Pada abad pertengahan, topi menjadi semakin rumit dan dekoratif. Topi wanita sering dihiasi dengan bulu, pita, dan perhiasan. Topi pria juga menjadi lebih beragam, dengan berbagai gaya yang mencerminkan status sosial dan profesi pemakainya.
Revolusi Industri membawa perubahan besar dalam produksi topi. Mesin-mesin baru memungkinkan topi diproduksi secara massal dengan harga yang lebih murah. Hal ini membuat topi lebih mudah diakses oleh orang-orang dari semua kelas sosial.
Pada abad ke-20, topi mengalami pasang surut popularitas. Pada awal abad ini, topi adalah aksesoris penting untuk pria dan wanita. Namun, popularitas topi mulai menurun pada pertengahan abad ini, karena gaya rambut dan pakaian yang lebih santai menjadi populer.
Perkembangan Topi di Indonesia
![Blangkon adalah penutup atau ikat kepala lelaki dalam tradisi busana Jawa](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2023/09/27/3555170139.jpg)
Baca Juga: Cara Memilih Sepatu Basket yang Tepat: Panduan Lengkap dan Model Terkini Paling Diminati
Di Indonesia, topi juga memiliki sejarah panjang. Topi tradisional seperti blangkon dan udeng digunakan oleh pria di Jawa dan Bali. Topi caping juga digunakan oleh petani untuk melindungi diri dari panas matahari.
Pada masa penjajahan Belanda, topi fedora dan topi koboi menjadi populer di kalangan orang Indonesia. Saat ini, berbagai macam topi modern tersedia di Indonesia, mulai dari topi baseball hingga topi bucket hat.
Topi telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia dan terus menjadi aksesoris yang populer saat ini. Topi memiliki banyak fungsi, mulai dari melindungi kepala hingga menunjukkan gaya pribadi. Dengan begitu banyak jenis topi yang tersedia, Anda pasti dapat menemukan topi yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya Anda.
Disclaimer: Artikel ini hanya sebagai referensi dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi. Ketersediaan model dan harga topi dapat berbeda-beda di setiap toko.***