak gagal panen. Hukum pasar, stok sedikit harga naik. Apalagi mau bulan puasa," ulasnya.*** 

Dapatkan info SUMBAR HARI INI dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasi Rakyat Minangkabau.

 

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah