Dukung Ketahanan Pangan, BSN Luncurkan CRM untuk Keamanan Pangan dan Lingkungan di Indonesia

- 30 April 2024, 23:30 WIB
Ilustrasi ketahanan pangan
Ilustrasi ketahanan pangan /kabar-priangan.com/DOK/

 

MARAWATALK - Guna mendukung ketahanan pangan serta memastikan kualitas produk pangan di Indonesia, Badan Standarisasi Nasional (BS) telah meluncurkan Certified Reference Material (CRM) untuk memastikan kualitas tinggi serta pengukuran kimia yang dapat dipercaya dan terukur.

Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik dan Kimia Badan Standardisasi Nasional (SNSU TK – BSN), Ghufron Zaid, mengatakan hal itu dilakukan karena dalam era globalisasi dan perdagangan internasional, jaminan kualitas keamanan pangan sangat penting untuk produk pangan yang akan diekspor dan diimpor.

Menurutnya, berdasarkan hasil kajian dari the Rapid Alert System for Food and Feed (RASFF) Uni Eropa (EU), hingga 2022 masih ditemukan sejumlah kasus penolakan ekspor pangan dari Indonesia seperti produk perikanan; pertanian; produk hortikultura; serta rempah-rempah. Penolakan tersebut karena temuan kontaminasi mikrobiologi, logam berat, atau residu antibiotik dan pestisida.

Dijelaskan, salah satu faktor yang menyebabkan penolakan ini adalah perbedaan hasil pengujian di Indonesia dengan negara tujuan ekspor. Oleh karena itu, untuk memastikan keamanan pangan Indonesia, pengujian kimia yang valid dan terukur sangat penting, dengan menggunakan Bahan Acuan Tersertifikasi (Certified Reference Material-CRM).

Baca Juga: PASISIA RANCAK Wujudkan Ketahanan Pangan, Pesisir Selatan Susun Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi

SNSU Luncurkan Dua Produk CRM

Ilustrasi sertifikasi pangan
Ilustrasi sertifikasi pangan Pexels/Jack Sparrow

Baca Juga: Bukittinggi Luncurkan Aplikasi SIHP Masuki Era Transformasi Digital Ketahanan Pangan

Saat ini, SNSU BSN telah meluncurkan 2 produk CRM untuk pengujian pangan yaitu Pengawet dalam kecap (IDNRM-MO-2-001) dan Unsur dalam air mineral (IDNRM-MI-1-001).

Selain itu, ada juga 3 produk CRM untuk sektor lingkungan, yaitu Larutan buffer ftalat (IDNRM-MC-1-001); Gas karbon dioksida dalam nitrogen (IDNRM-MG-1-012); dan Unsur dalam air sungai (IDNRM-MI-2-001).

Produk CRM tersebut memiliki keunggulan karena diproduksi oleh Laboratorium SNSU Kimia - BSN yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk SNI/ISO IEC 17025:2017 sebagai Laboratorium Kalibrasi (LK-070-IDN) dan SNI ISO 17034:2016 sebagai produsen bahan acuan (PBA-005-IDN).

Menurut Ghufron, hasil pengukuran yang akurat dalam lingkungan penting untuk pembuatan kebijakan negara terkait masalah lingkungan, seperti polusi udara. Sementara itu, ketersediaan data yang valid sangat penting bagi pemangku kepentingan untuk membuat keputusan kebijakan lingkungan yang tepat.

“Saat ini, sebagian besar CRM yang digunakan di laboratorium pengujian di Indonesia masih diimpor. Padahal kebutuhan di Indonesia sangat besar mengingat terdapat lebih dari 1.300 laboratorium pengujian di Indonesia yang membutuhkan CRM untuk penjaminan ketertelusuran serta validitas hasil pengukurannya,” kata Ghufron dikutip dari siaran pers BSN pada Selasa (30/4/2024).

Namun, SNSU-BSN terus berupaya untuk menyediakan bahan acuan sebagai sumber ketertelusuran pengukuran di bidang kimia untuk memenuhi kebutuhan laboratorium pengujian dan kalibrasi di Indonesia.

SNSU BSN juga sedang mengupayakan penyediaan bahan acuan lainnya seperti Residu pestisida dalam bubuk bawang merah; gas karbon monoksida dalam nitrogen; gas oksigen dalam nitrogen; anion dan kation dalam air permukaan; logam dalam kakao; pengawet dalam minuman; residu pestisida dalam air; konduktivitas; serta buffer Fosfat (pH 6-7).***

Dapatkan info dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com dan Ikuti Whatsapp Channel Marawatalk Padang, sumber informasi Rakyat Minangkabau

Editor: Rully Firmansyah

Sumber: Info Publik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah