Network
/photo/2023/06/29/1538389369.jpg)
MARAWATALK--Ustadz Derry Sulaiman dalam ceramahnya saat bertindak sebagai khatib Shalat Idul Adha 1444 H/2023 M, Kamis (29/06) di Lapangan Merdeka Kota Pariaman, Sumatera Barat, mengatakan cara untuk memagari iman adalah dengan sering-sering mengucapkan kalimah Laa Ilaha Ilallah.
"Banyak-banyaklah mengucapkan kalimah tersebut karena Allah yang berkuasa, semua berada dalam genggaman Allah dan jangan sampai kita kehilangan Allah karena siapapun penguasa di dunia ini tidak bisa mengelak dari hukuman Allah.
Pada kesempatan itu,ia mengajak ummat untuk berharap hanya kepada Allah SWT dan kembali ke sunnah nabi.
Baca Juga: Bukan Kabar Duka, Ustadz Derry Sulaiman Tausyiah di Pariaman pada Idul Adha 1444 H
"Hidupkan sunnah semampunya jangan semaunya, tambahkan sunnah 100% jangan tinggalkan 100% , jalani sunnah yang dicintai nabi yaitu melaksanakan sholat lima waktu sehari semalam ditempat adzan dikumandangkan yang wajib bagi laki-laki dan tidak wajib bagi perempuan, mulailah bertobat hari ini di momentum Idul Adha 1444 H semoga Allah mengampuni semua dosa-dosa yang telah kita perbuat selama ini”, imbau Derry.
Wali Kota Pariaman Genius Umar dalam sambutannya menyampaikan bahwa kumandang takbir dan tahmid itu sesungguhnya adalah wujud kemenangan dan rasa syukur kaum muslimin kepada Allah SWT. Dengan datangnya hari raya Idul Adha kali ini, semoga Allah SWT memberikan kita semua hidayah untuk lebih bisa mendekatkan diri kepada-Nya selaku Tuhan semesta alam.
“Peristiwa qurban yang setiap tahun dirayakan umat muslim di seluruh penjuru dunia ini, seharusnya tak lagi dimaknai sebatas proses ritual saja, tetapi juga diletakkan dalam konteks peneguhan nilai-nilai kesabaran dan spirit kemanusiaan”, ujarnya.
Baca Juga: Digagas Kemendagri, Walikota Genius Umar Bagi-bagi Bendera di Kota Pariaman
Genius menjelaskan, Idul Adha bermakna keteladanan Nabi Ibrahim, yang mampu mentransformasi pesan keagamaan ke aksi nyata perjuangan kemanusiaan. Peristiwa yang harus dimaknai sebagai pesan simbolik agama, yang menunjukkan ketakwaan, keikhlasan, kesabaran dan kepasrahan seorang Nabi Ibrahim pada titah Sang Pencipta.
Untuk mengukur sejauh mana kadar keimanan dan kesabaran, ulasnya, Allah akan melimpahkan suatu ujian kepada kita. Ujian-ujian tersebut, ada yang ringan dan ada pula yang berat.
