- Kelelahan atau Kelaparan
Ketika anak lelah atau lapar, toleransi mereka terhadap frustrasi menurun, sehingga lebih rentan terhadap tantrum.
- Kurangnya Keterampilan Komunikasi
Anak-anak yang belum dapat mengekspresikan perasaan atau kebutuhan mereka dengan kata-kata lebih cenderung mengalami tantrum.
- Mencari Perhatian
Tantrum bisa menjadi cara bagi anak untuk mendapatkan perhatian, terutama jika mereka merasa diabaikan.
Cara Mengatasi Tantrum
Mengatasi tantrum membutuhkan kesabaran dan pemahaman. Berikut beberapa strategi yang dapat membantu orang tua atau pengasuh menangani tantrum pada anak.
- Tetap Tenang
Ketika anak mengalami tantrum, penting untuk tetap tenang dan tidak merespons dengan kemarahan. Menjaga ketenangan membantu meredakan ketegangan dan memberi contoh yang baik bagi anak.
- Berikan Waktu dan Ruang
Biarkan anak mengekspresikan emosi mereka dengan aman. Jika memungkinkan, bawa mereka ke tempat yang tenang untuk menenangkan diri. Hindari mencoba menghentikan tantrum dengan memberi apa yang mereka inginkan, karena ini dapat memperkuat perilaku tersebut.
- Alihkan Perhatian
Mengalihkan perhatian anak ke aktivitas lain atau benda yang menarik dapat membantu mengalihkan fokus mereka dari sumber frustrasi.
- Ajarkan Keterampilan Mengatasi Emosi
Saat anak tenang, ajarkan mereka cara mengatasi emosi dan ekspresikan perasaan dengan cara yang tepat. Berikan contoh dan beri mereka kosakata untuk mengkomunikasikan perasaan mereka.
- Tetapkan Batasan yang Konsisten
Konsistensi dalam menetapkan aturan dan batasan membantu anak memahami apa yang diharapkan dari mereka. Ini juga membantu mengurangi frustrasi karena anak tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
- Berikan Dukungan dan Cinta
Setelah tantrum mereda, beri anak dukungan dan cinta. Ini mengingatkan mereka bahwa mereka dicintai terlepas dari perilaku mereka, dan membantu memperkuat hubungan positif antara anak dan orang tua.