Konflik Jalur Gaza Kian Memanas, Ini 5 Rekomendasi Film yang Mengangkat Isu Konflik Palestina Israel

- 17 Oktober 2023, 11:11 WIB
Ilustrasi. Hamas dan Israel Umumkan Gencatan Senjata Hari Ini Setelah di Mediasi oleh Mesir
Ilustrasi. Hamas dan Israel Umumkan Gencatan Senjata Hari Ini Setelah di Mediasi oleh Mesir /Pixabay/Hosny Salah/

 

 

MARAWATALK- Konflik antara Palestina dan Israel kembali memanas usai serangan yang diluncurkan oleh Hamas beberapa hari lalu. Gaza kembali porak-poranda, dan rakyat Palestina dilanda penderitaan akibat serangan balasan Israel yang membabi-buta.

Konflik yang sudah berlangsung sejak lama ini membuat sejumlah pihak tergerak untuk mendokumentasikannya dalam bentuk film. Bahkan, sudah banyak film yang menyoroti perang antar kedua negara tersebut.

Film selalu memiliki kekuatan untuk memengaruhi para penonton dan membuka ruang untuk mendiskusikan isu-isu kompleks di dunia. Banyak sineas dan sutradara telah menggunakan medium film untuk mengangkat konflik Israel-Palestina ini dengan berbagai sudut pandang.

Baca Juga: 10 Hari Agresi Israel, 2.808 Warga Palestina Tewas Didominasi Wanita dan Anak

Berikut rekomendasi film yang memiliki cerita berfokus pada konflik Palestina Israel

  1. Paradise Now (2005)
    Film ini, disutradarai oleh Hany Abu-Assad, yang bercerita tentang perjalanan dua pemuda Palestina yang direkrut untuk melakukan serangan bunuh diri.
    Paradise Now menggambarkan dilema moral yang kompleks yang dihadapi oleh para tokohnya dan merangsang pemirsa untuk mempertimbangkan akar penyebab konflik inikonf.
    Paradise Now bercerita tentang perjalanan dua sahabat, Khaled (Ali Suliman) dan Said (Kais Nashef), yang tinggal di Tulkarem, sebuah kota di Tepi Barat Palestina.
    Kehidupan mereka tampak biasa-biasa saja, tetapi ada sesuatu yang tidak biasa, yakni ketika keduanya telah direkrut untuk melakukan serangan bunuh diri sebagai pejuang Palestina.
    Ketika mereka diberi tugas untuk menyusup ke Israel dengan bom yang tersembunyi di tubuh mereka, Khaled dan Said dihadapkan pada dilema moral yang sangat berat.
    Mereka merasa terperangkap antara keyakinan politik dan nasionalisme serta pertimbangan pribadi.
    Film ini menggambarkan konflik batin yang mendalam dalam diri mereka, serta interaksi mereka dengan orang-orang sekitar, termasuk seorang wanita bernama Suha (Lubna Azabal), yang memiliki pandangan yang berbeda tentang cara melawan pendudukan Israel.
    "Paradise Now" menggambarkan perjalanan psikologis kedua karakter utama, seiring mereka mendekati momen penting dalam rencana mereka.
    Film ini merangsang pemirsa untuk mempertimbangkan akar penyebab konflik Israel-Palestina dan kompleksitas dari tindakan ekstrem dalam suatu konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
    Film ini juga meraih penghargaan pada Golden Globe Awards ke-63 dan dinominasikan dalam kategori Film Berbahasa Asing Terbaik pada Academy Award atau Oscar ke-78.
  2. Children of Shatila (1998)
    Children of Shatila adalah sebuah film dokumenter yang memotret kehidupan anak-anak yang tinggal di kamp pengungsi Palestina Shatila, yang terletak di Beirut, Lebanon.
    Film ini menggambarkan pengalaman anak-anak yang hidup dalam kondisi sulit dan berjuang untuk mempertahankan kebahagiaan mereka di tengah konflik yang melanda wilayah tersebut.
    Dalam film ini, pemirsa akan melihat kehidupan sehari-hari anak-anak Shatila, dari permainan gundu di gang-gang sempit hingga hubungan mereka dengan keluarga dan teman-teman.
    Meskipun mereka tumbuh di tengah konflik yang tak berkesudahan, anak-anak ini tetap memiliki impian, harapan, dan rasa keingintahuan yang tak terbatas.
    Namun, film ini juga menggambarkan tantangan yang mereka hadapi, termasuk kurangnya akses pendidikan, keterbatasan ekonomi, dan ketidakpastian akan masa depan.
    Children of Shatila adalah pengingat akan nasib anak-anak terhadap perang yang terus bertahan di bawah tekanan konflik yang berkepanjangan, serta gambaran tentang bagaimana keceriaan dan harapan dapat bersinar di tengah kegelapan.
  3. Five Broken Cameras (2011)
    Sutradara Palestina-Israel, Emad Burnat, bersama dengan sutradara Israel, Guy Davidi, menciptakan film dokumenter yang mengikuti perjuangan warga Palestina dalam melawan pembangunan pemukiman Israel di tanah mereka.
    Film ini dibuat dari sudut pandang yang intim dan penuh emosi, Five Broken Cameras menceritakan perjalanan seorang petani Palestina bernama Emad Burnat selama bertahun-tahun konflik Israel-Palestina.
    Film ini dicatat melalui lima kamera yang rusak akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi selama pengambilan gambar.
    Emad Burnat, yang tinggal di desa Bil'in di Tepi Barat Palestina, memutuskan untuk merekam perjuangan komunitasnya melawan perampasan tanah mereka oleh pemerintah Israel untuk membangun pemukiman pemukim Yahudi.
    Ia pertama kali membeli sebuah kamera untuk merekam kelahiran anak pertamanya dan tanpa sengaja menjadikannya alat dokumentasi pribadi.
    Seiring berjalannya waktu, kamera-kamera Burnat yang rusak menciptakan narasi visual yang kuat tentang perlawanan dan ketahanan warga Bil'in.
    Film ini menggambarkan konfrontasi antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel, serta pengaruhnya pada kehidupan sehari-hari Burnat dan keluarganya.
    Five Broken Cameras menyuguhkan sudut pandang unik tentang konflik Israel-Palestina melalui lensa seorang petani yang berjuang untuk melindungi hak tanahnya dan hak-hak masyarakatnya.
    Film ini juga menggambarkan bagaimana teknologi sederhana, seperti kamera, dapat digunakan sebagai alat pemberontakan dan penyaksi sejarah dalam konteks konflik yang berkepanjangan.
  4. Pomegranates and Myrrh (2008)
    Pomegranates and Myrrh adalah sebuah film drama yang menceritakan kisah cinta dan perjuangan seorang wanita Palestina bernama Kamar.
    Film ini mengambil latar belakang konflik Israel-Palestina dan memaparkan pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari Kamar.
    Kamar adalah seorang penari balet yang menikah dengan seorang tukang kayu bernama Zaid.
    Mereka menjalani kehidupan yang bahagia, tetapi segalanya berubah ketika rumah mereka dihancurkan oleh pasukan Israel.
    Kamar harus berjuang untuk mempertahankan cinta dan semangatnya, meskipun ia terpaksa hidup dalam kondisi yang sulit.
    Kisah ini juga mencerminkan bagaimana seni dan tarian menjadi bentuk ekspresi dan pemulihan bagi Kamar, yang terus menari meskipun dalam kondisi yang sulit.
    Film ini menggambarkan perjuangan Kamar untuk mempertahankan identitasnya dalam konteks konflik yang merusak banyak hal di sekitarnya.
    Pomegranates and Myrrh adalah kisah yang mengharukan tentang ketahanan dan cinta di tengah konflik yang berlarut-larut.
    Film ini menggambarkan perjuangan seorang wanita Palestina untuk menjaga kebahagiaan dan identitasnya, sambil mempertahankan cintanya untuk seni tari.
  5. Omar (2013)
    Disutradarai oleh Hany Abu-Assad, film ini mengisahkan kisah cinta dan pengkhianatan di tengah konflik Israel-Palestina.
    Film ini menceritakan seorang pemuda Palestina bernama Omar (Adam Bakri) yang bekerja sebagai pembuat roti, tetapi memutuskan bergabung dengan dua orang rekannya, Tarek (Eyad Hourani) dan Amjad (Samer Bisharat) dalam kelompok pemberontak untuk melawan pendudukan Israel di Palestina.
    Saat itu, Omar juga memiliki hubungan rahasia dengan Nadia (Leem Lubany) yang tak lain adalah adik dari Tarek. Omar bahkan berencana menikahi Nadia setelah segala urusannya untuk menyerang pasukan Israel selesai.
    Di malam penyerangan yang dilakukan oleh ketiga sahabat itu, rupanya seorang prajurit Israel tertembak hingga menyebabkan mereka menjadi buronan.
    Omar pun tertangkap dan disiksa di dalam penjara. Namun seorang agen Israel bernama Rami (Waleed Zuaiter) berbuat licik dengan menawarkan kesepakatan pada Omar, yakni merelakan dirinya dipenjara atau dibebaskan dengan syarat menjadi mata-mata untuk menjebak Tarek.
    Kini, Omar pun terjebak dalam situasi rumit antara menyelamatkan hidupnya sendiri atau membela negara dan para sahabatnya.

Baca Juga: PBB Disebut Alami Kelumpuhan Akut Ketika Hadapi Kejahatan Israel

Film-film yang mengangkat isu Israel-Palestina tidak hanya menghibur, tetapi juga menyajikan sudut pandang yang berbeda dan memprovokasi pemirsa untuk memikirkan masalah ini secara mendalam.

Konflik Israel-Palestina adalah isu yang rumit, dan film bisa menjadi alat penting untuk memahami berbagai dimensinya. Melalui cerita yang kuat dan visual yang menggugah, sinema memainkan peran penting dalam mendiskusikan isu-isu global yang memengaruhi dunia kita.***

Dapatkan informasi menarik dan terupdate lainnya hanya di laman Google News kami, klik  padang.pikiran-rakyat.com , sumber informasinya Rakyat  Minangkabau .

Halaman:

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah