DEMAM KOREA Para Remaja Rela Mengeluarkan Uang Jutaan Demi Sang Idol, Apakah Kamu Salah Satunya?

2 April 2024, 20:56 WIB
Konser BTS World Tour : Love Yourself pada Desember 2023. Kelompok musik ini merupakan salah satu ikon Demam Korea yang digandrungi remaja hingga mendunia /Marawatalk/Pinterest/

 

MARAWATALK - Korean Wave atau biasa dikenal dengan budaya korea sudah tidak asing lagi di telinga. Budaya dan gaya hidup Korea telah menyebar di kehidupan masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

Budaya popular ini mempengaruhi banyak hal yang disebabkan oleh efek globalisasi yang dapat diakses melalui kemutakhiran teknologi. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan, seperti dari kebiasaan, pola hidup, norma perilaku, bahkan ideologi. Perilaku konsumerisme, hedonisme merupakan dampak dari nilai budaya popular ini.

Korea dengan drama serinya telah menjadi popular dikalangan tertentu. Bagaimana budaya dan gaya hidup yang diadopsi dari drama tersebut memberi dampak terhadap terhadap para penontonnya.

Korean wave merepresentasikan bagaimana budaya melebur dan bahkan bergeser dari konstruksi asalnya menjadi konsep yang baru. Seiring perkembangannya, budaya korea telah mengalami pengaruh dari budaya lainnya seperti budaya Amerika dan Eropa, dimana membentuk suatu tren baru berupa model, makanan, seni dan lainnya.

Keadaan ini menggambarkan bahwa budaya korea telah bercampur dengan budaya lain, sehingga terjadi pergeseran budaya aslinya walaupun tidak secara menyeluruh.

Negara-negara Asia menjadi target pasar yang sangat empuk untuk dijadikan konsumen budaya populer yang berkembang. Hal ini tentu tidak lepas dari pengaruh media massa yang mengekspos budaya ini melalui berbagai media ke seluruh penjuru dunia.

Tidak hanya produk drama ataupun music, produk kecantikan serta produk makanan pun tak luput dari fenomena Korean wave ini. Di sinilah teknik marketing dan iklan digunakan khususnya dalam memasarkan produk secara online.

Pemilihan aktor dalam mempromosikan produknya merupakan salah satu karakteristik strategi marketing korea, seperti memilih idol ataupun para artis yang tengah naik daun.

Punya Drakor dan Group Musik Beken Jadikan Korea Trend Setter Baru Asia

7 Drakor Terbaru Tayang Bulan April 2024, Salah Satunya Parasyte The Grey. Netflix

 

Salah satu alasan pesatnya perkembangan budaya korea adalah daya tarik yang dimiliki negara dengan ciri khas drama series dan grup musiknya. Jutaan penggemar dari grup yang dinaungi agensi-agensi besar menjadi strategi ampuh untuk memperoleh pundi-pundi keuntungan.

Fandom atau kelompok penggemar biasanya menjadi prioritas utama target pemasaran produk. “Harga hanyalah angka”, begitu prinsip para penggemar remaja yang menabung demi bertemu sang idol. Saat seseorang menyukai sesuatu ia akan rela berkorban untuk sesuatu yang diinginkan tersebut.

Tidak hanya remaja, Korean wafe ini juga mempengaruhi berbagai kalangan, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Tak jarang ditemukan anak dan orang tua memiliki hobi yang sama. Boy/girl band seperti BTS dan Blackpink yang sudah mendunia merupakan salah satunya.

Daya Tarik Idol Terhadap Penggemar Hipnotis Mereka Hingga Rela Keluarkan Jutaan Rupiah

Aktor asal Korea Selatan Lee Jae-wook dan Karina aespa. FOTO: ANTARA/Instagram.com @jxxvvxxk @katarinabluu

 

Para penggemar biasanya memiliki satu idol favorit yang mereka dambakan. Daya tarik dari visual yang dimiliki boy/girl band memberikan pesonanya sendiri. Para penggemar terutama remaja rela mengeluarkan uang hingga ratusan juta demi mensupport idol kesayangannya. Menurut para remaja, setiap rupiah yang mereka keluarkan tidak sebanding dengan perjuangan idol favorit mereka.

Untuk menjadi seorang idol, seseorang harus memiliki keterampilan dalam menyanyi, dance, serta visual yang menarik. Pada masa trainee inilah seseorang memperlihatkan keahlian mereka agar dapat debut dengan segera.

Proses ini tentu tidak mudah mengingat ada ribuan serta ratusan para trainee yang sama-sama memiliki keinginan untuk menjadi idol. Seorang idol juga memiliki banyak tuntutan, selain harus memiliki visual yang bagus, postur tubuh atau body juga harus menjadi hal penting.

Agensi besar biasanya memiliki seleksi yang ketat terhadap setiap calon idol yang akan mereka debutkan. Pihak agensi tidak akan cuma-cuma menaikkan nama seorang trainee, mereka tentu memiliki sistem serta aturan yang harus dipatuhi oleh trainee, seperti tidak terlibat dalam masalah yang akan mempengaruhi karier artisnya.

Oleh karena itu, mengetahui perjalanan idolnya yang tidak mudah itulah para penggemar dengan senang hati mengeluarkan uang mereka. Memiliki photocard, lightstick, album, serta hal lainnya yang berhubungan dengan idol mereka memberikan kesenangan tersendiri bagi para penggemar.

Anak Muda Indonesia Jangan Lupakan Budaya Bangsa Sendiri!

Minang Castle in Bukit Tinggi, Padang Indonesia Shutterstock

 

Namun, kesenangan tersebut hendaknya tidak membuat remaja melupakan budayanya sendiri. Saat ini dapat dilihat bahwa kesenian daerah sudah mulai punah, kebudayaan daerah mulai pudar karena tidak ada yang melestarikan.

Keacuhan tersebut yang membuat remaja lupa bahwa tugasnya sebagai generasi muda adalah mempertahankan dan melestarikan budaya nasional. Nah, oleh karena itu, kita sebagai generasi muda hendaklah peduli terhadap kebudayaan agar tidak pudar dimakan waktu.

Mengikuti perkembangan tentu adalah sebuah keharusan, tetapi akan lebih baik jika mempertahankan budaya luhur agar tidak tergerus dan perlahan hilang begitu saja.***FA AULIA

Disclaimer: Fa Aulia, penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat. Diterbitkan sebagai pemenuhan tugas dari kampus yang bersangkutan.

Dapatkan info seputar Nasional dan Daerah dan informasi terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, Sumber Informasi Rakyat Minangkabau.

Editor: Rully Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler