PERUBAHAN IKLIM Wabup Risnawanto Ingatkan Dampaknya yang Mulai Nyata di Pasaman Barat

11 Juni 2024, 16:08 WIB
Wakil Bupati Pasaman Barat, H Risnawanto SE, saat melakukan penanaman pohon secara simbolis di lahan kawasan konservasi milik Bakrie Group di lahan PT BPP Air Balam, Selasa 11 Juni 2024 /Marawatalk/Rully Firmansyah/

 

MARAWATALK - Wakil Bupati (Wabup) Pasaman Barat, Sumatera Barat, H Risnawanto SE, mengingatkan tentang bahaya perubahan iklim yang dampaknya mulai nyata dirasakan di kabupaten itu, sejak beberapa waktu terakhir.

Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan penanaman pohon produktif bersama PT Bakrie Pasaman Plantatios (PT BPP) di bantaran sungai Batang Sikabau, Kecamatan Lembah Melintang, pada Selasa 11 Juni 2024.

"Berdasarkan pengamatan yang dilakukan banyak kawasan yang tadinya tidak masuk dalam peta kerawanan bencana atau pada kawasan rawan bencana tapi belum waktunya, pada hari ini justru mengalami bencana seperti banjir dan tanah longsor," ungkap Risnawanto.

Menurutnya, kondisi tersebut membuktikan bahwa perubahan iklim telah mengubah prilaku cuaca sehingga sulit diprediksi kapan dan dimana bencana itu akan terjadi. Sehingga, meningkatkan sikap kewaspadaan dan kesiapsiagaan oleh masyarakat dan pemangku kepentingan adalah salah satu jalan untuk mengurangi risiko jatuhnya korban.

"Yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana lahan-lahan kritis dan kawasan bantaran sungai bisa dikeroyok bersama untuk dipulihkan kelestariannya secara bertahap," tutupnya.

Baca Juga: BAKRIE GROUP Canangkan Penanaman Pohon di Lahan Konservasi Tinggi, Wabup Pasbar: Wajib untuk Pemegang HGU!

Perubahan Iklim Bisa Diatasi Lewat Budidaya Kelapa Sawit? Ini 7 Peningkatannya menurut Lemhanas RI

Ruas jalan Simpang Pasar Hilalang - Saso Baki yang akan dibangun dengan anggaran DBH Perkebunan Sawit / marawatalk / ist

Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim, Ini Jenis dan 6 Keuntungan Mini Air Purifier untuk Menangkal Polusi Udara

Sebelumnya, Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Reni Mayerni, menyampaikan ada tujuh rekomendasi praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kredit karbon dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Teori itu ia sampaikan dalam Seminar Group Discussion (SGD) yang mengambil tema “Strategi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit yang Berkelanjutan Guna Meningkatkan Kredit Karbon dan Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca”, di Ruang Dwi Warna Purwa, Kantor Lemhanas RI, Jakarta, Senin 29 April 2024.

Dikutip dari laman Info Publik, Selasa 30 April 2024, Reni Maryeni memaparkan 7 rekomendasi, meliputi:

  1. Peningkatan ketersediaan lahan untuk menunjang keberlanjutan kelapa sawit.
  2. Peningkatan penelitian dan penggunaan teknologi inovasi di sektor sawit guna mengurangi emisi karbon.
  3. Peningkatan daya saing kelapa sawit melalui strategi branding.
  4. Peningkatan penguasaan dan pengelolaan data karbon-sawit.
  5. Peningkatan efektivitas pengawasan, pengendalian.
  6. Penegakkan hukum pada kelapa sawit.
  7. Pelestarian lingkungan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta peningkatan kerja sama antar lembaga untuk meningkatkan daya saing kelapa sawit.

***

Dapatkan info dan berita terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com dan Ikuti Whatsapp Channel Marawatalk Padang, sumber informasi Rakyat Minangkabau

Editor: Rully Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler