MINANGKABAU: Air Bangis Pasbar Kota Tua Terlupakan yang Pernah Jadi Ibu kota Residentie

- 19 Desember 2023, 06:35 WIB
Kota Tua Air Bangis (doc Air Bangis dotcom)
Kota Tua Air Bangis (doc Air Bangis dotcom) /

MARAWATALK - Air Bangis adalah suatu daerah pesisir yang terletak di pantai barat Sumatra, tepatnya berada di Kecamatan Sungai Beremas, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat.

Dulunya, Air Bangis adalah suatu kota pelabuhan penting sebagai pusat perdagangan VOC atau Belanda. Namun sejarah kota Air Bangis sejauh ini kurang terinformasikan dengan baik.

Padahal kota Air Bangis terbilang kota tua di pantai barat Sumatra. Karena, kota Air Bangis pernah menjadi ibu kota Residentie (sebelum terbentuk Residentie Tapanoeli).

Pada era Republik Indonesia, Provinsi Sumatra Tengah terdiri dari tiga Residentie yakni Sumatera Barat, Riau dan Jambi.

Sehubungan dengan munculnya PRRI, pemerintah RI memecah Provinsi Sumatra Tengah menjadi tiga provinsi yakni Provinsi Sumatra Barat, Provinsi Riau dan Provinsi Jambi.

Pada tahun 1958 pasca PRRI, ibu kota Provinsi Sumatera Barat dipindahkan dari Bukittinggi ke Padang. Salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Barat adalah Kabupaten Pasaman.

Kabupaten ini sangat luas dengan ibu kota di Lubuk Sikaping. Pada tahun 2003 dibentuk kabupaten Pasaman Barat dengan ibu kota Simpang Ampek. Kota Air Bangis berada di kabupaten Pasaman Barat.

Baca Juga: INFO CUACA SUMBAR Masih Diprediksi Basah pada Selasa 19 Desember 2023, BMKG: Waspada Badai Petir

Perubahan dan pergeseran administrasi wilayah di Pantai Barat Sumatra pada era kolonial Belanda menyebabkan sejarah Air Bangis redup. Pada era kemerdekaan Indonesia nama kota Air Bangis seakan terlupakan.

Namun sejarah tetaplah sejarah. Kota Air Bangis memiliki sejarahnya sendiri. Lantas bagaimana sejarah Air Bangis? Satu hal yang terpenting kota Air Bangis memiliki ciri penduduk melting pot.

Suatu kota tidak hanya sekadar nama kota dan kondisi geografis saja. Sejauh penelusuran, tidak ada keterangan yang memuaskan yang menggambarkan populasi kota Air Bangis.

Karakateristik populasi adalah cara terbaik untuk memahami dinamika pertumbuhan dan perkembangan suatu kota. Sebagai proksi gambaran populasi di kota Air Bangis dapat digunakan distribusi populasi di kota Natal.

Dua kota tersebut pada era VOC sudah sangat berkembang jika dibandingkan dua kota kuno yang menjadi tetangganya (Tikoe dan Batahan).

Baca Juga: MINANGKABAU Sebelum Pindah ke Kota Padang, Etnis Tionghoa Ternyata Dulunya Bermukim di Air Bangis Pasbar

Nama Air Bangis

Sungai Air Bangis (Peta 1695) doc Poestaha Depok
Sungai Air Bangis (Peta 1695) doc Poestaha Depok

Apalah arti sebuah nama? Namun menurut N van der Tuuk menganggap nama penting, apalagi nama tempat. Menurut van der Tuuk (1862) Air Bangis, yang mana bangis berasal dari bahasa Jawa (wangi). Dalam perkembangannya orang Mandailing en Angkola menyebut Air Bangis sementara orang Agam melapalkannya sebagai Air Bangih.

Nama Air Bangis adalah nama yang sudah lama dikenal. Tidak dikenal sebagai nama tempat tetapi sebagai nama sungai. Pada Peta 1695 sungai Air Bangis berada di dekat sungai Oedjoeng Gading. Di sebelah utara sungai Air Bangis terdapat sungai Batahan dan sungai Natal.

Dalam hal ini bangis dan bangih tidak memiliki makna apa-apa lagi (hanya merujuk pada nama tempat). Namun asal-usul bangis atau bangih yang berasal dari bahasa Jawa memiliki arti sebagai wangi (meski tidak ada kaitan dengan Banjoewangi, yang mana banjoewangi artinya adalah air wangi).

Namun yang jelas di dalam dokumen lama nama Air Bangis ditulis dengan berbagai cara yaitu Air Bangis, Air Bangies, Ajer Bangis, Aijer Bangis, Aier Bangis, Aer Bangis.

Sementara tidak ditemukan penulisan dalam bentuk Air Bangih. Penulisan dengan pelapalan ajer/ayer, aijer, aier dan aer diduga kuat pengaruh dialek Agam (Peta 1665-1668).

Baca Juga: MUDA Jangan Terburu Nikah, Remaja Miliki Peran Penting Putus Rantai Stunting

Berdasarkan Peta 1665 nama sungai Air Bangis muncul kemudian menggantikan nama sungai Batang Sikabou. Nama Air Bangis sebagai suatu tempat paling tidak sudah diketahui tahun 1761 (Leydse courant, 26-06-1761).

Disebutkan pada tanggal 4 Februari 1760 kapal Prancis berlabuh di Ayer Bangis dan 7 Februari 1860 Inggris mengambil pelabuhan Natal dari Perancis. Pelabuhan Natal ini diduduki oleh 40 Eropa dan 60 orang pribumi. Nama Air Bangis kemudian diberitakan pada tahun 1764 sebagai post perdangan VOC.

Ini menunjukkan bahwa (kota) Air Bangis ini sudah eksis di era VOC dan kota Air Bangis terbilang penting di pantai barat Sumatra. Kota (pelabuhan) Air Bangis tidak hanya pusat perdagangan tetapi juga dijadikan sebagai pusat pemerintahan VOC.

Air Bangis sebagai post perdagangan yang dikuasai oleh VOC dimulai pada tahun 1764. Namun penempatan pejabat baru dimulai pada tahun 1766. Sebagai kedudukan Resident di pantai barat Sumatra berlangsung selama delapan tahun antara tahun 1766 dan 1774 (Groninger courant, 17-12-1824).

Pelabuhan Air Bangis

Air Bangis (Peta 1835) doc Poestaha Depok
Air Bangis (Peta 1835) doc Poestaha Depok

Berdasarkan peta-peta lama (peta kuno), nama-nama tempat di pantai barat Sumatra tidaklah banyak. Kota yang sudah terdeteksi sejak lama adalah kota-kota Baros, Batahan.

Tikoe, Pariaman dan Indrapoera (Peta 1597). Kota-kota ini juga sudah disebut di dalam laporan-laporan di era Portugis. Nama-nama kota Natal, Air Bangis dan Padang serta Tapanoeli (kemudian relokasi ke Sibolga) baru muncul kemudian.

Air Bangis berada di antara kota Natal dan kota Tikoe. Berdasarkan berita tahun 1760 kota Air Bangis sudah dianggap lebih penting dari kota Tikoe dan kota Natal sudah jauh lebih penting dari kota Batahan.

Kapan kota Air Bangis muncul sulit diketahui (sudah barang tentu jauh sebelum tahun 1760). Kota Batahan dan kota Air Bangis posisi GPS-nya masing-masing berada di muara sungai.

Dua sungai yang bermuara ke kota Batahan dan kota Air Bangis bermuara di Hoeta Godang (Mandailing). Puncak gunung tertinggi di wilayah Hoeta Godang adalah gunung Malintang.

Air Bangis sebagai kota pelabuhan haruslah dipandang sebagai ‘hub’ yang mempertemukan muara perdagangan dari pedalaman (khususnya Mandailing) dan pangkal perdagangan ke Eropa (setidaknya ke Belanda, Inggris dan Prancis).

Sangat sulit membayangkan arus perdagangan dari Loeboek Sikaping (Pasaman) mengalir ke (pelabuhan) Air Bangis, karena Loeboek Sikaping lebih dekat ke Tikoe (bahkan ke Pariaman). Arus perdagangan ke Air Bangis diduga telah berkembang ke wilayah Rao.

Secara spasial lanskap Kota Air Bangis berada di sebelah utara Sungai Air Bangis. Ini mengindikasikan bahwa kota ini terbentuk dan berkembang ke arah utara.***

Dapatkan info menarik dan terupdate lainnya hanya di padang.pikiran-rakyat.com, sumber informasi Rakyat Minangkabau.

Editor: Irfansyah Pasaribu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah